Prediksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun Pemilu, Allianz Gelar Diskusi Ekonomi dan Investasi Outlook 2024

Allianz Indonesia gelar diskusi media tentang tantangan dan peluang ekonomi dan investasi dalam pesta demokrasi, pemilu 2024 pada Kamis (14/12/23) melalui zoom meeting.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 15 Des 2023, 19:04 WIB
Diterbitkan 15 Des 2023, 19:04 WIB
Diskusi Media - Allianz Indonesia
Para narasumber dalam Diskusi Ekonomi dan Investasi Outlook 2024, Allianz Indonesia (Liputan6.com/Wanda Andita Putri)

Liputan6.com, Jakarta - Penghujung tahun 2023 hampir di depan mata, sudah seharusnya masyarakat Indonesia siap membuka lembaran baru dan menyambut tahun 2024 dengan suka cita karena bertepatan dengan pesta demokrasi Indonesia. Pemilu 2024 akan menjadi sorotan utama, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara besar di dunia, seperti Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Taiwan, Mesir, dan lainnya.

Pemilihan Umum (Pemilu) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Namun, kontestasi politik dan moneter global juga menimbulkan berbagai risiko dan ketidakpastian bagi seluruh dunia.

Sebagai upaya dalam mempersiapkan kemungkinan yang akan terjadi, Allianz Indonesia menggelar diskusi media yang mengusung tema "Economy and Investment Outlook 2024: Insurance & Media Industry in Political Year". Diskusi ini bertujuan memberikan wawasan dan informasi kepada pengamat ekonomi dan perwakilan media perihal potensi risiko maupun peluang di tahun 2024, serta strategi untuk mengantisipasi dan menindaklanjutinya.

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024

Poltak Hotradero, Business Development Advisor, Bursa Efek Indonesia, menyoroti faktor geopolitik yang kemungkinan besar memicu volatilitas pasar. Merujuk berbagai studi badan internasional, ekonomi global diperkirakan akan melambat pada tahun 2024, terutama karena imbas dari perlambatan ekonomi China yang diwarnai dengan melemahnya sisi konsumsi, investasi dan perdagangan.

Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada 2024 mendatang. Meskipun kondisi saat ini masih penuh dengan ketidakpastian, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan stabilitas yang cukup siginifikan. Hal ini tercermin dari tingkat inflasi yang diperkirakan dapat terjaga kisaran 2,3--2,4%, serta pertumbuhan ekonomi yang secara konsisten berada di atas 5%.

Potensi ekonomi karbon Indonesia juga menjadi salah satu penyangga perekonomian. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak 29--41% pada 2030. Bila dikelola dengan baik, potensi pendapatan yang dihasilkan dari kebijakan ini bisa mencapai Rp8.000 triliun dengan 113,18 gigaton total penyerapan emisi karbon.

"Indonesia perlu mempertahankan optimismenya dalam menyambut 2024. Meskipun ada beberapa risiko dari sisi domestik maupun eksternal yang mungkin terjadi dari pelaksanaan Pemilu, tetapi bila dilihat dari tren beberapa kali pelaksanaannya di Indonesia, Pemilu tetap dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi pihak regulator untuk menjaga kebijakan ekonomi dan perdagangan agar stabilitas, tingkat harga, dan nilai tukar tetap terjaga guna mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Poltak dalam penyampaian materinya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tantangan dan Peluang Asuransi di 2024

Diskusi Media - Allianz Indonesia
Penyampaian Materi oleh Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer, Allianz Life Indonesia (Liputan6.com/Wanda Andita Putri)

Perlu diketahui, meskipun industri asuransi berpotensi terkena dampak dari kemungkinan perubahan situasi kondisi ekonomi global dan tahun politik, tetapi imbasnya tidak secara signifikan karena kebutuhan masyarakat akan solusi perlindungan asuransi akan tetap ada. Kondisi yang saat ini dihadapi oleh industri asuransi di Indonesia ialah membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, terutama dalam tingkat literasi dan penetrasi asuransi yang masih rendah.

Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer, Allianz Life Indonesia, berkomitmen untuk meningkatkan literasi finansial dan penetrasi asuransi melalui berbagai gerakan inisiatif, serta menyediakan kemudahan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan keamanan asuransi.

"Allianz berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi finansial dan penetrasi asuransi melalui berbagai inisiatif yang akan digelar. Hingga November 2023, Allianz telah menggelar 613 acara literasi keuangan dan menjangkau lebih dari 635 ribu penerima manfaat. Kami juga terus menyediakan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan proteksi asuransi yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sesuai dengan komitmen Allianz untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan literasi dan penetrasi asuransi," kata Ni Made dalam penyampaian materinya.

Dalam pemaparan materinya, Ni Made menyampaikan tiga tantangan yang akan dihadapi oleh industri asuransi pada 2024 mendatang, tetapi tantangan ini juga bisa menjadi peluang bagi Allianz dalam segi bisnis dan pengelolaan portofolio, berikut rinciannya:

  • Walaupun ekonomi Indonesia terlihat cukup kuat, tetapi ternyata masih ada tantangan ekonomi global dan geopolitik yang akan dihadapi Indonesia;
  • Terjadi pergeseran ke asuransi tradisonal meskipun produk unik link masih tetap diminati di tengah masyarakat;
  • Masih banyak segmen masalah yang belum terlindungi.

Di balik tantangan, tentu tetap ada peluang yang bisa dirasakan oleh industri asuransi pada 2024, seperti:

  • Generasi muda yang terus bertumbuh;
  • Perkembangan teknologi untuk solusi proteksi dan layanan;
  • Penyediaan proteksi yang lengkap untuk memenuhi beragam segmen masyarakat.

 

 

 


Faktor Penguat Perekonomian Indonesia

Strategi Peningkatan Literasi Keuangan - Allianz Indonesia
Tangkapan layar Diskusi Ekonomi dan Investasi Outlook 2024, Allianz Indonesia

Pada 2024, volatilitas ekonomi global masih akan berlanjut, tetapi masih ada optimisme pada kondisi ekonomi Indonesia yang cukup kuat dalam menghadapi berbagai tantangan, walaupun akan sedikit melambat. Kondisi pasar akan memengaruhi kinerja investasi, hal ini akan berimbas juga pada kinerja subdana asuransi jiwa unit link.  

Masyarakat juga akan semakin cermat dalam memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, produk asuransi jiwa unit link masih tetap diminati karena karakteristik produknya menawarkan perlindungan yang dapat dilengkapi dengan berbagai manfaat tambahan dan fleksibilitas.

Lalu berbagai lapisan masyarakat yang ada di Indonesia memiliki kebutuhan akan perlindungannya masing-masing, dan banyak sekali lapisan masyarakat yang belum terlindungi asuransi. Oleh karena itu, untuk menjangkau dan memberikan layanan ke berbagai lapisan tersebut, tentunya pelaku asuransi harus melakukan inovasi dan ragam solusi serta layanan.

Di sisi lain, jumlah generasi muda yang kian bertumbuh menjadi faktor penguat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Masyarakat yang lebih muda memiliki karakteristik yang lebih dinamis, senang dengan hal yang mudah dan cepat, serta sangat piawai dengan penggunaan digital. Oleh karena itu, pelaku asuransi perlu menyediakan solusi dan layanan yang inklusif serta memberikan kemudahan. Kemudian, perkembangan ekonomi syariah dan halal lifestyle juga menjadi latar belakang terciptanya permintaan pasar terhadap asuransi syariah, yang menawarkan nilai-nilai universal dan saling berbagi kebaikan antarsesama.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya