Suka Cita Natal 2022 di AS dan Jepang Terkubur Badai Salju

Perayaan Natal 2022 di AS dan Kanada jadi gelap karena pemadaman listrik akibat badai salju

oleh Muhammad Farhan diperbarui 26 Des 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 26 Des 2022, 14:00 WIB
Foto: Badai Salju
Wanita mencari cara untuk membebaskan mobil setelah terjebak di salju di jalan saat badai salju besar melanda Kanada, Toronto, dan Ontario. (The Guardian)

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin belahan dunia lain merayakan hari Natal dengan suka cita, nyaman, dan aman. Namun, berbeda yang dirasakan oleh lebih dari satu juta warga Amerika Serikat (AS) dan Kanada untuk merayakan Natal 2022 tanpa listrik apapun akibat badai salju sangat dahsyat yang terus melanda wilayah Amerika Utara.

Badai salju tersebut meliputi angin topan layaknya bom saat tekanan atmosfer merosot hingga membawa salju dan angin kencang serta suhu turun drastis menjadi membeku.

Menurut laporan dari BBC yang menyebutkan bahwa hampir dari 250 juta orang terkena dampaknya dan 19 kasus kematian telah dikaitkan dengan badai salju yang membentang lebih dari 2.000 mil (3.200 km) dari Quebec ke Texas. Dampak lainnya, ribuan penerbangan domestik dan internasional dibatalkan selama periode perayaan Natal tahun ini.

Bahkan, negara bagian Montana di AS bagian barat adalah negara yang paling parah terdampak hawa dingin dengan suhu turun sampai -50F (-45C).

Selain Montana, kota Florida dan Georgia yang biasanya lebih sejuk pun mengalami peringatan pembekuan di daerah tersebut.

"Jadi seperti apa visibilitas "nol mil" itu? Nah, inilah pemandangan spektakuler tempat parkir kami di dekat bandara. Ya, ada mobil yang diparkir beberapa meter jauhnya. Kami bahkan tidak ingin diparkir di dalamnya, Anda * pasti * tidak ingin mengemudi di dalamnya. Dengan serius,” tulis National Weather Service (NWS), seperti dikutip dari Twitter resminya @NWSBUFFALO, Senin (26/12/2022).

Hujan Salju di Jepang Membuat 10.000 Rumah Tanpa Listrik dan 13 Orang Tewas

Foto: Badai Salju
Seorang pria tengah membersihkan mobilnya yang terkubur salju di kota Hokkaido, Jepang (Dok. Sky News)

Selain wilayah Amerika Utara (AS dan Kanada) yang terkena badai salju, Jepang pun sama merasakan dampak dari hujan salju yang telah terjadi beberapa hari yang lalu.

Sky News melaporkan bahwa lebih dari 30 orang terluka parah dan lebih dari 50 orang mengalami luka ringan hingga menewaskan 13 orang serta lebih dari 10.000 rumah tanpa listrik.

Selanjutnya, menurut dari Badan Meteorologi Jepang menyebut di sepanjang pantai bagian Jepang utara adanya gelombang tinggi dan badai salju yang dapat menyebabkan salju setinggi 60 cm (2 kaki).

Dampak dari cuaca buruk tersebut semua layanan kereta api dan pesawat terganggu di Jepang utara. Hingga beberapa bagian tengah dan barat mengalami gangguan lalu lintas, menurut lembaga penyiaran publik NHK.

Penurunan Spesies Beruang Kutub di Kanada

Foto: Beruang Kutub
Seekor beruang kutub di dekat Churchill di pantai barat Teluk Hudson, tempat es laut menghilang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. (The Guardian)

Beruang kutub menghilang dengan cepat dari bagian barat Teluk Hudson di ujung selatan Kutub Utara Kanada.

Menurut laporan survei pemerintah Kanada yang mengatakan bahwa beruang kutub hilang diakibatkan penurunan dramatis, termasuk spesies betina atau indukan dan anak.

Selanjutnya, para peneliti pun telah terbang ke wilayah tersebut, termasuk kota Churchill, tujuan wisata yang disebut-sebut sebagai 'ibu kota beruang kutub dunia', setiap lima tahun untuk menghitung jumlah beruang dan mengekstrapolasi tren populasi.

Selama survei terakhir pada akhir Agustus dan awal September 2021, yang hasilnya dirilis awal Desember 2022, mereka melihat 194 beruang serta berdasarkan hitungan tersebut yang memperkirakan total populasi 618 hingga turun dari 842 dari lima tahun sebelumnya (2017-2022).

Perbandingan dengan perkiraan survei udara dari 2011 dan 2016 menunjukkan bahwa populasi Teluk Hudson Barat mungkin saja menurun secara drastis.

Itu juga mengungkapkan penurunan signifikan dalam kelimpahan betina dewasa dan beruang sub-dewasa antara tahun 2011 dan 2021.

"Penurunan yang diamati konsisten dengan prediksi lama mengenai efek demografis dari perubahan iklim pada beruang kutub," kata para peneliti, dilansir dari The Guardian.

Akibat Pemanasan Global, Penguin Kaisar Terancam Punah

Foto: Penguin Kaisar
Di bawah proyeksi pemanasan global saat ini, sebagian besar spesies asli Antartika akan terancam punah, dengan penguin kaisar dalam risiko terbesar. (Australian Antarctic Division)

Menurut penelitian baru yang menguraikan prioritas untuk melindungi keanekaragaman hayati yang menyebutkan bahwa dua pertiga spesies asli Antartika, termasuk penguin kaisar, berada di bawah ancaman kepunahan dan penurunan populasi besar-besaran pada tahun 2100 di bawah lintasan pemanasan global saat ini.

Studi tersebut, sebuah kolaborasi internasional antara ilmuwan, konservasionis, dan pembuat kebijakan dari 28 institusi di 12 negara, mengidentifikasi penguin kaisar sebagai spesies Antartika dengan risiko kepunahan terbesar, diikuti oleh burung laut lain dan nematoda tanah kering.

"Hingga 80 persen koloni penguin kaisar diproyeksikan akan punah pada tahun 2100 (penurunan populasi lebih dari 90 persen) dengan peningkatan emisi gas rumah kaca seperti biasa," kata Dr Jasmine Lee, penulis studi penelitian dari British Antarctic Survey.

Infografis: Bumi Makin Panas, Apa Solusinya? (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Bumi Makin Panas, Apa Solusinya? (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya