Fakta di Balik Penggunaan MSG, Melezatkan atau Menyesatkan?

Banyak yang menganggap MSG sebagai bahan yang berbahaya, namun apakah benar demikian?

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 12 Des 2024, 14:03 WIB
Diterbitkan 12 Des 2024, 14:03 WIB
Fakta di Balik Penggunaan MSG, Melezatkan atau Menyesatkan?
Fakta di Balik Penggunaan MSG, Melezatkan atau Menyesatkan? (Foto: Unsplash/Mathilde Langevin)

Liputan6.com, Jakarta - Monosodium Glutamat (MSG), atau yang lebih dikenal dengan micin, seringkali menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Banyak yang menganggap MSG sebagai bahan yang berbahaya, namun apakah benar demikian?

Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI), bersama PT Sasa Inti, Gerakan Fermentasi Nusantara, dan beberapa pakar kuliner, berusaha meluruskan mitos tersebut melalui acara edukasi yang digelar Jakarta, pada Rabu (11/12/2024).

Dalam acara yang mengusung tema Melezatkan atau Menyesatkan? ini, para peserta diajak untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan "lezat" dalam konteks kuliner.

Narasumber yang hadir, yaitu Irvan Kartawiria dan Harry Nazarudin—dua pakar kimia kuliner yang dikenal dengan sebutan Duo Kimiasutra—menyampaikan bagaimana proses "melezatkan" dalam masakan terjadi.

Mereka juga mengajak peserta untuk melakukan eksperimen rasa, sehingga dapat merasakan sendiri bagaimana bahan seperti MSG dapat memperkuat cita rasa masakan.

Selain itu, Dr. Dase Hunaefi, pakar sensori dari Institut Pertanian Bogor (IPB), turut memberikan penjelasan mengenai bagaimana indera pengecap manusia merespons rasa, serta sudut pandang ilmiah tentang citarasa dalam makanan.

Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI), Satria Gentur Pinandita, menegaskan bahwa tujuan dari acara ini untuk meluruskan anggapan negatif mengenai MSG. Masyarakat membutuhkan informasi yang benar tentang MSG yang tidak hanya dapat membantu mengurangi ketakutan dan mispersepsi yang beredar, tetapi juga memastikan bahwa konsumen membuat keputusan yang lebih informatif dan berdasarkan fakta.

"MSG adalah produk fermentasi dari tetes tebu menggunakan mikroorganisme, kemudian dilanjutkan dengan proses isolasi dan purifikasi, dan hasilnya adalah MSG dengan kemurnian lebih dari 99%,” jelas Satria, dalam keterangannya, Kamis (12/12/2024).

 

 

Edukasi Penting tentang MSG

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 33 Tahun 2012 mengatur tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP), dengan penggunaan yang rasional, monosodium glutamat (MSG) atau micin termasuk bahan yang aman digunakan dalam bahan pangan.

“Edukasi ini yang kami sampaikan kepada para pelaku industri kuliner dan masyarakat untuk menelaah mitos dan persepsi yang ada di masyarakat mengenai MSG dalam masakan,” kata pakar kimia kuliner, Harry Nazarudin.

Pakar kimia kuliner, Irvan Kartawiria dan Harry Nazarudin yang dikenal sebagai Duo Kimiasutra menjelaskan bahwa rasa adalah memori, serta bagaimana sebenarnya MSG sama seperti penggunaan mentega dalam kuliner barat, sebagai penguat rasa yang akan bekerja optimum dalam dosis tertentu. 

 

Langkah Awal untuk Memahami MSG

Masyarakat mengenal glutamat sebagai bahan dari penyedap rasa dalam MSG (Monosodium Glutamate). Glutamate alami bisa ditemukan di banyak bahan makanan, seperti, kecap, terasi, rumput laut, tebu, jengkol dan beberapa sayuran tertentu seperti tomat, jamur dan lainnya. Bahkan zat ini terdapat secara alami pada tubuh manusia, seperti Air Susu Ibu (ASI).

“Monosodium Glutamat adalah penguat rasa yang memiliki kandungan sodium 30% lebih rendah dari garam dan bisa mengurangi pemakaian garam dan gula dalam resep untuk mencapai citarasa yang lebih lezat dan sehat," tambah Irvan. 

Sementara itu, CEO PT Sasa Inti, Shiv Shagal, mengatakan, pihaknya berharap acara ini tidak hanya memberikan informasi baru, tetapi juga menjadi langkah awal untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang MSG.

"Mari kita bersama-sama menjadikan 'lezat' bukan hanya sebuah pengalaman, tetapi juga sebuah pengetahuan yang dapat kita bagi kepada masyarakat luas," sambungnya.

Setelah eksperimen dan paparan singkat, peserta berkesempatan menikmati makan siang ala fine dining yang disiapkan oleh para mahasiswa hotel bisnis program Universitas Podomoro berkolaborasi dengan  Corporate Chef PT Sasa Inti.

Infografis Journal_ Sisa Makanan Jadi Sampah Dominan di Indonesia
Infografis Journal_ Sisa Makanan Jadi Sampah Dominan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya