5 Gejala Long Covid yang Harus Diwaspadai

Sayangnya banyak individu yang tidak menyadari efek long Covid hingga memperburuk kesehatan individu.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 11 Mar 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2022, 13:30 WIB
Depresi Menjadi Penyebab Umum Tindakan Bunuh Diri
Ilustrasi Depresi Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Tidak hanya selama masa infeksi, efek Covid-19 juga terlihat pada banyak individu bahkan setelah infeksi mereda. Jika seseorang mengalami efek ringan hingga berat pasca-Covid-19 itu disebut long Covid. 

“Kondisi pasca Covid-19 juga dikenal sebagai long Covid. Mengacu secara kolektif pada konstelasi gejala jangka panjang yang dialami beberapa individu setelah mereka terinfeksi Covid-19,” kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti melansir dari Times of India, Jumat (11/3/2022).

Namun, sayangnya banyak individu yang tidak menyadari efek long Covid hingga memperburuk kesehatan individu.

Beberapa gejala long Covid yang umum adalah kelelahan, sesak napas dan disfungsi kognitif seperti kebingungan, pelupa atau kurangnya fokus dan kejernihan mental.

Untuk itu, penting untuk mengetahui gejala long Covid lainnya agar seseorang bisa mengambil bantuan medis tepat waktu. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Kerusakan saraf

Adanya Kelainan Saraf
Ilustrasi Kelainan Saraf Credit: pexels.com/Anna

Para ahli telah menemukan hubungan antara long Covid dan kerusakan saraf. Para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Institut Kesehatan Nasional telah mengungkapkan bukti neuropati perifer, gejalanya adalah lemas, nyeri pada tangan dan kaki serta kelelahan. 

“Temuan kami menunjukkan bahwa beberapa pasien long Covid mengalami kerusakan pada serat saraf perifer mereka, dan kerusakan pada jenis sel saraf serat kecil mungkin menonjol,” penulis utama Anne Louise Oaklander, seorang peneliti di Departemen Neurologi di Massachusetts General Rumah Sakit mengatakan kepada Harvard.

Mengenai efek dari kondisi tersebut, peneliti mengatakan, “Saya pikir apa yang terjadi di sini adalah saraf yang mengontrol hal-hal seperti pernapasan, pembuluh darah dan pencernaan kita dalam beberapa kasus rusak pada pasien long Covid.”

 

2. Depresi

Depresi atau Gangguan Cemas
Ilustrasi Depresi atau Gangguan Cemas Credit: pexels.com/Ivan

Banyak yang menganggap lockdown pandemi bertanggung jawab atas peningkatan kasus depresi sejak virus Corona. Para ahli telah menemukan hubungan antara depresi dan long Covid. 

“Orang yang telah terinfeksi Covid-19 tiga kali lebih mungkin mengalami kecemasan, dan hampir dua kali lebih mungkin mengalami depresi, dan 2,6 kali lebih mungkin memiliki kedua kondisi tersebut, daripada orang yang tidak pernah terinfeksi Covid-19,” kata seorang peneliti studi yang diterbitkan dalam European Journal of Internal Medicine.

 

3. Kabut otak

Adanya Gangguan Sinkronisasi Informasi Pada Otak
Ilustrasi Gangguan Sinkronisasi Informasi Pada Otak Credit: pexels.com/pixabay

Mengalami kesulitan berkonsentrasi setelah pulih dari Covid adalah salah satu gejala yang umum. Gejala long Covid bisa mencakup kurangnya perhatian, masalah kognitif, kelelahan, masalah perilaku dan gejala neurologis lainnya, kata para ahli. 

“Covid bisa menyebabkan kerusakan otak secara langsung oleh ensefalitis, yang memiliki konsekuensi yang menghancurkan atau tidak ketara,” kata sebuah studi Harvard dan menambahkan bahwa pada banyak orang terlihat tingkat kerusakan kognitif yang parah. 

Sesuai jurnal kesehatan, masalah neurologis ini terlihat hampir 25% orang setelah pulih dari Covid. 

4. Sensasi kesemutan di tubuh

Manfaat Vitamin B Kompleks untuk Sistem Imun Tubuh yang Jarang Diketahui
Ilustrasi tubuh sehat. (dok. Foto Priscilla Du Preez/Unsplash/Dinny Mutiah)

Sensasi kesemutan yang terjadi saat Anda duduk dalam waktu lama yang dialami banyak individu pasca Covid menjadi salah satu gejala Covid yang paling umum. Sensasi kesemutan tidak hanya menjengkelkan, tapi juga mengkhawatirkan dan memengaruhi fungsi normal seseorang. 

Mati rasa atau kesemutan kronis bisa menjadi gejala dari sejumlah gangguan seperti stroke, tumor dan multiple sclerosis. Juga, gangguan jebakan saraf, di mana saraf dikompresi atau dibatasi oleh jaringan di dekatnya bisa menyebabkan parestesia disertai dengan rasa sakit.

Sindrom terowongan carpel adalah contoh dari gangguan jebakan saraf. Covid-19 juga bisa menyebabkan mati rasa dan kesemutan pada beberapa individu.

“Sulit untuk memprediksi siapa yang mungkin mengalami parestesia setelah Covid,” kata laporan University of Michigan.

 

5. Masalah jantung

Saturasi Oksigen
Ilustrasi Penyakit Jantung Credit: unsplash.com/Emily

Covid mempengaruhi banyak organ dan efek mematikannya sebagian besar terlihat di jantung. “Covid-19 adalah badai yang sempurna untuk jantung,” kata Federasi Jantung Dunia (WFH) di awal pandemi. 

Banyak individu juga mengeluhkan masalah jantung setelah sembuh dari Covid-19.

Sebuah studi penelitian tahun 2021, menemukan bahwa seminggu setelah diagnosis Covid-19, risiko serangan jantung pertama meningkat tiga hingga delapan kali lipat.

Studi pada 87.000 orang, di mana 57% adalah wanita, juga menemukan bahwa pada minggu-minggu berikutnya, risiko pembekuan darah dan serangan jantung menurun dengan mantap tapi tetap meningkat setidaknya selama sebulan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya