Kenapa Orang Sering Pusing Kalau Kehujanan?

Apakah kalian tahu, apakah kehujanan merupakan faktor utama dari pusing dan sakit kepala? Simak artikel berikut ini.

oleh Sefan Angeline Reba diperbarui 17 Okt 2022, 12:33 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2022, 12:33 WIB
Cuaca Ekstrem Diperkirakan hingga Akhir Oktober
Kendaraan melintas saat hujan di Pedesterian Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (15/10/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia pada 15 hingga 21 Oktober 2022. Karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan kedepan, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperkirakan musim hujan di Indonesia akan terjadi dari bulan September 2022 hingga Januari 2023.

Peralihan musim kemarau ke musim hujan harus diwaspadai, lantaran banyak aspek yang bisa berdampak ke kesehatan ke orang.

Selain berpengaruh terhadap lingkungan, perubahan cuaca selalu menjadi bencana bagi masyarakat karena dapat mempengaruhi daya tahan tubuh hingga rentan timbulnya sarang penyakit.

Kehujanan dalam durasi yang cukup lama bisa membuat suhu tubuh menurun drastis. Ketika suhu tubuh terlalu rendah, sistem imunitas tubuh bisa turun. Tubuh pun jadi lebih rentan terinfeksi kuman penyebab penyakit.

Faktanya, seringkali anak-anak maupun orang dewasa selalu aware jika terkena rintikan hujan. Mengapa demikian? Pasalnya, hal tersebut salah satu faktor yang dapat menyebabkan pusing dan sakit kepala.

Namun apakah pernyataan itu bisa dibenarkan? Atau bahkan perubahan cuacalah yang menjadi penyebab pusing dan sakit kepala?

Dilansir Klikdokter, Senin (17/10/2022), belum ditemukan penelitian yang menjabarkan hubungan pusing dan sakit kepala yang ditimbulkan akibat rintikan air hujan. Namun, jika dilihat dari penelaahan reaksi dan mekanisme tubuh, dapat disimpulkan menjadi dugaan yang cukup logis.

Berikut adalah pernyataan yang masuk akal terkait hubungan sakit kepala dan pusing akibat rintik air hujan:

1. Perubahan Suhu Tubuh yang Mendadak

Biasanya penyebab orang menjadi sakit setelah kehujanan karena paparan suhu dingin yang ekstrim, sehingga menurunkan sistem daya tahan tubuh dan penyempitan pembuluh darah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Suhu Dingin Saat Hujan

Ilustrasi anak sakit
Pada musim hujan anak rentan terkena demam. Bagaimana cara menghindarinya?

 

 

Diketahui, air hujan akan membuat suhu tubuh lebih dingin terutama di bagian kepala. Kondisi ini membuat tubuh berusaha mengeluarkan energi lebih besar untuk mengurangi rasa dingin. Hal inilah yang membuat orang terpapar pernyakit atau memicu sakit kepala.

Selain itu, tekanan udara yang rendah saat hujan bisa juga mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga memicu terjadinya sakit kepala atau penyakit infeksi lainnya.

2. Infeksi

Virus akan menyebar lebih cepat dan menginfeksi satu sama lain ketika hujan atau cuaca dingin. Hal ini bisa membuat seseorang menjadi lebih mudah sakit karena sistem daya tahan tubuh yang menurun.

3. Kandungan Air Hujan

Air hujan yang turun juga dipercaya mengandung gas-gas atau senyawa yang ada di udara sehingga bersifat lebih asam. Faktanya, hujan yang turun rintik-rintik atau gerimis membuat konsentrasi asam dari gas dan senyawa ini semakin besar, sehingga orang bisa tetap sakit meskipun hanya terkena gerimis.


Perubahan Cuaca

Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Jika seseorang mengalami sakit setelah perubahan cuaca, maka harus lebih diawasi. Diketahui, tekanan atmosfer yang berhubungan dengan perubahan cuaca dapat mengacu pada tekanan di udara atau jumlah gaya yang diterapkan ke tubuh seseorang.

Dilansir Healthline, sebuah penelitian yang terbit pada tahun 2015 menjelaskan efek tekanan atmosfer pada orang yang mengalami sakit kepala kronis. Para peneliti menemukan bahwa hanya sedikit tekanan atmosfer yang terjadi akibat perubahan cuaca dapat menyebabkan pusing dan sakit kepala.

Bahkan yang lebih gawatnya lagi, perubahan cuaca yang ekstrim juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain, seperti mual dan muntah, demam berdarah, pneumonia, hingga infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Tips Atasi Pusing Setelah Kehujanan

1. Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Caranya dengan mengonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, yang meliputi karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah. Jika diperlukan, bisa juga menambahkan suplemen vitamin C.


Cukupi Kebutuhan Cairan Hingga Istirahat Cukup

Tips Agar Tidak Gampang Sakit Di Musim Hujan
Ilustrasi sakit di musim hujan. (Shutterstock)

 

2. Mencukupi Kebutuhan Cairan

Suhu yang dingin terkadang memanipulasi tubuh untuk tidak haus. Faktanya, tubuh sangat membutuhkan cairan. Dengan demikian, seseorang harus mengonsumsi air putih yang banyak, setidaknya 8 gelas sehari sekalipun cuaca sedang tidak terik.

3. Mandi Air Hangat

Cara menghindari pusing setelah kehujanan yang paling awam adalah dengan mandi air hangat. Mandi dengan air hangat bermanfaat untuk menetralkan suhu tubuh. Mandi dengan air hangat juga dapat membuang segala bakteri dan senyawa berbahaya yang menempel selama di beraktivitas di luar.

4. Konsumsi Makanan Hangat

Selain mandi dengan air hangat, konsumsi makanan atau minuman hangat juga penting, seperti sup, teh hangat, hingga wedang jahe. Hal ini dilakukan untuk menetralkan suhu dan meningkatkan daya tahan tubuh.

5. Istirahat Cukup

Penuhi kebutuhan istirahat yang cukup, yakni selama 8 jam. Perlu diingatkan lagi bahwa virus akan lebih mudah menyerang saat tubuh seseorang sedang kelelahan.

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya