Jangan Sepelekan, Hipertensi Dapat Menyerang di Usia Muda

Hipertensi bukan penyakit yang eksklusif untuk orang-orang lanjut usia. Kendati, prevalensi meningkat seiring pertumbuhan umur.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2021, 21:10 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2021, 21:10 WIB
Menurunkan Risiko Hipertensi
Ilustrasi Alat Kesehatan Credit: pexels.com/Cycles

Liputan6.com, Jakarta - Hipertensi atau darah tinggi dapat menyerang kaum muda. Sebab, hipertensi bukan penyakit yang eksklusif untuk orang-orang lanjut usia. Kendati, prevalensi meningkat seiring pertumbuhan umur.

Sementara pada usia muda, biasanya masuk dalam kategori hipertensi sekunder. Ini terjadi akibat penyebab tertentu yang berhubungan dengan penyakit di dalam tubuh.

"Misalnya penyempitan pembuluh darah ginjal, dengan memperbaikinya tekanan darah akan terkontrol tanpa obat," ucap President of Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dokter spesialis penyakit dalam, Tunggul D Situmorang, seperti dikutip dari Antara, Senin (6/7/2021).

Tunggul menjelaskan, penyakit hipertensi pada kategori sekunder hanya terjadi pada sebagian kecil orang. Termasuk di kalangan anak-anak yang penyebabnya bisa dicari untuk kemudian diobati.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Video Pilihan


Hipertensi Primer

Ilustrasi hipertensi pada milenial
Ilustrasi hipertensi pada milenial. Photo by Mockup Graphics on Unsplash

 

Adapun hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebab langsung tidak diketahui. Menurut Tunggul, salah satunya ada riwayat keturunan hipertensi pada anggota keluarga lain.

Sementara, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane menyebutkan, ada kecenderungan penderita penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada usia yang lebih muda.

 


Usia 10-15 Tahun

Ilustrasi hipertensi
Ilustrasi hipertensi. (Gambar oleh Ewa Urban dari Pixabay)

 

Merujuk data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, angka kejadian penyakit tidak menular sudah meningkat pada usia 10-15 tahun.

Selain terdapat warisan genetik dari orangtua kepada anaknya, pola hidup dan pola makan tidak sehat yang dilakukan oleh orangtua beserta juga anaknya bisa memunculkan kecenderungan penyakit yang sama.

 

 


Gaya Hidup Sehat

Gambar Ilustrasi Garam
Sumber: Freepik

 

Namun, hipertensi dapat dicegah dengan gaya hidup sehat. Salah satu gaya hidup sehat yang bisa diterapkan adalah membatasi asupan makanan yang asin.

Sekretaris Jenderal Indonesian Society of Hypertension atau InaSH dokter Eka Harmeiwaty menganjurkan untuk membatasi asupan makanan mengandung garam. Periksa label kemasan makanan, terutama untuk orang yang gemar menyantap makanan siap saji yang umumnya tinggi kandungan garam.

Menjaga makanan anak juga membantu mencegah hipertensi sedini mungkin. Eka menekankan kepada orangtua untuk selalu memantau asupan makanan anak.

Menurut Eka, tidak ada salahnya untuk mencicipi dulu jajanan anak, siapa tahu camilan tersebut punya kadar garam yang tinggi. Prinsipnya, bila sudah terasa asin berarti kadar garamnya sudah berlebihan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya