Waspada Sakit Kepala Tak Biasa, 80 Persen Pasien Covid Miliki Gejala Mengerikan Ini

Waspada apabila Anda mengalami gejala sakit kepala yang tak biasa.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 14 Okt 2020, 14:02 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2020, 14:02 WIB
Ilustrasi Sakit Kepala
Ilustrasi Sakit Kepala (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta Semakin diteliti oleh para ilmuwan, semakin diketahui bahwa Covid-19 tak hanya memengaruhi paru-paru, tapi juga seluruh tubuh dan pikiran. Apa yang awalnya tampak sebagai penyakit saluran pernapasan ini kini menghadirkan berbagai kondisi lain dan efek jangka panjang, dari ruam hingga rasa lelah berkepanjangan.

Malahan, para peneliti menemukan bukti bahwa gejala mengerikan dari Covid-19 dapat bersifat neurologis. Ini berdasarkan studi baru yang dilakukan oleh Northwestern Medicine yang menemukan bahwa 82 persen pasien yang dirawat di rumah sakit karena virus Corona mengalami gejala neurologis.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penelitiannya

Ilustrasi kesehatan otak
Ilustrasi kesehatan otak (Photo by VSRao on Pixabay)

Para peneliti itu mengamati 509 pasien Covid-19 di Chicago dan menemukan sejumlah gejala neurologis yang muncul, mulai dari nyeri otot dan sakit kepala, hingga nesefalopati (semacam kerusakan pasca-virus pada otak) dan fungsi otak yang berubah. Gejala neurologis yang lebih ringan adalah kebingungan ringan, sementara kasus-kasus yang lebih serius dapat membuat pasien koma.

Ini adalah studi penelitian pertama dari jenisnya di Amerika Serikat dan diawasi oleh Igor Koralnik, MD, kepala penyakit infeksi saraf dan neurologi global di Departemen Neurologi Ken & Ruth Davee di Northwestern Medicine.

"Temuan kami menunjukkan manifestasi neurologis sangat umum pada pasien," kata Koralnik kepada ABC News.

 

Adanya pergeseran fungsi otak

Ilustrasi otak
Ilustrasi tentang otak dan kecerdasan. (Sumber Pixabay)

Penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Clinical and Translational Neurology menemukan bahwa lebih dari dua pertiga pasien yang mengalami pergeseran fungsi otak setelah jatuh sakit, tak dapat merawat diri mereka sendiri pada hari-hari setelah meninggalkan rumah sakit.

"Kami kini mengkarakterisasi efek neurologis jangka panjang dari Covid-19 dan hasil kognitif pada pasien dengan ensefalopati terkait Covid-19," kata Koralnik.

 

Tak selalu berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit

Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Menariknya, dia juga menunjukkan bahwa efek neurologis jangka panjang ini tak selalu berkorelasi dengan seberapa parah penyakit pasien pada awalnya.

"Kami mempelajari hal ini pada pasien yang dipulangkan dari rumah sakit, serta pada efek jangka panjang Covid."

 

Tak perlu panik

Adanya Gangguan Sinkronisasi Informasi Pada Otak
Ilustrasi Gangguan Sinkronisasi Informasi Pada Otak Credit: pexels.com/pixabay

Jadi, apakah Anda harus panik jika sakit kepala? Belum tentu.

"Jika seseorang hanya akan menggunakan sakit kepala sebagai pemicu untuk menjalani tes Covid, sakit kepala itu harus menjadi sakit kepala yang baru bagi mereka atau yang bertahan sedikit lebih lama dari biasanya," kata David Aronoff, MD, kepala Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center, kepada National Public Radio.

"Atau itu terkait dengan gejala lain yang mungkin juga tidak kentara, seperti kelelahan atau perasaan lelah."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya