6 Hal yang Bisa Kamu Pelajari dari Kintsugi, Seni Merakit Pecahan Tembikar Asal Jepang

Kintsugi adalah seni memperbaiki pecahan tembikar dengan emas, perak, atau platinum dan merayakan bagian yang rusak. Konsep asal Jepang ini sangat relevan dengan gagasan manusia untuk menerima ketidaksempurnaan.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 15 Des 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2023, 18:00 WIB
FOTO: Potret Pembuat Tembikar di Pakistan
Pembuat tembikar menempatkan pot tanah liat untuk dikeringkan di sebuah bengkel di Karachi, Pakistan, Rabu (23/2/2022). (Rizwan TABASSUM/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu mendengar istilah "Kintsugi" asal Jepang? Konsep kintsugi di Jepang ini secara mendalam mirip dengan gagasan manusia yang tidak akan membiarkan kesempurnaan menjadi musuh dari kebaikan. Kintsugi adalah seni memperbaiki pecahan tembikar dengan emas, perak, atau platinum dan merayakan bagian yang rusak. 

Inti dari konsep kintsugi ini adalah menerima ketidaksempurnaan dan memanfaatkan apa yang kamu alami saat ini dengan sebaik-baiknya daripada terus memikirkan hal-hal yang mungkin bisa menjadi lebih baik, tetapi tidak memberikan kepastian. Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari konsep kintsugi untuk keberlansungan hidupmu. Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Psychology Today.

1. Perhatikan Jangka Panjang, Tetapi Fokuskan Energimu pada Jangka Pendek

Kamu perlu membuat rencana untuk membangun masa depan, tetapi kamu juga harus mampu hadir pada saat ini untuk orang-orang di sekitarmu, apa pun kondisinya. Hal ini terutama terjadi selama tiga tahun belakang, ketika banyak dari kamu yang harus menyesuaikan diri dengan bekerja dari rumah dan terhubung dengan keluarga ataupun teman secara online.

Meskipun ini mungkin bukan cara yang paling nyaman atau favorit untuk menghabiskan waktu, tetapi ini adalah hal yang dituntut oleh momen tersebut sehingga kamu harus hadir di depan kamera dan seolah-olah mereka ada di dalam ruangan bersamamu. Memerhatikan masa depan dan tetap fokus pada yang terjadi sekarang merupkan hal penting yang harus kamu lakukan.

 

 

2. Dengarkan Pikiran Batinmu

ilustrasi bahagia
foto: pixabay

Apa yang kamu rasakan selama tiga tahun terakhir? Apakah kamu merasa putus asa karena kehidupan normal begitu lambat untuk kembali? Apakah kamu menyalahkan virus, dunia, atau nasib buruk karena segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencanamu? Dialog batinmu harus berbelas kasihan terhadap diri sendiri, memberi semangat, dan disiplin dengan hidupmu. Dengan kesabaran dan ketangguhan, kamu harus percaya bahwa kamu akan melewati masa sulit tersebut.

3. Jangan Menutup Diri dari Dunia 

Semakin banyak koneksi yang dapat kamu bentuk selama ini, semakin baik pula posisimu di masa depan ketika dunia perlahan kembali normal. Dalam hal pekerjaan, membentuk aliansi dengan profesional lain akan memungkinkan kamu pulih lebih cepat dan melakukannya dengan informasi terbaik yang tersedia. Ini bukan waktunya untuk bersembunyi, kamu harus membiarkan dirimu merasa tidak berdaya. 

 

 

4. Kamu dapat Menyelesaikan Perbaikan dengan Bantuan Orang Lain

Pinjam
Ilustrasi Pertemanan Credit: pexels.com/pixabay

Dilansir dari halaman Aleteia, dalam perjuangan untuk kesehatan emosional, penting diingat bahwa kamu tidak sendirian. Terkadang, depresi dan kesedihan membuatmu berpikir bahwa tidak ada yang akan membantu kamu atau kamu yang tidak ingin menjadi beban dari orang lain dan tidak mau mengganggu siapa pun. Namun, seharusnya tidak demikian.

Dalam kintsugi, kamu dapat menggunakan kepingan yang merupakan bagian dari benda rusak lainnya untuk mengisi celah. Hal yang sama berlaku untuk luka emosionamu. Kamu perlu meminta bantuan orang-orang sekitarmu. Undanglah teman kepercayaanmu ke rumah untuk sekadar minum kopi sembari bercerita. 

5. Bernapaslah dengan Baik

Bukan Balasannya, Tetapi Perasaan Cinta Itu Sendiri yang Membuat Bahagia
Ilustrasi Kisah Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Credit: pexels.com/pixabay

Ketika kamu merekatkan potongan-potongan, resin perekat membutuhkan waktu untuk "bernapas" untuk mengering dan mengeras. Kamu juga perlu waktu untuk berhenti bekerja, menghirup udara segar, dan menenangkan diri. Contohnya, tidur malam yang nyenyak. Menurut sains, tidur sangat penting untuk banyak hal, seperti mengondisikan dan memperkuat apa yang telah kamu pelajari dan memungkinkan tubuhmu sembuh.

Bernapas dalam pengertian ini juga bisa berarti secara harfiah, yaitu proses mendapatkan jumlah oksigen yang baik ke dalam sistem tubuh melalui kegiatan, seperti latihan fisik. Latihan pernapasan sederhana juga terbukti dapat membantu kamu mengatasi kecemasan dan membuatmu lebih tangguh.

6. Belajar untuk Bertahan

Bersikaplah konstan hari demi hari. Pada konsep kintsugi, untuk merekatkan potongan-potongan, perlu menghabiskan waktu untuk menyatukannya sampai lem mengering. Ini membutuhkan kesabaran dan ketenangan. Hal ini tentu memberi kamu waktu untuk merenungkan makna dari apa yang kamu lakukan.

Dalam hidup, kamu perlu bersabar, merenung, dan membentuk kebiasaan baik, itu memang tidak terjadi secara instan. Kamu perlu bertahan, memberikan tekanan harian yang lembut pada dirimu sendiri sampai karakter atau kehidupanmu mengeras menjadi bentuk yang lebih baru dan lebih baik.

Infografis Mengenal Mengenai Self Diagnosis pada Kesehatan Mental
Mengenal Mengenai Self Diagnosis pada Kesehatan Mental.(Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya