Studi: Terlalu Banyak Minum Soda Bisa Picu Risiko Kematian Dini

Studi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih dari satu gelas soda sebulan 17% lebih mungkin meninggal.

oleh Camelia diperbarui 13 Jul 2022, 08:21 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 08:21 WIB
Ilustrasi minuman bersoda
Ilustrasi minuman bersoda (Sumber: Pixabay/Lernestorod)

Liputan6.com, Jakarta - Soda menjadi minuman yang digemari banyak individu. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun banyak yang senang minum soda. Namun efek negatif dari soda dan minuman manis lainnya bagi kesehatan bukanlah rahasia. 

Mengonsumsi minuman ini secara terus menerus dapat meningkatkan risiko diabetes, obesitas, perlemakan hati, dan sindrom metabolik. Meskipun beralih ke soda diet sering dipandang sebagai alternatif, itu juga dapat meningkatkan sindrom metabolik dan risiko stroke.

Dan menurut penelitian, bahkan konsumsi soda diet dapat meningkatkan risiko terkena penyakit yang mengancam jiwa. Lantas bagaimana bisa minum soda meningkatkan risiko kematian dini?

Dilansir dari Boldksy, Selasa (12/7/2022), sebuah studi yang mencakup data dari hampir setengah juta orang Eropa, adalah salah satu yang terbesar dari jenisnya. Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih dari satu gelas soda sebulan 17 persen lebih mungkin meninggal selama hampir dua dekade penelitian dibandingkan orang yang mengonsumsi kurang dari satu gelas per bulan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Alasan Mengapa Minum Diet Soda Dapat Meningkatkan Risiko Kematian Dini

Gemar Minum Soda
Ilustrasi Gemar Minum Soda Credit: pexels.com/Blake

Konsumsi minuman manis dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas. Hal ini, pada gilirannya, dapat memengaruhi efektivitas insulin dalam tubuh, yang dapat menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan (diabetes, penyakit jantung, obesitas, dll.) yang memperpendek harapan hidup seseorang.

Bahkan setelah faktor-faktor seperti merokok, minum alkohol, indeks massa tubuh (BMI), aktivitas fisik, makan buah dan sayuran, dan para peneliti mempertimbangkan konsumsi daging olahan, hasilnya tetap konsisten yaitu, orang yang secara teratur minum soda atau diet soda memiliki risiko kematian dini yang lebih tinggi.

Namun, penelitian saat ini tidak memiliki hubungan sebab-akibat antara konsumsi soda dan risiko kematian dini yang lebih tinggi. Peminum soda mungkin memiliki kebiasaan lain yang meningkatkan risiko kematian dini, seperti merokok atau pola makan yang kurang sehat. Studi lain yang diterbitkan di BMJ dan lainnya di Circulation mengaitkan minum soda dengan kematian akibat kanker dan penyakit jantung.

Risiko kesehatan lain yang terkait dengan konsumsi soda

Minuman Bersoda
Ilustrasi Minuman Bersoda Credit: pexels.com/Jim

Risiko kematian akibat kanker usus besar dan penyakit Parkinson lebih tinggi pada mereka yang mengonsumsi lebih dari satu soda setiap hari (dimaniskan dengan gula atau dimaniskan) dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari satu soda dalam sebulan.

Ada risiko kematian akibat penyakit pencernaan yang lebih tinggi pada orang yang minum lebih dari satu soda manis setiap hari. Orang yang mengonsumsi lebih dari satu kaleng soda pemanis buatan setiap hari memiliki risiko lebih tinggi meninggal akibat penyakit peredaran darah seperti penyakit jantung dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari sekali sebulan.

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya