Sejarah Medis Terbaru, Transplantasi Trakea Manusia Pertama di Dunia

Sebuah pencapaian yang membanggakan khususnya di dunia kesehatan. Kemajuan dan keberhasilan di dunia medis sangat diharapkan banyak orang hingga sekarang.

oleh Fany Triany diperbarui 28 Jan 2022, 10:06 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2022, 10:06 WIB
Ilustrasi operasi bedah
Ilustrasi operasi bedah (wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk pertama kalinya, dunia medis berhasil mentransplantasi trakea (tenggorokan) manusia pada pasien kritis akibat asma akut yang dideritanya pada 2014 silam. Keberhasilan ini menjadi tonggak sejarah medis yang berpotensi menyelamatkan ribuan orang dengan cacat lahir, kanker, atau bahkan cedera pada tenggorokan akibat Covid-19.

Dilansir dari wfmz.com, transplantasi pertama ini dilakukan oleh tim ahli bedah di New York kepada pasien bernama Sonia Sein yang berusia 57 tahun.

Sejak tahun 2014, Sonia Sein sudah memiliki masalah pernapasan yaitu asma akut dan harus menjalani beberapa perawatan, seperti intubasi darurat untuk menyelamatkan hidupnya.

Selama bertahun-tahun, Sein hidup dengan bahaya yang tidak bisa dihindari. Kondisi buruk pada trakea atau tenggorokannya itu bisa kapan saja hancur, sehingga dapat mengakibatkan kematian mendadak.

“Kesulitan dalam transplatasi manusia adalah membangun dan menghubungkan kembali aliran darah.”

Begitulah peryataan Dr. Genden yang menangani kasus Sonia Sein. Sein sendiri mengaku sadar akan resiko serius yang harus dihadapi, terkait dengan transplantasi. Tetapi ia sudah tidak punya cukup banyak waktu.

“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Saya hanya ingin menghirup udara secara normal meskipun hanya 5 menit saja," tutur Sonia Sein.

Januari lalu, akhirnya Sonia Sein menjalani operasi transplantasi trakea yang membutuhkan waktu selama 18 jam. Dokter mengangkat trakea yang rusak dan menggantinya dengan organ donor dan pembuluh darah baru.

Kini, kondisi Sein masih belum pulih sepenuhnya. Ia tidak mengalami komplikasi atau tanda-tanda penolakan organ meskipun ia hidup dengan tenggorokan yang terbuka. Sonia Sein masih tetap dalam pantauan medis hingga waktu yang belum ditentukan.

Seluruh tim medis berharap, bisa menutup lubang yang menganga di leher Sonia Sein. Jika berjalan dengan baik, ini akan memungkinkan Sonia sein bisa kembali melakukan aktivitas yang sudah dilewatinya selama 7 tahun, yaitu berenang.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apa itu transplantasi

Ilustrasi gunting bedah
Ilustrasi gunting bedah (pixabay.com)

Transplantasi organ adalah proses memindahkan organ tubuh dari satu manusia ke manusia lain, melalui proses operasi besar. Transplantasi organ merupakan tindakan atau prosedur medis penting, apabila organ tubuh mengalami kerusakan berat dan tidak berfungsi lagi.

Proses transplantasi organ

Detoksifikasi Hati
Ilustrasi Organ Tubuh Credit: pexels.com/Jesso

Proses menjalani transplantasi lebih fokus hal-hal dasar, seperti mempersiapkan diri dari segi mental, fisik dan termasuk juga finansial.

Apa yang harus dilakukan setelah transplantasi organ

Pembedahan
Ilustrasi pembedahan di rumah sakit. (Sumber AFP)

Pemulihan usai tranplantasi organ biasanya bergantung dengan operasi dan proses yang di jalani dari rumah sakit itu sendiri.

 

Selama pemulihan, yang paling diutamakan adalah membuat pasien penerima organ dapat bergerak normal dan organ yang diterima dapat bekerja semestinya.

Kondisi psikologi setelah perawatan

kanker serviks
ilustrasi dokter/Photo by rawpixel.com from Pexels

Orang yang melakukan transplantasi organ biasanya akan mengalami berbagai macam kekhawatiran. Bahkan sebagian orang mengalami depresi atau rasa takut berlebih karna adanya trauma yang diderita.

 

Maka dari itu, sebelum ataupun sesudah melakukan transplantasi biasanya pasien selalu menerima pengawasan dari dokter yang akan menangani tindakan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya