Liputan6.com, Jakarta Kucing merupakan salah satu hewan paling populer yang dijadikan peliharaan oleh banyak orang. Tingkah mereka yang lucu dan tak dapat ditebak, membuat gemas orang-orang yang melihatnya.
Tak hanya itu, berbeda jenis dan warna bulunya, maka berbeda pula tingkah laku kucing. Tak heran, orang cenderung mendeskripsikan warna, pola, dan panjang bulu kucing untuk mengenali identitas kucing.
Baca Juga
Faktanya, terlepas dari nama jenisnya, kucing sebenarnya memiliki warna dasar bulu yang cukup terbatas, tak seperti ragam warna pada spesies burung, sebut saja warna-warni pada burung kakatua. Melansir Catster.com, warna dasar pada kucing hanya terdiri dari hitam, merah (oranye), putih, dan sisanya adalah warna hasil kombinasi.
Advertisement
"Burung mendapatkan warna yang terang karena struktur kimia bulu dan pengubah asam aminonya, yang berbeda dari tekstur bulu kucing yang pigmentasinya didasarkan pada jenis melanin," kata Joan Miller, ahli kucing terkenal dari Cat Fanciers 'Association.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Adanya gen yang memengaruhi
Ia menambahkan bahwa ratusan warna dan pola yang dimiliki ragam jenis kucing dapat muncul karena faktor pengubah yang mencakup gen dan poligen, yang mengubah warna dasar mereka. Ia memberi contoh, yakni sebuah gen cair, yang merubah warna kucing dari hitam menjadi abu-abu dan merah (oranye) menjadi krem.
Berdasarkan jenisnya, kucing juga memiliki perbedaan pola atau bentuk warna pada bulu mereka masing-masing. Namun, ternyata warna dan pola pada bulu kucing disebut dapat menggambarkan karakteristik dan sifat kucing itu sendiri.
Advertisement
Warna tertentu terkait perilaku tertentu
Pada 2015, beberapa peneliti dari University of California, Davis, AS, mensurvei 1.200  pemilik kucing dan mempublikasikan hasilnya di Journal of Applied Animal Welfare Science. Responden diminta untuk memilih kategori warna yang paling mewakili kucing mereka dan untuk menjawab pertanyaan tentang warna kucing dan perilaku kucing mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa reputasi kucing jenis calicos dan torties memiliki sifat yang tangguh dan tak dapat diprediksi.
Penelitian lainnya dari University of California, Berkeley, dan California State University, East Bay, AS meminta 189 pemilik kucing untuk menetapkan kategori perilaku aktif, pendiam, berani, tenang, ramah, tidak toleran, pemalu, keras kepala, toleran, dan mudah  dilatih terhadap kucing dengan warna berbeda.
Terdapat lima kucing dengan warna berbeda yang diamati, yakni warna merah (oranye), putih, hitam, kombinasi dua warna, dan kombinasi tiga warna berbeda. Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa responden lebih cenderung mengaitkan kucing oranye dengan perilaku ramah, kucing triwarna dengan sikap intoleran, dan sikap pendiam atau suka menyendiri pada kucing putih.
Hanya hasil pengamatan
Hanya saja, survei tersebut memang bukanlah penelitian ilmiah yang mengontrol kemungkinan pengaruh kepribadian lainnya, seperti jenis kelamin dan panjang bulu pada kucing. Survei tersebut merupakan hasil pengamatan dan persepsi manusia saja. Untuk itu, diperlukan lebih banyak penelitian sebelum menyimpulkan bahwa warna kucing memengaruhi kepribadiannya.
Susan Logan McCracken, penulis dan editor Catster, sekaligus pecinta kucing menyampaikan bahwa kucing berbulu panjang umumnya diyakini jinak, sedangkan kucing berbulu pendek konon energik. Namun, ia sendiri memiliki dua kucing oranye jenis bulu panjang, tetapi kepribadian mereka justru saling bertentangan.
"Saya memiliki dua kucing domestik berambut panjang dari asal yang sama. Beberapa teman saya tidak dapat membedakan mereka, dan satu kucing dapat bekerja sebagai pemeran pengganti bagi yang lain. Tapi jika menyangkut kepribadian, keduanya sangat berlawanan. Satunya ramah dan suka menyapa semua orang yang datang ke rumah kami, tapi yang satunya lagi hanya memberi cintanya untukku dan suamiku," tulisnya.
Â
(Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement