Perjuangan Manis Demi Cari Sinyal dan Antar Pesanan Online, Rela Tidur di Gardu dan Jalan Berkilo-kilo

Demi mengantarkan pesanan kopi, ia rela berjalan jauh dan tidur di gardu

oleh Liputan6dotcom diperbarui 29 Agu 2020, 10:01 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2020, 10:01 WIB
Perjuangan Manis Demi Cari Sinyal dan Antar Pesanan Online, Rela Tidur di Gardu dan Jalan Berkilo-kilo
Doc: Istimewa

Liputan6.com, Jakarta Tinggal di lereng Gunung Argopuro (Jawa Timur) yang susah sinyal tidak menyurutkan semangat Manis (25) berjualan online. Penjual kopi asal Probolinggo ini fokus mengembangkan toko online-nya ‘Jualan Masboy’ sejak pandemi melanda.

“Sebelumnya, saya bekerja di Balikpapan 10 tahun sebagai penjual kosmetik dan karena bisnis itu terdampak pandemi, saya pulang ke kampung halaman dan memulai usaha sendiri lewat jalur online,” jelas Manis.

Ia kemudian menjual kopi hasil panen petani setempat. Melalui usaha ini, Manis bertekad untuk lebih menyejahterakan para petani kopi di desanya. “Kanal online membuat akses pemasaran produk para petani kopi di lereng Gunung Argopuro menjadi jauh lebih luas,” katanya.

 

 

Rela tidur di gardu

Perjuangan Manis Demi Cari Sinyal dan Antar Pesanan Online, Rela Tidur di Gardu dan Jalan Berkilo-kilo
Doc: Istimewa

Manis pun selalu memberikan sosialisasi kepada petani setempat mengenai cara merawat kopi dengan tepat agar bisa memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Ia lalu menceritakan perjuangan mendapat sinyal untuk berjualan online, “Rumah saya di lembah dan antena tidak kuat menarik sinyal. Jadi, saya jarang sekali di rumah. Lebih betah di tempat yang ada sinyal. Kadang sampai tidur di gardu atau hammock.”

“Kalau cari sinyal seperti orang camping, harus bawa kompor portable dan mie instan,” tambahnya.

 

Berjalan 7 km memanggul paket kopi

Perjuangan Manis Demi Cari Sinyal dan Antar Pesanan Online, Rela Tidur di Gardu dan Jalan Berkilo-kilo
Doc: Istimewa

Selain berjuang mendapatkan sinyal, Manis rela berjalan kaki berkilo-kilo meter demi menjangkau kurir terdekat. Ia bahkan pernah berjalan kaki memanggul paket kopi 10 kilogram dan menempuh jarak 7 kilometer untuk mengantarkan pesanan ke kurir. 

Jalan di sana masih sangat berbatu sehingga menurutnya lebih aman ditempuh dengan berjalan kaki, “Terlebih kalau hujan, jalanan menjadi sangat licin. Jadi, lebih aman jalan kaki. Kalau tidak hujan, saya biasanya pinjam motor saudara untuk mengantar pesanan ke ekspedisi.”

“Agar konsumen tidak kecewa, meskipun jauh, saya tetap semangat,” katanya.

 

Tak peduli cibiran tetangga

Perjuangan Manis Demi Cari Sinyal dan Antar Pesanan Online, Rela Tidur di Gardu dan Jalan Berkilo-kilo
Doc: Istimewa

Perjuangan Manis perlahan berbuah manis. Kini produk kopi petani lereng Gunung Argopuro yang dipasarkan oleh Manis bisa dinikmati oleh masyarakat luas bahkan hingga ke Kalimantan. Ia juga berencana menambah varian produk lain olahan masyarakat desa, seperti kain dan sebagainya.

Manis juga mendirikan komunitas anak muda yang putus atau selesai sekolah demi mengembangkan produk lokal dan menciptakan kemandirian ekonomi di desanya.

“Walaupun banyak dicibir tetangga karena berjualan online terlihat seperti pengangguran (hanya mengoperasikan gawai), saya akan terus melakukan sosialisasi pemanfaatan platform digital seperti Tokopedia dalam berbisnis demi kemajuan desa,” tutup Manis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya