Doa Nabi Yunus Saat Ditimpa Masalah Berat , Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya

Salah satu doa yang banyak diamalkan saat tertimpa masalah berat yakni doa Nabi Yunus.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 18 Mar 2022, 15:12 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2022, 15:11 WIB
Panduan Tata Cara Puasa Ganti (Qadha)
Ilustrasi Membaca Doa Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalani hidup, setiap individu pasti tak terlepas dari masalah maupun musibah yang berbeda. Menghadapi masalah kecil maupun masalah berat tentu akan membuat seseorang panik dan kebingungan.

Banyak individu menganggap musibah identik dengan hal-hal buruk yang sering kali merugikan. Namun, nyatanya musibah terkadang menjadi anugerah bagi segelintir individu.

Banyak cara yang bisa dilakukan ketika mengalami kebingungan saat mengalami masalah maupun musibah. Selain dengan ikhtiar, Anda juga dianjurkan untuk membaca doa. Salah satu doa yang banyak diamalkan saat tertimpa masalah berat yakni doa Nabi Yunus

Kisah Nabi Yunus saat ditelan seekor ikan besar menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang, khususnya orang Islam saat menghadapi musibah. 

Dikisahkan, Nabi Yunus berada dalam perut binatang laut itu selama 40 hari. Berkat kuasa dan kehendak Allah SWT, dirinya tetap bisa hidup dan keluar darinya dalam keadaan hidup.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Doa Nabi Yunus

Menghambat Terkabulnya Sebuah Doa
Ilustrasi Muslimah Menunaikan Sholat Credit: freepik.com

Berikut doa Nabi Yunus beserta artinya.

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Laa ilaaha illa Anta, subhanaka innii kuntu minaz zalimim.

Artinya,

Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim” (QS Al-Anbiya’ 87).

Surah Al Anbiya ayat 87

Manfaat dan Keutamaan Sholat Dhuha
Ilustrasi Berdoa Credit: pexels.com/pixabay

Alkisah, Nabi Yunus meninggalkan umatnya yang bebal. Mereka terus berpaling darinya dan menyekutukan Allah SWT.

Sikap acuh tersebut mendapat teguran langsung dari Allah, yang termaktub dalam firman-Nya dalam surah Al Anbiya ayat 87.

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ

"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap: ‘Bahwa tak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." 

Melansir NU, Jumat (18/3/2022), dalam Surat Al-Anbiya ayat 87, Nabi Yunus menggunakan kalimat, “an lâ ilâha illa anta” (bahwa tidak ada tuhan kecuali Engkau) yang merupakan bentuk tauhid (pengesaan) kepada Allah dari sesembahan lainnya.

Dilanjutkan dengan kalimat, “subhânaka” (Maha Suci Engkau) sebagai bentuk penyucian Allah dari segala sesuatu. Lalu kalimat, “innî kuntu minadh dhâlimîn” (sesungguhnya aku termasuk golongan orang-orang yang zalim) sebagai bentuk penghambaan kepada Allah. 

Hal ini menunjukkan bahwa di saat berdoa seyogianya kita mentauhidkan Allah terlebih dahulu, lalu menyucikan-Nya dari segala sesuatu dan menzalimkan diri kita sendiri sebagai hamba yang penuh dosa, baru kemudian meminta tanpa henti. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya