Hari Ibu, Ketahui Kemuliaan dan Ketulusan Bunda Mengurus Anak dalam Perspektif Agama Islam

Pada perayaan Hari Ibu ini, simak betapa mulia dan tulusnya seorang bunda saat mengurus anak dalam perspektif agama Islam.

oleh Haya Aulia diperbarui 22 Des 2022, 10:46 WIB
Diterbitkan 22 Des 2022, 09:30 WIB
Ilustrasi Ibu dan anak berpelukan
Ilustrasi Ibu dan anak berpelukan (sumber Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Hari Ibu nasional jatuh pada 22 Desember, tepat hari ini, Kamis (22/12/2022). Peran seorang ibu menjadi sangat kuat dan penting bagi seorang anak.

Anak tak akan bisa lahir ke bumi tanpa sosok ibu yang rela mempertaruhkan nyawanya. Inilah mengapa dalam agama Islam, kita sebagai anak perlu menyayangi dan memuliakan ibu.

Sang pahlawan tanpa tanda jasa siap melakukan apapun untuk seorang anak. Bahkan, seorang ibu pun mau mengorbankan hidupnya sendiri demi kebahagiaan sang anak.

Hadirnya perayaan Hari Ibu menjadi suatu bentuk kesadaran seorang anak untuk menghargai segala jasa-jasa yang telah diberikan oleh sang ibunda.

Melansir dari Islam NU Online, Kamis (22/12/2022), jauh sebelum seluruh dunia menetapkan pentingnya peringatan Hari Ibu, Rasulullah SAW telah mengakui sosok ibu begitu mulia.

Mungkin kalian sering mendengar istilah “Surga berada di bawah telapak kaki ibu”. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, sebagai berikut:

  الجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ

Artinya: “Surga itu di bawah telapak kaki ibu”.

Hadis tersebut menjelaskan, seorang ibu mempunyai kedudukan paling mulia, sehingga diibaratkan dengan surga yang begitu indah dan diimpikan semua orang saja tidak lebih tinggi dari seorang ibu, karena berada di bawah telapak kakinya.

Akan tetapi, jangan salah mengartikan bahwa surga serendah itu. Sebagai anak, kalian harus memahami salah satu jalan masuk ke surga adalah berbakti kepada orangtua.

Terlebih lagi, tidaklah mungkin seorang anak bisa masuk surga tanpa tunduk dan patuh kepada seorang ibu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Muliakanlah Ibumu Baru Ayahmu

Keluarga islami
Keluarga islami (sumber Freepik)

Nabi Muhammad SAW menyampaikan kepada umat Islam untuk berbakti kepada ibu tiga kali lebih besar daripada ke ayah. Peristiwa ini telah disebutkan dalam sebuah hadis, sebagai berikut:

مَنْ أحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ : أُمُّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ : أُمُّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ : أُمُّكَ، قَالَ : ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ : أبُوْكَ

Artinya: “Suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW. Orang itu bertanya kepada Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak kami sikapi dengan baik. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, Nabi kemudian menjawab, kemudian ayahmu.” (Hadis yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA).

Hal ini sejalan dengan pentingnya peran ibu ketika mengurus anak. Mulai dari melahirkan, hingga membesarkannya. Oleh karena itu, sebagai anak, kita harus berbakti dan memberikan yang terbaik untuk seorang ibu. 


Peran Ibu Melewati 4 Fase

hamil
ilustrasi hamil/Image by Pexels from Pixabay

Lahirnya seorang anak ke dunia, tentu saja melalui beberapa proses yang melibatkan dua manusia, yaitu ibu dan ayah.

Fase pertama merupakan tahapan yang melibatkan partisipasi dari orangtua. Sosok ayah memainkan peran penting. Sel telur akan dibuahi oleh sperma dari seorang ayah, sehingga terjadi kehamilan yang terbentuk dari gumpalan darah.

Fase kedua adalah kehamilan, karena sperma berhasil membuahi sel telur. Sang ibunda harus menanggung beban selama 9 bulan. Kemana pun ia pergi, sang calon anak pun akan dibawa.

Bahkan, mereka rela merasakan sakit begitu mendalam. Pernahkah terbayangkan olehmu, bagaimana sulitnya seorang ibu mencari posisi terenak untuk tidur? Pasti sulit baginya. Kalian saja, sering berpindah tempat karena kurang nyaman, apalagi ibu.


Fase Ketiga dan Keempat

Ilustrasi ibu dan anak
Ilustrasi ibu dan anak (Dok.Unsplash)

Fase ketiga merupakan peristiwa paling berisiko yang akan dihadapi oleh sang ibu. Melahirkan seorang anak sama saja mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Sudah lelah mengandung, kini ia harus siap menerima risiko, hanya untukmu. Iya, kalian adalah sosok anak yang paling dinantikan olehnya selama 9 bulan.

Tak hanya itu, seorang ibu pun harus melewati fase keempat. Ibu harus mengasihi seorang anak. Dalam proses menyusui ini, sang ibu pun perlu berhati-hati dengan apa yang ia konsumsi agar buah hatinya mendapatkan gizi terbaik.

Belum lagi, tangisan seorang bayi di malam hari yang mengganggu jam tidur sang ibunda. Mereka rela bangun tengah malam memberikan ASI sambil menahan kantuk.

Begitu besar pengorbanan sang ibu, luangkanlah waktumu sekarang untuk memeluknya sebagai ungkapan rasa kasih sayang kepadanya.

Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya