Liputan6.com, Jakarta - Rasa bahagia sering sekali dikaitkan dengan perasaan positif dan kepuasan karena kita mendapatkan hal-hal yang diinginkan. Akan tetapi, ada beberapa orang yang beranggapan kalau kebahagiaan itu justru malah membuat mereka takut karena kesialan bisa saja datang. Apakah Anda sendiri mengalami hal seperti itu?
Jika jawabannya iya, bisa jadi Anda mengalami cherophobia. Cherophobia adalah sebutan untuk orang-orang yang memiliki ketakutan berlebih terhadap perasaan bahagia. Istilah ini sendiri berasal dari Bahasa Yunani, dari chero yang berarti untuk bersuka cita dan phobia yang berarti ketakutan berlebih.
Baca Juga
Jenis fobia yang satu ini termasuk jenis yang langka dan unik. Hal ini karena tanda-tandanya pun tidak dapat diketahui secara pasti, sebab setiap pengidapnya akan memiliki gejala yang beragam. Namun, orang yang mengalaminya sering menganggap bahwa setiap sesuatu yang baik terjadi pada diri mereka, hal buruk pasti akan datang menyusul.
Advertisement
Sayangnya, masih belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengkaji fobia ini. Menurut laman Healthline, Kamis (11/5/2023), psikiater paling sering menggunakan kriteria dalam edisi terbaru Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) untuk mendiagnosis kesehatan mental.
Saat ini, DSM-5 sendiri tidak mencantumkan cherophobia sebagai gangguan mental. Sementara itu, beberapa ahli menggolongkannya sebagai salah satu jenis gangguan kecemasan atau anxiety disorder.
Biasanya, jika seseorang dengan cherophobia, mereka tidak memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang terlalu menyenangkan. Perlu diketahui juga bahwa pengidap cherophobia belum tentu orang yang kelihatan selalu bersedih.
Hanya saja, mereka ini sering "dianggap" dan terlihat malas untuk mengikuti kegiatan yang mengarah pada sesuatu yang berbau kegembiraan. Dengan menghindari hal tersebut, mereka akan berharap dapat mencegah hal-hal buruk terjadi di kemudian hari.Â
Apa Penyebab Cherophobia?
Ada kalanya cherophobia berasal dari keyakinan bahwa jika sesuatu yang sangat terjadi pada seseorang atau jika kehidupan mereka bisa berjalan dengan baik, maka peristiwa buruk akan terjadi.
Akibatnya, mereka mungkin takut pada aktivitas yang berkaitan dengan kebahagiaan karena mereka menyakini bahwa hal ini bisa menangkal sesuatu yang buruk. Hal ini bisa saja terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa traumatis fisik atau emosional di masa lalu.
Seorang introvert lebih mungkin mengalami cherophobia. Apalagi seorang introvert biasanya lebih suka melakukan aktivitas sendirian. Mereka sering terlihat pendiam, merasa terintimidasi atau tidak nyaman dalam sebuah kelompok. Termasuk tempat-tempat yang terlalu bising dan banyak orang.
Selain introvert, seseorang dengan kepribadian perfeksionis juga rentan mengalami cherophobia. Mereka yang perfeksionis ini seringkali merasa kalau kebahagiaan hanya dimiliki oleh orang-orang yang malas atau tidak produktif.
Akibatnya, mereka sering menghindari aktivitas yang bisa membawa kebahagiaan bagi mereka karena menganggap hal tersebut tidak membawa keuntungan.
Advertisement
Tanda-tanda Seseorang Mengalami Cherophobia
Dalam kasus cherophobia, seseorang akan merasa cemas ketika berada di dalam kegiatan yang membuatnya bahagia. Tanda-tandanya pun sebenarnya sulit diketahui secara pasti, dikarenakan setiap orang memiliki gejala yang beragam. Namun, ada tanda-tanda umum cherophobia yang paling sering terjadi seperti:
- Merasa cemas saat pergi ke acara sosial yang menyenangkan, seperti pesta, konser, atau acara ulang tahun.
- Sering menolak peluang yang mengarah pada perubahan hidup yang lebih baik karena takut sesuatu yang buruk akan terjadi.
- Tidak mengikuti acara yang sering dianggap orang lain menyenangkan.
- Merasa bahwa kebahagiaan dapat menyebabkan hal buruk terjadi.
- Kebahagiaan hanya membuang-buang waktu dan tenaga.
- Tidak dapat mengatasi perasaan cemas yang dirasakan.
- Pada akhirnya, merasa kebahagiaan tidak baik untuk dirinya sendiri, serta teman atau keluarganya.
Cherophobia adalah sebuah mekanisme yang muncul dalam otak Anda sebagai langkah melindungi diri. Sadar maupun tidak sadar, Anda mungkin sedang mencoba untuk membentengi diri dari trauma, ketakutan, tragedi, atau konflik masa lalu.
Cara Mengatasi Cherophobia
Dikarenakan masih belum banyak penelitian yang mempelajari cherophobia sebagai gangguan khusus, jadi belum ada obat yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi kondisi tersebut. Namun, beberapa metode yang disarankan, antara lain:
- Terapi Perilaku Kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Terapi ini dapat membantu pengidapnya mengenali sumber pemikiran yang keliru serta mengindentifikasi tingkah laku yang dapat membantunya untuk berubah.
- Strategi relaksasi
Cara ini bisa dilakukan dengan melakukan berbagai aktivitas yang membuat pikiran terasa lebih relaks, sebagai contoh berolahraga, menulis, menggambar, atau sekadar menarik napas panjang dan dalam.
- Hipnoterapi
Metode dengan menggunakan hipnotis juga efektif dalam mengatasi masalah ini. Namun, hipnoterapi harus dilakukan oleh ahlinya dan tidak boleh sembarangan.
- Memaparkan kebahagiaan
Menceritakan tentang peristiwa yang bisa memicu kebahagiaan bisa digunakan sebagai salah satu sarana untuk membantu seseorang dan menganggap kalau kebahagiaan tidak memiliki efek buruk sama sekali.
Perlu dicatat, kalau tidak semua pengidap fobia ini membutuhkan perawatan khusus. Sebab, beberapa orang ada yang merasa lebih bahagia dan aman saat mereka menghindari bisa kebahagiaan.
Terlebih kalau kebahagiaan umum tersebut justru dapat mengganggu kehidupan pribadi atau kemampuan beraktivitas, maka mereka mungkin tidak memerlukan perawatan sama sekali. Namun, kalau gejala ini diakibatkan oleh trauma masa lalu, sebaiknya pengobatan cherophobia tetap perlu dilakukan.
Advertisement