Pembuatan 10 Buku Cerita Anak Tema Papua Sebagai Upaya Meningkatkan Literasi Anak di Tanah Papua

WVI berkolaborasi dengan Teach for Indonesia BINUS University membuat 10 buku cerita untuk anak-anak di Tanah Papua. Proyek ini memiliki misi untuk membangun kebiasaan membaca serta meningkatkan minat baca anak-anak Papua sejak dini.

oleh Ditha Kirani diperbarui 20 Feb 2024, 11:37 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2024, 11:36 WIB
Buku-buku cerita anak Tanah Papua
Buku-buku cerita anak Tanah Papua hasil kerjasama Wahana Visi Indonesia dan BINUS University. (Foto: wahanavisi)

Liputan6.com, Jakarta Cerita anak merupakan sarana pembelajaran yang baik untuk mendukung perkembangan anak. Semua anak Indonesia sejatinya berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses buku bacaan yang layak dan berkualitas. Berangkat dari hal ini, pengadaan buku bacaan anak juga terus diupayakan oleh banyak pihak, termasuk Wahana Visi Indonesia (WVI).

WVI berkolaborasi dengan Teach for Indonesia BINUS University membuat 10 buku cerita untuk anak-anak di Tanah Papua. Proyek ini memiliki misi untuk membangun kebiasaan membaca serta meningkatkan minat baca anak-anak Papua sejak dini. Dalam pelaksanaannya, pembuatan buku ini melibatkan Tim Guru dari Sekolah Papua sebagai pengarang cerita, lima mahasiswa tingkat akhir dari jurusan Desain Komunikasi Visual BINUS University sebagai ilustrator, serta tim WVI sebagai editor.

Setelah penyusunan buku cerita ini selesai dilakukan, buku-buku tersebut pun segera dicetak untuk kemudian disalurkan. Sebagian dari sepuluh buku yang dibuat dicetak hingga menyentuh angka 1360 eksemplar. Buku-buku yang telah dicetak kemudian disalurkan ke seluruh anak-anak serta masyarakat di Tanah Papua, termasuk ke rumah baca di Biak, papua, dan di Asmat, Papua Selatan.

“Banyak hal baik yang telah dicapai melalui kolaborasi antara WVI, Dinas Pendidikan Kab. Jayapura, dan juga BINUS University. Anak-anak di Papua sangat antusias membaca buku-buku cerita ini, yang saya yakin sangat membantu meningkatkan minat baca mereka,” ujar Sabtrarina Febriyanti, General Manager WVI di Papua.

Sabtrarina merasa sangat antusias dengan kolaborasi ini dan berharap kerjasama seperti dapat terus dilanjutkan.

Pentingnya Mengangkat Tema Papua dalam Buku Cerita Anak

Tema Papua yang diangkat dalam pembuatan buku anak ini dipilih bukan tanpa alasan. WVI percaya pentingnya memberikan buku cerita anak yang sesuai dengan konteks di Tanah Papua. Sehingga, diharapkan anak-anak pun akan lebih mudah untuk mencerna buku yang sesuai dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Dengan demikian, Bukan tidak mungkin minat literasi anak-anak Papua akan meningkat dan semakin baik nantinya. Penumbuhan minat baca sejak dini adalah kunci utama untuk meningkatkan literasi generasi muda Papua. Hal ini tentu akan menjadi pondasi penting dalam membangun masyarakat Papua ke depannya.

“Saya berharap buku-buku ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat Papua, khususnya dalam meningkatkan literasi dan memperluas wawasan. Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek ini. Semoga kedepannya akan lebih banyak kolaborasi yang dapat memberikan dampak yang lebih besar kepada masyarakat,” ucap Vice Director Student Affairs BINUS University, Yohannes Kurniawan. 

Selain itu, terdapat Yeni, Kepala Sekolah di SD Kristen Baik, Papua, yang juga berperan sebagai penulis cerita. Dia merasa sangat bersyukur telah dilibatkan dalam proyek ini. Yeni dipercaya untuk memberikan kontribusinya sebagai penulis meskipun ini kali pertamanya terlibat dalam pembuatan buku. Yeni mengungkapkan bahwa buku ini akan lebih mudah diterima oleh anak-anak Papua karena mencerminkan kehidupan sehari-hari mereka.

10 Buku Cerita Anak Juga Tersedia dalam Bentuk Non-fisik

Serah terima buku cerita anak Tanah Papua
Simbolis serah terima buku cerita anak Tanah Papua dari BINUS University kepada Wahana Visi Indonesia. (Foto: wahana visi)

Salah satu buku yang dibuat pada proyek ini adalah cerita yang berjudul “Ranting Ajaib Munes”. Dalam buku itu dikisahkan seorang anak Papua bernama Munes dengan kesehariannya sebagai penangkap ikan. Untuk membantu pekerjaannya, Munes menggunakan tongkat kayu dan kalawai, sejenis tombak yang digunakan untuk menangkap ikan atau hewan lain yang ada di laut.

Setiap buku anak yang dihasilkan pasti dilengkapi dengan ilustrasi menarik guna mempermudah anak dalam mencerna cerita tersebut. Jessica, mahasiswa BINUS University merupakan salah satu yang terlibat dalam pembuatan ilustrasi tersebut. “Saya ingin menyalurkan kemampuan dan passion saya dalam bidang ilustrasi. Terlebih, saya merasa bangga karena buku ini didedikasikan untuk anak-anak Papua dengan tujuan meningkatkan minat baca mereka”, tuturnya.

Selain dicetak dalam bentuk fisik, 10 buku cerita anak-anak Papua yang dihasilkan dari program ini juga tersedia secara daring. Siapa saja dapat membaca dan menikmati karya ini dapat mengakses di situs wahanavisi.org pada bagian materi publikasi. Namun penting untuk diingat, buku ini hanya boleh dimanfaatkan untuk tujuan non-komersial.

Infografis Tahun Ajaran Baru, Sekolah di Zona Hijau Dibuka Kembali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Tahun Ajaran Baru, Sekolah di Zona Hijau Dibuka Kembali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya