Studi: Orang Kehilangan Selera Humor pada Usia 23 Tahun

Semakin bertambahnya usia, seseorang akan mulai kehilangan selera humornya.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Sep 2021, 18:02 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2021, 18:02 WIB
Ilustrasi Tertawa
Ilustrasi tertawa bersama teman. (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda ingat kapan terakhir Anda tertawa lepas bersama kerabat Anda? Seiring bertambahnya usia, seseorang akan mulai kehilangan selera humornya. Dilansir dari NY Post, hal ini dikenal sebagai kelemahan tebing humor dan memiliki konsekuensi atau dampak yang mengerikan bagi kehidupan pribadi profesional kita. 

Humor dapat meningkatkan kreativitas dan membuat kita merasa cukup aman secara psikologis untuk membagikan ide yang berisiko atau tidak konvensional. Terlebih lagi, humor dapat membantu seseorang untuk penghilang stres.

Dalam sebuah buku yang diterbitkan dengan judul “Humor, Seriously” yang ditulis oleh profesor psikologi Stanford University, Jennifer Aaker dan Naomi Bagdonas menjelaskan temuan dari survei yang mereka lakukan.

Sebuah studi menunjukkan bahwa orang akan cenderung mulai kehilangan selera humor mereka pada usia 23 tahun. Dikutip dari World of Buzz, penelitian ini dilakukan oleh dua akademisi sekolah bisnis dari Universitas Stanford, California. Dalam penelitian ini terungkap bahwa frekuensi orang tertawa atau tersenyum setiap hari mulai menurun. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Banyak orang kehilangan selera humor setelah memasuki dunia kerja

Pekerja Keras
Ilustrasi Zodiak Taurus Credit: pexels.com/Moose

Survei tersebut melibatkan 1,4 juta orang dari 166 negara berbeda yang mengukur berapa kali mereka tertawa atau tersenyum setiap harinya. Kemudian, hasil menunjukkan bahwa rata-rata usia orang mulai jarang tersenyum dan tertawa adalah saat usia 23 tahun dan salah satu alasannya karena mulai memasuki dunia kerja. 

Penelitian ini juga menemukan bahwa rata-rata anak yang berusia empat tahun tertawa sebanyak 300 kali setiap harinya sedangkan seseorang yang berusia 40 tahun tertawa 300 kali selama 10 minggu. Anak-anak menjalani masa kecilnya dengan tanpa beban, namun berbeda dengan orang dewasa yang sudah mulai bekerja. 

Aaker dan Bagdonas mengatakan bahwa setelah seseorang memasuki dunia kerja, mereka tiba-tiba akan menjadi orang yang serius dan penting.

Keduanya juga mensurvei lebih dari 700 pekerja di berbagai industri dan menemukan bahwa ketika seseorang mengejar profesionalisme, mereka cenderung takut dalam menunjukkan selera humor mereka di tempat kerjanya. 

Alasan seseorang kehilangan selera humornya

Ilustrasi pantun lucu
Ilustrasi pantun lucu (Photo by macrovector on Freepik)

Aaker dan Bagdonas juga menunjukkan apa alasan yang membuat seseorang mulai kehilangan selera humornya. Sebagian besar responden yang mengikuti survei meyakini bahwa humor tidak memiliki tempat di tengah kesibukan seseorang yang sedang bekerja dengan serius.

Selanjutnya banyak orang takut menjadi lucu ketika di tempat kerja karena takut apabila lelucon mereka akan gagal.

Alasan lain mengapa orang kerap kehilangan selera humornya lantara terdapat persepsi yang salah bahwa untuk meningkatkan humor, Anda harus lucu. Alasan terakhir lantaran banyak orang memiliki kesalahpahaman bahwa selera humor adalah sesuatu yang Anda miliki sejak lahir atau tidak. 

Penulis:

Stephanie

Universitas Multimedia Nusantara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya