Liputan6.com, Jakarta - Mandi lumpur menjadi ritual unik membersihkan diri di Pulau Dewata. Umat Hindu di Bali mengikuti tradisi sakral ini yang disebut mebuug-buugan.
Baca Juga
Advertisement
Tradisi ini sarat dengan makna filosofi. Mebuug-buugan berasal dari kata Buug yang artinya tanah atau lumpur. Lumpur dianggap sebagai perlambang hal-hal buruk dan kotor.
Tradisi ini bermakna membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah dilakukan. Ritual mandi lumpur dilakukan sehari setelah Nyepi, saat merayakan Hari Ngembak Geni.
Pria, wanita, anak-anak, orang dewasa, hingga kakek nenek mengenakan busana adat. Mereka memulai acara dengan berdoa bersama.
Setelah itu mereka berjalan bersama sambil menyanyi, menyusuri hutan mangrove untuk mandi lumpur. Setibanya di lokasi, mereka berendam di lumpur.
Canda tawa riang kerap terdengar saat ritual mandi lumpur dilakukan. Anak-anak dan remaja saling menumpukkan lumpur di tubuh maupun kepala.
Setelah mandi lumpur, mereka berarak-arak menuju pantai. Lalu bermain dan menari. Kemudian bersama-sama masuk ke dalam air dan membersihkan lumpur dari seluruh tubuh.
Setelah bersih dari lumpur, mereka menuju Puri untuk bersembahyang. Saat beribadah, mereka menerima percikan air suci atau tirta. Kemudian kembali ke rumah masing-masing.