Â
Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan CGV menggelar kompetisi film pendek lewat program Save Our Socmed. Kompetisi film pendek ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital dengan mengkampanyekan kesadaran akan bahaya flex culture.
Baca Juga
IOH dan CGV mengumumkan para pemenang di ajang "Awardaning Night SOS Short Movie Competition" di Jakarta, Minggu malam (6/11/2022).
Advertisement
Flex culture diartikan sebagai memamerkan barang-barang mewah yang dimiliki untuk mendapatkan pengakuan atau validasi dari orang lain. Biasanya, flexing dilakukan di media sosial untuk menunjukkan bahwa seseorang tersebut mampu.
Lewat kompetisi yang mengkampanyekan bahaya flex culture ini, Indosat dan CGV ingin anak muda bisa menyikapi gejala sosial yang terjadi di sekitarnya dengan bijak sekaligus untuk mendukung kemajuan perfilman dan ekonomi kreatif.
Director and Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah menyebut, lewat kompetisi ini ada banyak karya kreatif yang menginspirasi masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi media sosial, flex culture, sehingga bisa berpikir dan bertindak lebih positif lagi.
"Semoga program ini bisa terus mengedukasi generasi muda Indonesia dan menjadi wadah kreativitas bagi mereka," kata pria yang karib disapa Danny.
Program ini didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dengan kompetisi film pendek ini, semua pihak mengajak masyarakat untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana membuat konten positif.
Ditonton 6,8 Juta Kali
Adapun film-film yang mengikuti kompetisi dinilai oleh juri yang kompeten di bidangnya. Mulai dari Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam, Produser Founcer Maxima Pictures Ody Mulya Hidayat, Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia Gunawan Paggaru, Pamong Budaya Bidang Perfilman Kemendikbudristek Marlina Yulianty, dan Koordinator Gerakan Bijak Bersocmed, Enda Nasution.
Para peserta sebelumnya mendapatkan pelatihan tentang tata cara pembuatan film dan dampak negatif flex culture dari Badan Perfilman Indonesia, di 10 kota.
Setelah itu, peserta menuangkan ide kreatifnya dalam film pendek berdurasi 10 menit untuk diikutsertakan dalam lomba.
Kompetisi ini berhasil meraih animo tinggi dengan total 467 peserta pelatihan, 124 nominasi video, dan berhasil menembus 6,8 juta penonton di berbagai platform media sosial.
Advertisement
Jadi Penyemangat Generasi Muda
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam menyebut, program literasi dan kompetisi film pendek Save Our Socmed merupakan media yang tepat dan makin mengeksplorasi potensi ekonomi kreatif oleh generasi muda.
"Kompetisi ini berhasil menjadi wadah edukasi anak muda bisa menyikapi gejala sosial yang terjadi di sekitarnya. Mereka menuangkan hasil pembelajaran itu melalui karya yang positif dan kreatif. Generasi muda harus ambil bagian dalam memajukan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual," kata Niel.
Direktur CGV Haryani Suwirman menyebut, pihaknya melihat banyak bakat-bakat dan ide kreatif anak muda yang potensial di Indonesia. Ia berharap, dengan program ini, bisa menjadi penyemangat bagi generasi muda agar tidak menyerah dalam menggapai mimpi dan cita-cita, serta menggali potensi dalam memajukan dunia perfilman Tanah Air.x
Para Pemenang Kompetisi Film Pendek
Adapun pemenang pertama kompetisi SOS diraih oleh tim ActFilm dengan judul Bayangan. Juara kedua diperoleh tim Unlimitale dengan judul film An Xin. Juara ketiga adalah tim Ruang Tengah Media dengan judul film FOMO.
Terdapat beberapa kategori lain seperti Most Views, Most Likes, Most Shared, Best Director, Best Cinematography, Best Screenplay, Best Actor, Best Actrees, Best Teaser, dan Best Poster.
Pemenang dari kompetisi film pendek SOS ini mendapatkan total hadiah Rp100 juta.
Produser Maxima Pictures Ody Mulya Hidayat mengatakan, setelah menyeleksi peserta, acara ini berhasil mengeluarkan bakat-bakat terpendam anak muda Indonesia. "Saya yakin, bakat-bakat muda ini bisa menjadi penggerak industri perfilman Indonesia di masa depan," katanya.
Advertisement