Liputan6.com, Jakarta Saat ini, pandemi global telah memengaruhi setiap aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga perdagangan internasional. Terkait penyelenggaraan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20 pada 15-16 November 2022 mendatang, Indonesia selaku tuan rumah menyiapkan tiga pilar utama, yakni mempromosikan produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas, serta memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Baca Juga
Advertisement
Dengan mewakili negara berkembang, Indonesia secara substansial dapat berkontribusi bagi dunia dalam kemajuan ekonomi, bahkan dalam memajukan kesehatan, lingkungan hidup, hingga transformasi digital.
Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik di Kominfo, Usman Kansong, Indonesia ikut peran dalam G20 lantaran dari skala ekonominya, Indonesia berhasil memberikan dampak besar bagi perekonomian dunia.
“Indonesia berhasil mengajak G20 membuat dana abadi, yang mana digunakan untuk ancang-ancang semisalnya pandemi masih berlangsung, “ ungkapnya dalam Acara Diskusi 'Gen Z dan G20' pada Rabu (2/11/2022)
Diketahui, bukan berdasarkan dipilih atau memilih, melainkan dilihat dari segi ukuran ekonomi, yang mana Indonesia sendiri ukuran ekonominya besar sehingga bisa menguasai 80 persen perekonomian dunia. Lantas, apa pengaruhnya G20 ini terhadap Gen Z?
Bekal Masa Depan
Sebagai generasi muda milenial yang melek akan digital, adanya G20 ini sebagai bentuk komunikasi mengenai masa depan kehidupan manusia. Yang berarti Gen Z sendiri lah yang akan merasakannya setelah ini.
“Memang manfaatnya tidak instan, namun bisa menjadi pelajaran ke depannya dalam menggerakan ekonomi negara,” ujar Usman.
Ia membeberkan sedikit fakta bahwa dalam pertemuan G20 ini akan membahas terkait geopolitik, geoekonomi, hingga investasi yang mana bisa membuka dan memperluas lapangan pekerjaan.
Pasalnya, Indonesia sebagai tuan rumah berharap keberlangsungan kegiatan KTT G20 ini bukan hanya menghasilkan konsep ‘abu-abu’, namun juga harus menunjukkan hasil yang konkret supaya bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia maupun dunia.
Indonesia sendiri sudah ada penambahan PDB (Produk Domestik Bruto) yang mana nilai pasar unit usaha barang dan jasa dalam suatu negara sehingga berhasil menggerakan perekonomian dunia.
Advertisement
Youth20 (Y20)
Berkaitan dengan hubungan G20 dengan Gen Z, adanya Youth20 (Y20) yang mana sebagai wadah konsultasi resmi bagi para pemuda dari seluruh negara anggota G20 untuk dapat saling menyuarakan aspirasinya.
Konferensi Y20 pertama diselenggarakan pada tahun 2010. Setelah itu, tuan rumah Y20 akan berganti setiap tahunnya sesuai dengan Presidensi G20 yang sedang berlangsung.
Y20 biasanya diselenggarakan sebelum G20 berlangsung, yang berarti kegiatan KTT Y20 ini sudah dilaksanakan pada 17-24 Juli 2022 lalu di Jakarta dan Bandung dengan menyungsung tema "Dari Pemulihan Ke Resiliensi: Membangun Kembali Agenda Pemuda Pasca Covid-19".
Secara singkat adanya Y20 untuk mendorong generasi muda untuk melek akan perekonominan negara, misalnya dengan meningkatkan jumlah entrepreneur, mendorong untuk menjadi leader di masa depan, hingga meningkatkan UMKM.
Tak heran, alasan G20 memilih figur publik Maudy Ayunda untuk menjadi jubir (juru bicara) Presidensi G20 Indonesia, lantaran ia memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.
“Bukan dilihat dari populernya, atau kecantikannya. Namun ditunjuknya Maudy Ayunda sebagai jubir karena dilihat dari bidang studinya yang tidak jauh dari perekonomian,” kata Usman
Konflik Global
Membahas mengenai isu global yang sedang marak diperbincangkan, G20 tetap mengawasi jalannya isu-isu global yang bertebaran. Kepemimpinan Indonesia dalam G20 ini terlihat dari dibukanya jalur untuk mengurangi krisis pangan di Indonesia maupun dunia. Salah satu contohnya, barang ekspor dan impor yang sampai sekarang masih diizinkan.
“Walaupun G20 ini fokusnya terhadap perekonomian negara, namun jika terjadi dampak dari konflik global, akan tetap diperhatikan. Apalagi berdampak buruk bagi ekonomi,” jelas Usman.
Walaupun G20 merupakan forum kerjasama ekonomi, bukan forum politik, namun tetap memperhatikan dampak dari konflik global. Contohnya, dengan adanya konflik Rusia dan Ukraina, yang mana kedua negara itu juga berperan dalam G20 ini, namun G20 juga aware dari aspek ekonominya, misalnya krisis pangan, krisis energi, fosil, dan lain sebagainya.
Advertisement