Mengenal Social Communication Disorder, Gangguan Komunikasi pada Anak

Social Communication Disorder merupakan gangguan kesulitan dalam menggunakan bahasa untuk kontek sosial, yang berdampak pada kemampuan individu untuk beradaptasi dengan gaya komunikasinya.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 12 Mar 2023, 14:07 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2023, 14:07 WIB
ilustrasi anak bermain
ilustrasi anak bermain. (Dok: Paxels/Polesie Toys)

Liputan6.com, Jakarta - Social Communication Disorder (SCD) merupakan gangguan komunikasi yang biasanya terjadi pada anak-anak. Seorang anak yang memiliki gangguan ini akan kesulitan dalam menggunakan bahasa untuk konteks sosial. Sehingga akan berdampak pada kemampuan individu dalam beradaptasi di lingkungannya.

Anak dengan Social Communication Disosrder (SCD) sering kali salah menginterpretasikan apa yang dikatakan oleh orang lain, hal ini dikarenakan mereka sulit memahami komunikasi verbal ataupun nonverbal. Gangguan ini juga disebut dengan Pragmatic Language Disorder.

Ruang lingkup pragmatik meliputi konteks luar bahasa dan maksud tuturan melalui penafsiran terhadap situasi penuturannya. Misalnya, apa yang harus dikatakan, bagaimana mengatakannya, dan kapan harus mengatakannya.

Pragmatik memiliki tiga keterampilan utama, yaitu menggunakan bahasa untuk tujuan tertentu, mengubah bahasa tergantung dengan situasi dan kondisi dengan siapa berkomunikasi, dan mengikuti aturan dalam percakapan, seperti melakukan alih tutur dalam bicara, tetap pada topik yang dibahas, dan bagaimana bahasa tubuh yang ditunjukkan dalam berkomunikasi.

Melansir dari Web Md, Senin (06/3/2023), anak yang memiliki gangguan ini akan memiliki ciri-ciri spesifik lainnya, seperti:

  1. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD).
  2. Autism Spectrum Disorder (ASD).
  3. Demensia.
  4. Sindrom Down.
  5. Gangguan bahasa lisan.
  6. Gangguan bahasa tulis.
  7. Cedera otak akibat trauma.

Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa masalah hambatan komunikasi sosial adalah masalah yang serius. American Psychiatric Association menekankan bahwa gangguan komunikasi sosial hanya boleh digunakan sebagai diagnosis setelah mengesampingkan kondisi lain, seperti Autism Spectrum Disosrder (ASD).


Gejala Gangguan Komunikasi Sosial

Buku Bergambar
Ilustrasi anak yang belajar dengan baik dengan buku bergambar. (Sumber foto: Pexels.com)

Gejala gangguan komunikasi sosial meliputi:

  1. Keterlambatan berbicara atau speech delay.
  2. Kesulitan untuk memahami apa yang orang lain bicarakan saat berkomunikasi.
  3. Kesulitan dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain.
  4. Kesulitan menggunakan bahasa sosial atau penyalahgunaan kata-kata.

Contoh gangguan komunikasi sosial meliputi:

  1. Kegagalan untuk menyadari bahwa lawan tutur tidak memiliki latar belakang mengenai topik yang sedang dibicarakan.
  2. Kegagalan untuk tetap pada suatu topik yang menyebabkan Anda mengatakan hal yang seharusnya tidak dikatakan selama percakapan terjadi.
  3. Tidak memahami topik dalam percakapan.
  4. Tidak memperhatikan atau memahami isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh.
  5. Tidak memahami bahasa abstrak seperti lelucon, figure, dan sarkasme.
  6. Tidak memahami bahwa dalam suatu percakapan melibatkan pergiliran alih tutur.
  7. Tidak memahami pentingnya latar belakang dari informasi yang sedang dibicarakan sehingga berbicara di luar konteks.

Cara mengatasi sosial communication disorder (SCD)

Keras dan Otoriter
Ilustrasi Pola Asuh Anak Credit: pexels.com/Gustavo

Pengobatan untuk anak yang memiliki gangguan komunikasi sosial dapat dilakukan dengan beragam. Namun, pengobatan tersebut harus mempertimbangkan:

  1. Mempertimbangkan perbedaan norma budaya dan sosial di masyarakat.
  2. Fokus pada hal fungsional, untuk kesembuhan.
  3. Menyesuaikan tujuan dan kebutuhan dari masing-masing pasien, karena setiap pasien akan diberikan pengobatan yang berbeda jika gejala yang ditunjukkan berbeda.
  4. Melibatkan peran keluarga dalam pengobatan. Peran orang tua untuk mengatasi anak yang memiliki gangguan komunikasi sosial sangat penting.

Tujuan pengobatan gangguan komunikasi sosial:

  1. Mengatasi kelemahan fungsi yang mempengaruhi komunikasi sosial.
  2. Melakukan kegiatan dan berpatisipasi sehingga orang dengan gangguan komunikasi mendapatkan keterampilan baru
  3. Mengatasi hambatan sehingga komunikasi dapat berlangsung dengan baik.

Beberapa cara mengatasi anak yang memiliki gangguan komunikasi sosial:

  1. Strategi Keterampilan Skor: Strategi keterampilan skor adalah program kelompok kecil yang membantu peserta fokus pada lima keterampilan: berbagi ide, memuji orang lain, menawarkan bantuan atau dorongan, merekomendasikan perubahan dengan baik, dan melakukan pengendalian diri.
  2. Intervensi Komunikasi Sosial: Intervensi ini berfokus pada pemahaman tujuan komunikasi. Ttermasuk mempelajari naskah sosial dan merefleksikan pertemuan masa lalu.
  3. Proyek Intervensi Komunikasi Sosial: Proyek Intervensi Komunikasi Sosial adalah program yang mengajarkan anak-anak usia sekolah bagaimana memahami isyarat sosial, proses proses, dan menggunakan pragmatik bahasa.
  4. Kelompok Keterampilan Sosial: Kelompok-kelompok ini menggunakan skenario permainan peran untuk membantu individu memahami cara berinteraksi dengan tepat.
  5. Kisah Sosial: Kisah Sosial adalah alat intervensi yang sangat terstruktur yang menggunakan cerita untuk menjelaskan situasi sosial kepada anak -anak, membantu mereka mempelajari perilaku dan tanggapan yang tepat.

Peran orangtua

Manfaat Membacakan Dongeng Pengantar Tidur Untuk Anak
Ilustrasi anak-anak menyimak ibunya membacakan dongeng. (Sumber foto: Pexels.com).
  1. Minta anak untuk menceritakan sebuah kisah dan mengajukan pertanyaan ketika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. Hal ini akan membantu anak dalam memahami informasi yang disampaikan.
  2. Bantu anak untuk memahami topik dalam percakapan dan cerita yang mereka dengar atau mereka baca.
  3. Latih isyarat nonverbal seperti tersenyum, menyilangkan tangan, mengerutkan kening, atau memutar mata. Anda dapat menjelaskan arti dari setiap isyarat dan kemudian meminta anak untuk menjelaskannya kembali.
  4. Berlatih memulai percakapan dengan salam dan mengakhiri percakapan jika sudah tidak ada topik yang harus dibahas.
  5. Beri tahu anak bahwa mereka harus menyesuaikan bahasa mereka tergantung pada siapa mereka berbicara.
  6. Ceritakan sebuah kisah kepada anak dan minta anak untuk memberi tahu informasi apa yang mereka butuhkan untuk memahami ceritanya.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya