Liputan6.com, Jakarta Di tengah era globalisasi, pemerintah melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek, terus mendorong peran bahasa Indonesia di kancah internasional. Salah satu langkah konkret adalah dengan menggalakkan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), yang telah membantu memperkenalkan bahasa Indonesia ke berbagai penjuru dunia. Program ini diimplementasikan baik di luar negeri melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia, maupun di dalam negeri melalui berbagai lembaga BIPA.
Duta Bahasa DKI Jakarta menanggapi kebutuhan akan ruang praktis bagi pemelajar BIPA dengan meluncurkan program Temu Handai. Program ini dirancang untuk memberikan kesempatan kepada warga negara asing dalam mempraktikkan kemampuan berbahasa Indonesia secara langsung melalui interaksi dengan masyarakat lokal.
Azzahra Nureyna Cintani, Duta Bahasa DKI Jakarta 2024, menjelaskan, "Duta Bahasa DKI Jakarta menyadari pentingnya peranan generasi muda dalam penginternasionalan bahasa Indonesia. Kami berupaya menciptakan ekosistem belajar yang interaktif dan aktual, dengan mempertemukan penutur asing (pemelajar BIPA) dan penutur jati (Sahabat Bahasa) sehingga para pemelajar BIPA mampu belajar bahasa Indonesia secara langsung dengan masyarakat lokal."
Advertisement
Temu Handai dilaksanakan baik secara daring maupun luring. Secara daring, program ini bekerja sama dengan KBRI Paris, KBRI Berlin, dan berbagai kelas BIPA dari berbagai negara. Sementara itu, secara luring, program ini digelar di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, dengan melibatkan berbagai mitra kolaborasi. Di sini, para peserta melakukan aktivitas praktis seperti berbelanja di pasar tradisional dan membuat es podeng, yang kemudian dipresentasikan hasilnya.
Respons WNA peserta
Rosee Laehseng, salah satu peserta dari Thailand, merasakan manfaat besar dari program ini. "Menurut saya acara hari ini bagus. Kalau ketemu orang Indonesia, biasanya enggak tahu mau ngobrol apa. Di sini, saya bisa bertemu teman-teman dan percaya diri untuk ngobrol dengan bahasa Indonesia. Saya bisa gunakan bahasa Indonesia untuk cari barang yang murah di pasar. Saya belajar negosiasi," katanya.
Muhammad Aqif, peserta dari Pakistan, juga mengungkapkan kegembiraannya. "Di acara ini, saya ketemu sama banyak teman dari beda negara dan bersosialisasi di sini. Kami praktik menggunakan bahasa Indonesia dengan berbelanja di Pasar Gondang untuk membuat es podeng dan bertukar Instagram,” ujarnya.
Kegiatan Temu Handai mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Syukron Ramadloni, Widyabasa Ahli Pertama dari Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Kemendikbudristek.
“Temu Handai merupakan suatu terobosan yang baik karena sudah melakukan kegiatan secara kokurikuler terhadap pemelajar BIPA dan bisa meningkatkan kemampuan berbicara pemelajar BIPA. Saya berharap dan berdoa semoga kegiatan ini tetap berjalan dan terus berkembang sebagai kegiatan Temu Handai, temu-nya para pemelajar BIPA,” jelasnya.
Advertisement
Dukungan dari berbagai pihak
Dukungan serupa datang dari Durrah Nafisah dan Rifa Nurafia, pengajar BIPA dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mereka menilai program ini sangat menarik dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia para peserta. Temu Handai menjadi solusi bagi para pemelajar BIPA untuk belajar bahasa Indonesia secara langsung dan efektif.
Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd., Ketua Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Pusat, juga menyampaikan apresiasinya. “Secara umum, APPBIPA baik pusat maupun cabang menyambut gembira atas inisiatif adik-adik untuk menunjukkan program Temu Handai ini,” ujarnya.
Temu Handai memberikan ruang belajar yang interaktif dan aktual, serta mendukung upaya internasionalisasi bahasa Indonesia melalui pengalaman praktis yang positif. Melalui slogan “Siap sapa dunia!”, program ini menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kepercayaan diri para pemelajar BIPA untuk menggunakan bahasa Indonesia di tempat umum.