Studi: Terlalu Fokus dengan Smartphone Bisa Menghambat Kreativitas

Bermain smartphone merupakan salah satu cara setiap orang menjauhkan diri dari kebosanan.

oleh Afifah Nur Andini diperbarui 09 Des 2022, 19:30 WIB
Diterbitkan 09 Des 2022, 19:30 WIB
Terlalu Terpaku dengan Smartphone Bisa Menghambat Kreativitas
Terlalu Terpaku dengan Smartphone Bisa Menghambat Kreativitas (Freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bermain smartphone merupakan salah satu cara setiap orang menjauhkan diri dari kebosanan.

Saat kita sudah mulai bosan, yang perlu kita lakukan hanyalah meraih gadget dan membuka aplikasi seperti media sosial atau platform streaming untuk menonton sesuatu.

Di samping hal-hal positif yang dibawa oleh smartphone, ternyata terlalu bergantung dengan gadget juga bisa menyebabkan otak kita kesulitan berpikir kreatif.

Sebuah studi mengenai isu ini dilakukan oleh seorang pelatih kreativitas, Mark McGuinness, yang pernah mempertanyakan, "Mungkinkah kematian terhadap kebosanan berarti kematian terhadap kreativitas juga?"

Studi tersebut diterbitkan di dalam Social Cognitive Affective Neuroscience, yang menunjukkan bahwa terpaku pada smartphone dapat menekan kemampuan otak kita dalam berpikir kreatif.

Melansir The Swaddle Jumat (9/12/2022), para peneliti mengidentifikasi suatu kelompok dengan 48 partisipan dalam kurun usia 18 dan 25 tahun, menggunakan Skala Kecanduan Smartphone (SAS).

Ketika mereka diberikan tugas kreatif, misalnya diminta untuk melakukan penggunaan alternatif dari objek sehari-hari dalam jangka waktu singkat, setiap partisipan yang memiliki skor SAS yang tinggi memiliki kinerja yang buruk dalam menampilkan keunikannya.

Hal ini pun dapat dijelaskan melalui struktur otak mereka. Bagi para individu yang memiliki skor SAS tinggi, para peneliti menemukan bahwa korteks prefrontal otak dan area temporal tidak begitu aktif ketika diminta untuk berpikir kreatif, bertolak belakang dengan orang yang memiliki skor SAS rendah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Orang yang Kecanduan Smartphone Cenderung Lebih Mudah Bosan

Orang yang Kecanduan Smartphone Cenderung Lebih Mudah Bosan
Orang yang Kecanduan Smartphone Cenderung Lebih Mudah Bosan (Freepik.com

Ini bukanlah penelitian pertama yang pernah dilakukan mengenai isu penggunaan smartphone dan kaitannya dengan aspek kognisi.

Ada studi lain yang diterbitkan pada Juni lalu melalui jurnal berjudul "International Journal of Environmental Research and Public Health", yang turut memanfaatkan skor SAS untuk mengukur tingkat kecanduan para partisipannya dengan smartphone.

Melalui penelitian tersebut, mereka mengamati orang-orang dengan skor SAS tinggi menunjukkan ingatan kerja dan kendali perilaku yang rendah.

Dibandingkan dengan orang yang memiliki skor SAS rendah, mereka juga memiliki kecepatan reaksi terhadap visual dan auditori yang buruk,

Berdasarkan penelitian lain yang diterbitkan sekitar beberapa tahun lalu dalam Perspective on Psychological Science menunjukkan kalau pengguna smartphone merasa lebih mudah bosan, karena kecanduannya terus memaksan mereka untuk mencari stimulasi yang lebih besar dari layar.


Hubungan Rasa Bosan dan Pikiran yang Kreatif

Boredom and Creativity
Boredom and Creativity (Freepik.com)

Melansir Psychology Today (09/12/2022), seorang ilmuwan saraf dan psikologi klinis, Ian Robertson mengungkapkan bahwa refleks seseorang yang tanpa ia sadari meraih smartphone sama dengan kebiasaan menggigiti kuku.

Hanya saja yang membuat keduanya berbeda adalah menggigiti kuku hanya memanfaatkan sebagian kecil kapasitas otak dan dapat membantu seseorang berkonsentrasi dalam kegiatan yang sedang ia lakukan.

Di sisi lain, kebiasaan bermain smartphone dapat memanfaatkan seluruh saraf seorang individu. Kebiasaan ini pun akhirnya dapat mengganggu memori dan kreativitas mereka.

Sebuah penelitian lan menunjukkan, ketika sedang bosan, pikiran kita akan menjadi tidak fokus dan terus mengembara. Ini membuat otak kita lebih aktif untuk berpikir daripada sebelumnya. Jadi, pernyataan bahwa otak kita menjadi kosong saat merasa bosan merupakan hal yang keliru.

Seorang ahli saraf kognitif dan profesor psikologi di University of British Columbia, Kalina Christoff mengatakan, pikiran yang mengembara merupakan keadaan otak yang jauh lebih aktif daripada yang pernah dibayangkan.

Menurutnya, pikiran yang tidak fokus dan mengembara sering kali menjadi salah satu sumber munculnya pemikiran kreatif. 


Pemakaian Smartphone yang Terkendali Dapat Meningkatkan Kreativitas

Kids playing with their gadget
Kids playing with their gadget (Freepik.com)

Meskipun kecanduan smartphone dapat menyebabkan berbagai efek samping terhadap kerja otak, tidak berarti keberedaan teknologi tersebut akan selamanya memperburuk kemampuan manusia dalam berpikir kreatif.

Penelitian lain menunjukkan bahwa bermain video game sebenarnya juga bisa melatih pikiran seseorang agar menjadi lebih kreatif.

Teknologi memungkinkan kita menerima aliran informasi yang lebih besar dan peningkatan akses ke berbagai ide-ide untuk meningkatkan kreativitas. Penggunaan smartphone yang sesuai takaran dapat menjadi pupuk tumbuhnya pemikiran yang kreatif.

Sesuai dengan ungkapan bahwa tidak baik melakukan sesuatu secara berlebihan. Menggunakan teknologi-teknologi masa kini dalam aturan waktu yang terkendali tidak hanya bisa meningkatkan kreativitas, tetapi juga membantu orang-orang membagikannya.

INFOGRAFIS: Deretan Gim Online yang Berbahaya Untuk Anak (Triyasni / Liputan6.com)
INFOGRAFIS: Deretan Gim Online yang Berbahaya Untuk Anak (Triyasni / Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya