Liputan6.com, Jakarta Dalam hidup, kita pasti sering mengalami perpisahan dan kehilangan seseorang. Entah karena kematian atau karena sudah tidak sejalan lagi. Jadi, orang tersebut benar-benar menghilang dari hidup Anda, tidak ada pesan teks yang masuk, tidak ada pertemuan yang tidak sengaja, dan mungkin kebetulan lain yang memungkinkan kalian untuk bertemu kembali.
Jika demikian, ada sebuah tren TikTok yang menganggap hal tersebut bukan hanya sebuah kebetulan.
Baca Juga
Melansir dari Couply, Senin (17/2/2025), ini dikenal sebagai the last meeting theory. Berdasarkan teori tersebut, jika Anda dan seseorang telah memenuhi 'misi' bersama—entah itu menjadi teman sekolah, mengalami pertumbuhan, atau sekadar berbagi momen yang bermakna, mereka menghilang dari realitas Anda.
Advertisement
Pada akhirnya, hal tersebut juga bisa mempengaruhi kesehatan mental Anda, apalagi jika orang tersebut begitu istimewa. Misalnya guru, teman, sahabat, atau bahkan mantan kekasih yang begitu berarti dalam hidup.
Penjelasan Tentang Last Meeting Theory
The last meeting theory menyatakan bahwa orang-orang tertentu memasuki hidup Anda karena suatu alasan. Lalu, setelah tujuan mereka terpenuhi, takdir akan mengatur kalau tidak ada sesuatu yang saling terhubung kembali.
Sebagian orang percaya ini adalah takdir. Sementara yang lain melihatnya sebagai contoh kehidupan yang bergerak maju secara alami. Apa pun itu, ini adalah konsep menarik yang membuat orang merenungkan orang-orang yang telah lama tidak berhubungan dengan mereka.
Jadi, mengapa teori ini terasa begitu nyata? Sebab, kebanyakan dari kita pernah mengalaminya!
Pikirkan tentang sahabat lama yang tidak pernah terpisahkan dari Anda, atau mantan rekan kerja yang Anda janjikan akan tetap berhubungan dengan Anda—hanya untuk menyadari bertahun-tahun kemudian bahwa mereka menghilang begitu saja. Meskipun Anda tinggal di kota yang sama, entah kenapa rasanya tidak bisa bertemu mereka kembali.
Alasan Teori Ini Viral di TikTok
Teori ini menarik perhatian di TikTok berkat video viral yang menceritakan ‘pertemuan terakhir’ mereka sendiri. Orang-orang berbagi cerita mengerikan tentang persahabatan, romansa, dan bahkan pertemuan tak terduga yang berakhir selamanya tanpa peringatan.
Beberapa video menyoroti komentar dari pengguna yang mengatakan, “Tunggu, ini juga terjadi padaku!” yang akhirnya menciptakan pengalaman kolektif yang membuat teori ini terasa lebih nyata. Alhasil, banyak orang yang membicarakannya.
Mengapa ini begitu relevan? Karena teori ini menyentuh tema emosional yang mendalam: penutupan, takdir, dan melepaskan. Apalagi kita cenderung menyukai gagasan bahwa alam semesta memiliki rencana, bahkan ketika hubungan memudar.
Teori ini menawarkan rasa damai dan membuat kita menyadari kalau beberapa orang memang ditakdirkan untuk sementara, dan itu tidak apa-apa. Tidak semua hubungan membutuhkan akhir yang dramatis atau alasan konkret untuk memudar.
Dengan merangkul gagasan ini, kita dapat mengubah pola pikir kita dari "Mengapa mereka pergi?" menjadi "Apa yang saya pelajari dari mereka?" Alih-alih berkutat pada urusan yang belum selesai, kita dapat menghargai dampak yang diberikan orang-orang tertentu pada hidup kita dan menyadari bahwa peran mereka dalam kisah kita telah berakhir begitu saja.
Melepaskan tidak berarti melupakan—itu berarti memahami bahwa beberapa hubungan bersifat sementara, dan itu adalah bagian dari ritme alami kehidupan.
Advertisement
Cara Melepaskan Seseorang Berdasarkan Teori Tersebut
Berikut adalah uraian lebih lanjut tentang cara melepaskan seseorang berdasarkan dari last meeting theory. Termasuk contoh nyata agar lebih mudah dipahami, antara lain:
1. Menerima kalau semuanya sudah berakhir
Penyangkalan membuat kita terjebak di masa lalu. Penerimaan adalah langkah pertama untuk melangkah maju.
Cara melakukannya:
- Akui bahwa hubungan telah berakhir.
- Ingatkan diri Anda bahwa akhir adalah bagian alami dari kehidupan.
- Pahami bahwa berpegang pada harapan palsu hanya memperpanjang rasa sakit.
2. Biarkan diri Anda berduka
Melepaskan berarti kehilangan sesuatu yang familier, dan kesedihan adalah respons alami terhadap kehilangan.
Cara melakukannya:
- Rasakan emosi Anda tanpa menekannya.
- Menangislah, tulis jurnal, atau bicarakan rasa sakit Anda dengan seseorang.
- Kenali bahwa penyembuhan tidaklah linear; beberapa hari akan lebih sulit daripada yang lain.
3. Fokus pada diri sendiri
Ketika kita berinvestasi dalam pertumbuhan pribadi, kita mengalihkan energi kita dari apa yang telah hilang.
Cara melakukannya:
- Pilih hobi baru atau kunjungi kembali minat lama.
- Fokus pada self-care, baik melalui olahraga, terapi, atau hobi kreatif lainnya.
- Tetapkan tujuan baru untuk memberi diri Anda rasa tujuan.
4. Berhenti meromantisasi masa lalu
Melihat ke belakang dengan kacamata berwarna mawar membuat Anda lebih sulit untuk melanjutkan hidup.
Cara melakukannya:
- Ingatkan diri Anda tentang alasan berakhirnya hubungan.
- Hindari hanya berkutat pada kenangan indah.
- Tantang pikiran yang membuat Anda merindukan apa yang telah berlalu.
5. Ubah pengalaman sebagai pertumbuhan diri
Alih-alih melihat hubungan sebagai kegagalan, akui itu sebagai pelajaran berharga.
Cara melakukannya:
- Tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang diajarkan pengalaman ini kepada saya?"
- Ubah pola pikir Anda dari kehilangan menjadi pembelajaran.
- Kenali bagaimana pengalaman ini membantu membentuk pribadi Anda saat ini.
Advertisement
6. Buka diri Anda untuk awal yang baru
Melepaskan memberi ruang bagi pengalaman dan hubungan baru.
Cara melakukannya:
- Tetaplah terbuka terhadap persahabatan, hobi, atau hubungan romantis baru.
- Fokuslah pada masa kini dan masa depan alih-alih berkutat pada masa lalu.
- Percayalah bahwa hidup akan membawa hal-hal yang lebih baik bagi Anda.
7. Kelilingi diri dengan dukungan
Penyembuhan lebih mudah jika Anda memiliki orang-orang yang mendukung dan menyemangati Anda.
Cara melakukannya:
- Bersandarlah pada keluarga, teman, atau kelompok pendukung.
- Bagikan perasaan Anda dengan orang-orang yang mengerti.
- Hindari isolasi, karena dapat membuat emosi terasa lebih berat.
Melepaskan memang tidak mudah, tetapi merupakan langkah penting menuju pertumbuhan dan penyembuhan. Ini bukan tentang melupakan masa lalu—ini tentang berdamai dengannya dan membiarkan diri Anda melangkah maju.
