Liputan6.com, Jakarta - Imposter syndrome adalah pengalaman psikologis internal yang merasa seperti orang palsu di beberapa bidang kehidupan Anda, terlepas dari kesuksesan apa pun yang telah Anda capai di bidang itu.
Mengatasi imposter syndrome sepenuhnya merupakan tugas yang sagat berat. Lebih baik Anda mencoba menghadapinya dengan melihat pengaruh baik dalam lingkungan kerjamu. Secara tidak sadar, mungkin hal ini dapat membuatmu merasa ragu pada diri sendiri, sulit tidur, dan muncul kecemasan di tempat kerja.
Namun, mengingat banyak dari individu juga hidup dengan imposter syndrome ini, sudah saatnya Anda mencari tahu cara menyalurkan sindrom ini menjadi berguna daripada mengharapkan perubahan yang cepat.
Advertisement
Apabila Anda menerima bahwa imposter syndrome ini adalah bagian dari penampilan profesionalmu, mungkin Anda dapat mengubah kerangkanya. Untuk memulainya, terdapat tiga langkah yang harus Anda lakukan, seperti dilansir dari Happiful, Senin (2/10/2023).
1. Akui dan Terima
Kemungkinan besar, imposter syndrome yang Anda alami saat ini bukanlah pertama kalinya Anda rasakan. Coba pikirkan kembali masa-masa sekolah dulu, apakah Anda khawatir dengan tugas sekolah? atau apakah Anda sering mengharapkan nilai buruk?
Perlu diingat bahwa Anda pernah melakukan hal-hal sulit sebelumnya. Ambillah langkah mundur dan lihat semua yang telah Anda capai. Apabila imposter syndrome adalah sesuatu yang Anda alami sepanjang hidup, ingatkan diri Anda ketika Anda merasa seperti ini.
Cobalah ingat kembali bagaimana Anda melakukannya, meskipun Anda tidak yakin bisa melakukannya atau tidak cukup baik untuk melaluinya sehingga pikiran itu dapat mengacaukannya.
Menurut Jennifer Warwick, seorang konselor, Anda bukan satu-satunya orang yang merasakan bahwa hal ini juga dapat membantu. Cobalah ingatkan diri Anda bahwa imposter syndrome lebih umum terjadi daripada yang Anda kira dan juga dialami oleh banyak individu yang berprestasi.
Anda juga harus menanamkan ke diri Anda untuk tidak membiarkan imposter syndrome ini menghalangi Anda dan mungkin Anda bisa menggunakannya sebagai motivasi.
2. Fokus Pada Empat P (Perfectionism, Paralysis, People-pleasing dan Procrastination)
Empat P dari imposter syndrome ini meliputi perfectionism, paralysis, people-pleasing, dan procrastination. Mungkin Anda mengenali beberapa ciri-ciri ini dalam dirimu yang membuatmu terkadang meragukan diri sendiri.
Namun, mungkin kelemahan yang Anda anggap ini bisa bermanfaat bagimu. Sering dianggap sebagai suatu kesalahan, perfeksionis sebenarnya dapat diubah namanya menjadi sesuatu yang bermanfaat daripada mengkhawatirkan detail-detail kecil, cobalah untuk melihat hal itu secara menyeluruh.
Jika yang Anda alami adalah penundaan atau procrastination maka bersandarlah pada hal tersebut. Daripada mencaci-maki diri sendiri, lebih baik Anda katakan pada diri sendiri bahwa Anda sedang merencanakan atau mempertimbangkan tantangan berikutnya. Mungkin ini hanya caramu mendekati pekerjaanmu.
Menjadi people-pleasing atau berusaha menyenangkan orang lain juga bisa dibingkai ulang. Hal ini tidak selalu harus dianggap sebagai kualitas negatif. Mungkin Anda belum mengetahui keahlianmu ini.
Orang yang suka menyenangkan orang lain cenderung menjadi komunikator yang baik, berempati, dan diplomais. Anda juga perlu mengingat kebutuhanmu sendiri, tetapi dalam lingkungan kerja, ingin memuaskan semua orang bukanlah tujuan yang buruk.
Anda juga perlu untuk menetapkan batasan, mungkin sesuai dengan waktu yang Anda miliki. Pikirkan tentang cara menghabiskan waktu tertentu untuk pekerjaan tertentu daripada melakukannya sampai selesai dengan sempurna. Menambahkan faktor waktu pada tugas yang ada akan memberikan batasan yang baik pada tugas tersebut sehingga kecil kemungkinan Anda akan mengalami kesalahan.
Advertisement
3. Tulis Pencapaianmu
Apabila Anda merasa khawatir mengenai kinerja profesional, Anda harus tahu bahwa perasaan ini memang wajar, tetapi bukan berarti Anda tidak mampu melalui pekerjaan tersebut.
Ketika Anda mempertanyakan kemampuanmu, saat itulah Anda bisa berhenti dan tersadar bahwa itulah yang memang Anda rasakan. Sadarilah bahwa Anda merasa seperti ini karena tugas atau pekerjaan ini penting bagimu dan Anda ingin melakukan yang terbaik.
Sebenarnya, sangat mudah untuk melekat pada perasaan negatif, tetapi mengingat hal positif sangatlah penting. Memperhatikan dan mencatat umpan balik positif atau pencapaian ketika Anda menerimanya akan membantumu mengingat kapan Anda telah berhasil.