Liputan6.com, Jakarta - Dalam dua pekan terakhir, para pencinta sepak bola disuguhi kabar bintang Barcelona Lionel Messi yang ingin meninggalkan klubnya. Pemain asal Argentina itu menyampaikan keinginannya pada manajemen dalam bentuk burofax atau dokumen berkuatan hukum.
Kabar yang merebak, Lionel Messi sudah tak betah, terutama usai Barcelona mengalami keterpurukan di musim 2019/2020. Selain tak meraih satu trofi pun, Barcelona juga dipermalukan Bayern Munchen di ajang bergengsi Liga Champions.
Baca Juga
Barcelona di masa lalu pernah menyatakan bahwa mereka sudah memiliki rencana untuk mengatasi pensiunnya Messi, kapan pun itu terjadi. Hanya saja, kenyataannya adalah nomor 10 mereka tidak tergantikan.
Advertisement
Sebenarnya, ketika Lionel Messi memenangkan Ballon d'Or pada Desember 2019, spekulasi mengenai kariernya di Barcelona telah dimulai.
Sang jenius sepak bola Argentina itu, kini berusia 33 tahun. Boleh dibilang, kini Lionel Messi semakin tidak bisa sendirian menyelamatkan Barcelona yang hancur, seperti yang kerap dilakukannya di masa lalu.
Video Pilihan
Penghinaan
Barcelona, ​​meski mengangkat gelar La Liga, sempat terpuruk di penghujung musim 2018-2019. Klub asal Catalan ini, disingkirkan Liverpool di Liga Champions, padahal sudah memimpin 3-0 di leg pertama, termasuk dua gol Messi.
Mereka kemudian gagal meraih gelar di Copa del Rey setelah dikalahkan Valencia 1-2. Lagi-lagi Messi menjadi pencetak gol, meski kali ini hanya gol penghiburan yang terlambat.
Tapi semua itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan musim 2020, dan diakhiri dengan penghinaan yang mengejutkan di Lisbon.
Advertisement
Rasa Malu
Kekalahan memalukan 2-8 dari Bayern Munchen di perempat final Liga Champions di Lisbon 12, sekaligus menandai musim pertama Barcelona tanpa trofi sejak 2007.
Itu juga menandai pertama kalinya Barca kebobolan delapan gol dalam satu pertandingan sejak kalah dari Sevilla 8-0 di Piala Spanyol 1946.
Tak Bisa Meyakinkan
Keributan langsung terjadi. Pelatih Quique Setién dipecat setelah hampir enam bulan bertugas. Direktur olahraga Eric Abidal juga disingkirkan.
Bahkan, penunjukan mantan pemain favorit fans Camp Nou, Ronald Koeman, sebagai pelatih kepala pekan lalu tak bisa meyakinkan Messi untuk bertahan.
Advertisement
Hasil Terendah
Gejolak yang berkembang menyelimuti Barcelona telah tercermin dalam statistik Messi yang semakin berkurang.
Meskipun ia berhasil mencetak 31 gol di semua pertandingan selama musim yang sempat dihentikan virus, itu adalah hasil terendahnya sejak 2007-2008, ketika ia baru berusia 20 tahun.
Messi telah menghabiskan seluruh karier profesionalnya bersama Barcelona, ​​memenangkan 33 trofi, termasuk 10 La Ligas, empat Liga Champions UEFA, tiga Piala Dunia Antarklub, dan enam Piala Spanyol.
Rekor Terbanyak
Sama efektifnya sebagai playmaker atau pencetak gol mematikan yang memukau, Messi memegang rekor gol terbanyak dan hat-trick terbanyak di La Liga dan telah mencetak lebih dari 700 gol senior untuk klub dan negara.
Tapi tahun terhebatnya sudah lama sekali. Pada musim 2011-2012, di bawah Guardiola, ia menjadi pencetak gol terbanyak Barcelona sepanjang masa pada usia hanya 24 tahun. Ia memecahkan rekor gol ke-232 Cesar Rodriguez yang telah berdiri selama 57 tahun.
Advertisement
Simpan Ambisi
Tahun itu Messi mencetak rekor Liga 50 gol dalam perjalanan ke penghitungan musim rekor sepanjang masa Eropa 73. Dia memecahkan 67 gol Gerd Müller yang dicetak di musim 1972-1973 Jerman.
Hampir satu dekade kemudian, Messi masih menyimpan ambisi yang belum terpenuhi, termasuk mahkota Liga Champions lainnya dan trofi utama yang sulit dipahami bersama Albiceleste untuk menambah emas Olimpiade 2008-nya.