Studi: Vegan Ternyata Lebih Rentan Alami Patah Tulang

Sebanyak 43% Vegetarian lebih mungkin menderita patah tulang dibandingkan orang yang suka makan daging.

oleh Ignatia Ivani diperbarui 29 Nov 2020, 16:01 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2020, 16:01 WIB
Ilustrasi Patah Tulang
Ilustrasi Patah Tulang

Liputan6.com, Jakarta Menjadi vegan adalah langkah yang menyehatkan bagi seorang dengan pola makan yang terjaga. Di balik manfaatnya, orang yang makan sayur-sayuran menyimpan risiko membahayakan, terutama riskan menderita patah tulang. 

Baru-baru ini, penelitian dari jurnal BMS Medicine mengugkapkan seorang vegan memiliki risiko 43 persen lebih tinggi mengalami patah tulang dibandingkan mereka yang makan daging, terutama pada bagian pinggul.

Salah satu faktornya terletak pada indeks masssa tubuh (BMI), kalsium, dan protein mulai diperhitungkan untuk mengurangi segala sisi yang berlebih. Hal itu disebutkan oleh studi yang dilakukan pada hampir 50.000 peserta di Inggris.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Risiko patah tulang pinggul

diet keto
ilustrasi diet makan sayur/Photo by Louis Hansel on Unsplash

Pada vegan, Dr Tammy Tong, ahli epidemiologi nutrisi di Nuffield Department of Population Health, University of Oxford menemukan lebih dari 20 kasus per 1.000 orang berisiko patah tulang lebih tinggi selama periode 10 tahun. 

Studi pertama yang membahas risiko patah tulang dan orang kelompok diet melihat perbedaan mendasar terdapat pada bagian tulang pinggul yang dua kali lipat lebih rapuh. 

Lebih lanjut, tim peneliti di Universitas Oxford dan Bristol menganalisis data dari 3.941 kasus patah tulang yang dialami oleh vegan, vegetarian, dan pescetarian terlihat tidak proporsional jika dibandingkan orang pemakan daging.

Faktor indeks massa tubuh

[Fimela] vegetarian
vegetarian | pexels.com/@bulbfish

Sebelumnya, penelitian yang lalu sempat menyinggung kesehatan tulang yang buruk dikaitkan pada BMI, kalsium, dan protein yang dominan rendah. Bila dilihat dari indikasi itu orang vegan mencakup semua yang ditemukan. 

Tidak dipungkiri, pola hidup nabati pada mulanya menjauhkan Anda pada risiko penyakit jantung dan diabetes, tetapi sesekali jangan lupa memastikan kadar kalsium dan protein dalam tubuh serta menjaga BMI yang ideal. 

Untuk mencegahnya, setiap individu perlu mempertimbangkan manfaat dan risiko dari diet mereka. Dengan begitu, Anda bisa menemukan diet yang cocok untuk tubuh sekaligus merasa nyaman saat menjalaninya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya