Fakta Kadal Basilisk, Si Pelari Cepat di Permukaan Air

Kadal basilisk, reptil cantik dari hutan hujan sungai di Amerika Tengah/Selatan. Variasi warna unik membedakan spesies. Kemampuan berenang dan berlari di atas air membuatnya unik di dunia reptil. Eksplorasi warna dan adaptasi basilisk mengungkap keunikan hidup di habitat hutan hujan yang penuh tantangan.

oleh Haneeza Afra Nur Zhafirah diperbarui 09 Jan 2024, 17:43 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2024, 21:44 WIB
Kadal air
Foto: Learn About Nature

Liputan6.com, Jakarta Kadal basilisk, atau yang lebih dikenal sebagai basilisk, adalah reptil yang mempesona namun memiliki reputasi yang kurang menyenangkan. Kehidupan sehari-hari mereka terutama terjalin di hutan hujan yang tumbuh subur di sepanjang sungai, tempat mereka menemukan lingkungan yang ideal untuk menghabiskan hari-hari mereka. Keunikan basilisk tidak hanya terletak pada penampilan mereka yang cantik, tetapi juga pada kemampuan unik mereka yang membedakan mereka dari reptil lainnya.

Ketika mencari kadal basilisk, pengamat dapat memperhatikan variasi warna yang mencolok yang menjadi ciri khas setiap spesies. Sementara beberapa spesies basilisk mungkin hadir dengan warna coklat dan krem yang lebih netral, ada pula yang mempesona dengan nuansa hijau cerah yang memungkinkan mereka menyatu dengan latar belakang lingkungan di Amerika Tengah dan Selatan. Perbedaan ini menjadi salah satu cara utama untuk mengidentifikasi dan memahami keberagaman basilisk yang mendiami berbagai wilayah ini.

Basilisk memiliki kecenderungan untuk menghabiskan waktu di dekat sungai, dan keterampilan mereka dalam berenang sangat mengesankan. Satu hal yang membedakan mereka adalah kemampuan untuk berlari di atas permukaan air dengan kecepatan yang luar biasa, tanpa tenggelam. Fenomena ini memberikan mereka julukan "kadal air" atau "kadal berlari," memperlihatkan adaptasi menarik yang membuat mereka unik di antara reptil lainnya.

Dalam eksplorasi kehidupan kadal basilisk, kita dapat menggali lebih dalam tentang cara mereka menyatu dengan lingkungan sekitar dan bagaimana keunikan warna mereka membantu mereka bertahan hidup. Berikut ulasannya dirangkum dari a-z-animals.com!

1. Makna di Balik Nama Kadal Basilisk

Kadal air
Foto: Tetrapod Zoology

Kadal basilisk, secara ilmiah dikenal sebagai Basiliscus, merupakan anggota genus yang mencakup empat spesies unik, yakni B. plumifrons, B. basiliscus, B. galeritus, dan B. vittatus. Dalam taksonomi, mereka tergolong dalam keluarga Corytophanidae, yang merupakan bagian dari kelas Reptilia. Nama ilmiah mereka, Basiliscus, memiliki akar kata dari bahasa Yunani, yaitu "basilískos", yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "raja kecil." Nama ini mencerminkan daya tarik dan keanggunan yang melekat pada reptil ini, menciptakan gambaran simbolis tentang kekuatan dan keunikan mereka di dunia satwa liar.

Masing-masing spesies dalam genus Basiliscus memiliki karakteristik yang membedakan, termasuk perbedaan dalam warna dan pola tubuh mereka. Penelitian lebih lanjut tentang taksonomi dan perilaku spesies ini menjadi kunci untuk memahami keragaman dan peran masing-masing kadal basilisk dalam ekosistem hutan hujan Amerika Tengah dan Selatan. Melalui nama ilmiah mereka, ilmuwan dan peneliti dapat membangun dasar untuk memahami lebih dalam tentang evolusi, ekologi, dan perilaku unik kadal basilisk.

Selain menarik perhatian dengan kecantikan dan keunikan penampilan mereka, kadal basilisk dengan nama ilmiah Basiliscus juga menunjukkan hubungan evolusioner dan peranan pentingnya dalam ekosistem hutan hujan. Studi lebih lanjut terhadap genus ini dapat memberikan wawasan yang lebih kaya tentang dinamika alam dan interaksi antara kadal basilisk dengan lingkungan sekitarnya, menyediakan sumbangan berharga bagi pemahaman ilmiah tentang kehidupan di habitat tropis yang penuh keajaiban.

 

2. Tak Banyak Mobilitas, Kadal Basilisk Punya Tempat Tinggal Tetap

Kadal air
Foto: ABDragons

Kadal basilisk, terutama yang dikenal sebagai Kadal Yesus, memiliki akar nenek moyangnya pada spesies purba yang menelusuri permukaan air dalam jarak dekat. Sebagai nenek moyang paling awal dari basilisk modern, mereka menetap di hutan hujan tropis Wyoming sekitar 48 juta tahun yang lalu. Evolusi ini menandai langkah awal dalam perkembangan kadal basilisk, yang kemudian dikenal dengan kemampuannya berlari di atas permukaan air dengan kecepatan luar biasa, memberikan mereka julukan yang mencolok, Kadal Yesus.

Basilisk jambul hijau, salah satu dari empat spesies dalam genus Basiliscus, menemukan rumahnya di hutan tropis Amerika Tengah, termasuk Kosta Rika, Honduras, Nikaragua, dan Panama. Spesies ini menghuni ketinggian antara permukaan laut hingga 2.542 kaki dan secara umum dianggap sebagai reptil semi-arboreal dan semi-akuatik. Karakteristik khusus dari kaki belakangnya yang berujung panjang, kulit berpohon, dan sisik unik di kakinya memberikan basilisk jambul hijau kemampuan untuk berlari melintasi air, dengan kaki yang memantul di permukaan tanah, menciptakan kantong udara dan mencegahnya tenggelam.

Adaptasi unik kaki belakang basilisk hijau memberikan wawasan menarik tentang evolusi dan kemampuan beradaptasi yang memungkinkan mereka untuk bertahan dalam lingkungan yang penuh tantangan. Studi lebih lanjut terhadap perilaku dan karakteristik fisik basilisk jambul hijau tidak hanya mengungkapkan keajaiban evolusi reptil ini, tetapi juga memberikan kontribusi berharga terhadap pemahaman kita tentang bagaimana spesies dapat bertransformasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan sepanjang waktu.

3. Panjang Kadal Basilisk 75% Didapatkan dari Ukuran Ekornya

Kadal air
Foto: Wikipedia

Daya tarik kadal basilisk tidak hanya terletak pada keunikan perilaku atau kemampuan berlari di atas air, tetapi juga pada palet warna yang memukau. Variasi warna yang luar biasa dari merah, hijau, biru, hingga kuning membuat kadal basilisk menjadi objek kekaguman. Warna ini bukan hanya elemen estetika, tetapi juga memainkan peran penting dalam identifikasi spesies. Sebagai contoh, basilisk yang umum cenderung memiliki warna coklat dan krem, sementara basilisk berbulu menyajikan rentang warna hijau yang mencakup berbagai nuansa, termasuk hijau tua dan biru kehijauan. Dengan perut yang sering berwarna kuning dan bintik-bintik di leher, perbedaan warna ini memudahkan pengamat untuk mengidentifikasi dan memahami keragaman spesies basilisk.

Selain keanekaragaman warna yang memikat, proporsi tubuh kadal basilisk, khususnya panjang ekor, juga menjadi karakteristik menarik. Dalam hal ini, ekor mereka menyumbang sekitar 75% dari total panjang tubuh kadal. Rata-rata panjang total, termasuk ekor, mencapai sekitar 2,5 kaki. Keunikan struktur tubuh ini memberikan mereka kemampuan untuk berlari di atas air dengan kecepatan yang mengagumkan. Kaki mereka yang dilengkapi dengan adaptasi unik, seperti engsel dan tulang berlubang, membantu mereka tetap mengapung dan bergerak dengan lincah di habitat mereka.

Dengan kombinasi palet warna yang indah dan struktur tubuh yang unik, kadal basilisk tidak hanya mencuri perhatian dari segi visual, tetapi juga menjadi objek studi menarik dalam konteks evolusi dan adaptasi. Pemahaman terhadap keterkaitan antara karakteristik warna dan struktur tubuh membuka jendela ilmiah yang mengungkap keajaiban evolusi dan peran pentingnya dalam kelangsungan hidup spesies ini di alam liar.

4. Basilisk Jadi Salah Satu Kadal yang Tak Ramah dengan Manusia

Kadal air
Foto: Lisa Hubbard/Cincinnati Zoo

Meskipun pesona kadal basilisk dapat memikat, penting untuk diingat bahwa kecantikan mereka tidak sebanding dengan tingkat keterbukaan atau kebersahajaan mereka terhadap manusia. Kadal basilisk dikenal sebagai makhluk yang tidak ramah dan dapat menjadi sangat gelisah serta takut bila berada di dekat manusia. Reaksi ini sebagian besar dipicu oleh naluri alaminya untuk melarikan diri dari ancaman atau berhadapan dengan pemangsa potensial. Oleh karena itu, meski mengagumi mereka dari kejauhan adalah pilihan yang bijak untuk memastikan keberlangsungan hidup mereka di alam liar.

Kehidupan sehari-hari kadal basilisk dipenuhi dengan aktivitas mencari makan dan berjemur di tepi air. Mereka memiliki kecenderungan untuk menjalani kehidupan soliter, menghindari interaksi yang berlebihan dengan sesama makhluk, termasuk manusia. Selama hari-hari yang cerah, kadal basilisk sering kali terlihat bersantai di bawah sinar matahari di sekitar sungai atau danau. Meskipun terampil dalam berlari di atas air untuk menghindari predasi, saat mereka beristirahat, beberapa di antara mereka memilih tidur di pohon dengan ketinggian mencapai 20 meter, menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi hidup yang menarik.

Menjaga jarak dan menghormati kehidupan liar kadal basilisk adalah kunci untuk memelihara keseimbangan ekosistem mereka. Kehadiran manusia yang bijaksana dan penuh perhatian akan membantu memastikan bahwa spesies ini tetap dapat berkembang biak dan menjalani kehidupan alami mereka tanpa gangguan berlebihan dari aktivitas manusia.

5. Habitat Idealnya di Dekat Air

Menemui kadal basilisk dalam habitat alaminya adalah pengalaman yang membutuhkan perjalanan khusus ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kehadiran mereka yang mendominasi hutan hujan membuat mereka menjadi objek penelitian dan kekaguman bagi para pengamat alam.

Kadal basilisk lebih memilih untuk menetap di daerah yang dekat dengan air, terutama sungai, yang tidak hanya memberikan akses mudah untuk menjelajah namun juga merupakan tempat berburu utama mereka. Lingkungan ini memberi mereka kesempatan untuk menjalankan kehidupan semi-akuatik dan semi-arboreal dengan baik, sejalan dengan adaptasi unik yang membedakan mereka di antara reptil lainnya.

Hidupnya yang bersifat semi-akuatik memungkinkan kadal basilisk untuk menemukan habitat yang ideal hingga ketinggian mencapai 775 meter di atas permukaan laut. Kemampuan berenang dan berlari di atas air memberikan mereka keunggulan dalam mencari makan dan menghindari pemangsa. Dengan preferensi hidup di hutan hujan, mereka dapat dijumpai di berbagai wilayah di Amerika Tengah dan Selatan yang menyajikan lanskap yang subur dan beragam.

Keberadaan kadal basilisk dalam ekosistem Amerika Tengah dan Amerika Selatan menyoroti pentingnya menjaga keberlanjutan habitat alam. Perjalanan khusus untuk menemui mereka bukan hanya kesempatan untuk mengamati keunikan biologis, tetapi juga menjadi panggilan untuk melindungi dan melestarikan lingkungan mereka agar keberadaan spesies ini tetap terjamin di masa depan.

6. 20% hingga 30% Makanannya Terdiri dari Tumbuhan

Kadal air
Foto: Pittsburgh Post-Gazette

Kehidupan makanan kadal basilisk menunjukkan variasi yang signifikan dari satu spesies ke spesies lainnya, tetapi secara umum, mereka dapat dikategorikan sebagai makhluk omnivora. Preferensi makanan mereka, bagaimanapun, menunjukkan kecenderungan untuk memilih serangga bersayap sebagai hidangan favorit. Di sekitar habitat air tempat mereka tinggal, kadal basilisk cenderung memburu serangga kecil yang berada di sekitar perairan. Meskipun demikian, sekitar 20% hingga 30% dari pola makan mereka terdiri dari tumbuhan, menunjukkan bahwa kadal basilisk juga memperoleh nutrisi dari sumber tumbuhan.

Dalam keanekaragaman makanannya, kadal basilisk menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka. Di antara hidangan favorit mereka, selain serangga bersayap, termasuk laba-laba, mamalia kecil, siput, dan kadal kecil. Kombinasi makanan ini mencerminkan fleksibilitas makanan mereka dan memberikan wawasan tentang peran mereka dalam rantai makanan di ekosistem hutan hujan Amerika Tengah dan Selatan. Menyediakan keberagaman dalam pola makan kadal basilisk adalah kunci untuk menjaga keseimbangan ekosistem tempat mereka tinggal.

Kehidupan makanan kadal basilisk yang omnivora membuka jendela pandang ke dinamika ekologis dan evolusi spesies ini. Penelitian lebih lanjut tentang pola makan dan preferensi makanan mereka dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan mereka dengan lingkungan, serta memainkan peran penting dalam upaya pelestarian dan pengelolaan habitat alam mereka.

7. Memiliki Kecepatan Lari yang Luar Biasa di Permukaan Air

Kadal air
Foto: Critter Science

Kadal basilisk, sebagai predator yang tangkas, memiliki teknik perburuan yang mengesankan. Mereka cenderung memilih serangga sebagai mangsa utama mereka. Cicak ini memulai pencarian mangsa di pepohonan atau bahkan di udara, mengejar dengan penuh tekad sampai berhasil menangkapnya. Kemampuan unik mereka untuk berlari di atas air memberikan keuntungan besar dalam perburuan dan pelarian dari pemangsa. Dengan kecepatan yang bisa mencapai 15 mph saat berlari di permukaan air, kadal basilisk menjadi predator yang sulit dikejar di habitatnya yang penuh tantangan.

Sebagai hewan peliharaan, bayi kadal basilisk memiliki kebutuhan nutrisi yang tinggi. Mereka membutuhkan makan hingga tiga kali sehari, mengumpulkan sebanyak yang mereka bisa makan hanya dalam sepuluh menit. Diet mereka sangat bervariasi, dengan lebih dari 70% terdiri dari serangga dan hewan lain, sementara sisanya adalah tumbuhan. Menyediakan makanan yang seimbang dan kaya nutrisi menjadi kunci utama dalam memastikan kesehatan dan pertumbuhan optimal bagi kadal basilisk yang dipelihara, mencerminkan kebutuhan alaminya untuk pola makan yang beragam.

Kemampuan unik kadal basilisk untuk berlari di atas air, selain menjadi keuntungan dalam perburuan, juga menciptakan potensi unik dalam pemandangan alam liar. Studi lebih lanjut tentang perilaku dan adaptasi kadal basilisk dalam konteks alam liar membuka jendela pengetahuan yang lebih dalam tentang dinamika ekologis dan interaksi antar spesies di habitat tropis yang kompleks.

8. Bisa Menghasilkan Sekitar 20 Butir Telur Tiap Sarangnya

Kadal air
Foto: Reptiles Magazine

Proses perkawinan kadal basilisk membawa nuansa unik dalam dinamika reproduksi mereka. Meskipun betina hanya berpasangan dengan satu jantan selama musim kawin, jantan memiliki kecenderungan untuk membentuk pasangan dengan banyak betina. Betina sendiri memiliki kebiasaan untuk bertelur di parit sepanjang tahun, dengan setiap sarang menghasilkan sekitar 20 butir telur. Proses ini berlangsung tanpa peran aktif dari betina dalam merawat telur, karena setelah meletakkannya, betina meninggalkan mereka untuk menetas sendiri. Tukik, atau bayi kadal basilisk, menetas dalam waktu 8-10 minggu setelah telur diletakkan, namun mereka memerlukan waktu tambahan sekitar 2 hari untuk sepenuhnya keluar dari cangkang selama siklus hidup awal mereka.

Dari saat tukik lahir, mereka menunjukkan kemampuan yang mengagumkan. Tukik dapat berlari ke darat dan air segera setelah lahir, serta memiliki kemampuan berenang dan memanjat. Tanpa mendapatkan perawatan langsung dari ibu atau ayah, tukik kadal basilisk tumbuh dengan cepat dan mencapai kematangan seksual pada usia 10 bulan. Meskipun lebih kecil dibandingkan dengan ukuran dewasa, betina seringkali mencapai kematangan seksual lebih cepat daripada rekan jantannya.

Siklus hidup kadal basilisk sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik di penangkaran maupun di alam liar. Dengan rata-rata umur sekitar 7 tahun ketika dipelihara di penangkaran, mereka memiliki kehidupan yang lebih panjang dibandingkan dengan kondisi di alam liar, di mana ancaman pemangsa dan tantangan bertahan hidup dapat membatasi waktu hidup mereka.

9. Memiliki Empat Spesies Berbeda di Dunia

Kadal air
Foto: ZBrushCentral

Di seluruh dunia, keberagaman kadal basilisk tercermin dalam keberadaan empat spesies yang berbeda. Pertama, kita memiliki kadal basilisk biasa, yang dikenal karena penampilannya yang khas dan kecenderungannya untuk hidup di dekat air. Selanjutnya, ada kadal basilisk berkepala merah, yang dapat dikenali dengan kepala merah mencoloknya yang menambah daya tarik visual. Kadal basilisk berbulu, juga dikenal sebagai kadal basilisk hijau, menampilkan keindahan warna hijau yang mencolok dan tingkat adaptasi yang luar biasa. Terakhir, namun tidak kalah menarik, adalah kadal basilisk belang, yang memperlihatkan pola belang yang mencolok di tubuhnya. Keberadaan keempat spesies ini menggambarkan keajaiban adaptasi dan evolusi yang telah membuat kadal basilisk menjadi salah satu reptil yang menarik perhatian di seluruh dunia.

Kehidupan masing-masing spesies kadal basilisk mencerminkan penyesuaian terhadap lingkungan dan kondisi tempat mereka tinggal. Kadal basilisk biasa, misalnya, cenderung menghabiskan waktunya di dekat air dan sungai. Sementara itu, kadal basilisk berkepala merah menonjolkan warna merah kepala mereka yang mencolok, memberikan sentuhan keunikan pada spesies ini. Kadal basilisk berbulu, dengan warna hijau cerahnya, menunjukkan kemampuan untuk menyatu dengan lingkungan hutan hujan Amerika Tengah dan Selatan. Kadal basilisk belang, dengan pola belangnya yang mencolok, menambahkan elemen keindahan dan daya tarik visual yang unik pada dunia kadal basilisk.

Ketika menjelajahi keberagaman kadal basilisk di seluruh dunia, kita mendapatkan gambaran tentang sejauh mana evolusi dan adaptasi dapat membentuk kehidupan setiap spesies. Dengan perbedaan yang mencolok dalam penampilan dan perilaku mereka, kadal basilisk menjadi ilustrasi yang menarik tentang keajaiban kehidupan dan kompleksitas alam.

Apa yang dimakan kadal?

Kadal adalah reptil omnivor. Makanan kadal meliputi serangga seperti nyamuk, belalang, atau larva, cacing, amfibia, dan bahkan memakan jenis kadal yang sama.

 

Tingkah laku hewan kadal?

Kadal memiliki tingkah laku berjalan dengan cara merayap. Sedangkan yang termasuk dalam keluarga kadal antara lain cicak, tokek, iguana, bunglon, dan komodo. Ciri khusus yang hanya dimiliki kadal, yaitu kadal mampu memutus ekornya sendiri.

 

Berapa jenis kadal?

Keanekaragaman. Saat ini, bangsa kadal terdiri dari sekitar 40 suku, dengan bentuk tubuh, warna, dan ukuran tubuh setiap jenisnya yang sangat bervariasi.

 

Kadal masuk ke dalam rumah pertanda apa?

Beberapa orang percaya bahwa jika ada kadal yang masuk ke rumah dapat diartikan sebagai keberuntungan.

 

Apakah kadal bisa menggigit?

Sekalipun ada kadal menggigit manusia, jarang sekali gigitannya sampai menyebabkan luka parah. Diyakini pula bahwa hanya biawak Komodo yang bisa membunuh manusia dan hewan ternak, baik karena mengganggu atau sebagai makanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya