Penyebab Kanker Saluran Pencernaan, Gejala, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui

Kanker jenis ini sering kali sulit dideteksi pada tahap awal karena gejalanya cenderung samar atau menyerupai gangguan pencernaan biasa.

oleh Edelweis Lararenjana Diperbarui 24 Mar 2025, 16:07 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 15:58 WIB
kanker serviks
ilustrasi dokter/Photo by rawpixel.com from Pexels... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kanker saluran pencernaan adalah jenis kanker yang menyerang organ-organ dalam sistem pencernaan, seperti lambung, usus, pankreas, hati, dan kerongkongan. Penyakit ini berkembang ketika sel-sel abnormal tumbuh secara tidak terkendali di dalam saluran pencernaan, mengganggu fungsi organ dan berpotensi menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kanker jenis ini sering kali sulit dideteksi pada tahap awal karena gejalanya cenderung samar atau menyerupai gangguan pencernaan biasa.

Faktor risiko kanker saluran pencernaan sangat beragam, mulai dari pola makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, hingga faktor genetik dan infeksi tertentu seperti Helicobacter pylori pada kanker lambung. Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif serta obesitas juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab dan tanda-tandanya agar bisa melakukan pencegahan sejak dini.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kanker saluran pencernaan, kita dapat lebih waspada terhadap kondisi kesehatan pencernaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai jenis-jenis kanker yang menyerang saluran pencernaan, gejalanya, penyebabnya, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.

Promosi 1

Penyebab Kanker Saluran Pencernaan

penyebab kanker pankreas
penyebab kanker pankreas ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Kanker saluran pencernaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berkaitan dengan gaya hidup, faktor genetik, maupun kondisi medis tertentu. Berikut beberapa penyebab utama yang berkontribusi terhadap perkembangan kanker di saluran pencernaan:

1. Pola Makan Tidak Sehat

Mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh, makanan olahan, dan daging merah dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker saluran pencernaan. Zat karsinogen yang terbentuk dari proses pengolahan makanan, seperti nitrosamin dalam makanan yang diasap atau diawetkan, dapat memicu pertumbuhan sel abnormal di dalam saluran pencernaan. Kurangnya asupan serat dari sayur dan buah juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan meningkatkan risiko kanker, terutama kanker usus besar.

2. Infeksi Bakteri dan Virus

Beberapa infeksi mikroorganisme dapat memicu kanker saluran pencernaan. Contohnya, infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) yang sering ditemukan pada penderita maag kronis dapat meningkatkan risiko kanker lambung. Selain itu, virus seperti Hepatitis B dan C dapat menyebabkan kanker hati jika infeksi berlangsung dalam jangka panjang tanpa pengobatan yang tepat.

3. Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol

Merokok tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan, lambung, dan pankreas. Zat beracun dalam rokok dapat merusak sel-sel di saluran pencernaan dan memicu mutasi genetik. Sementara itu, konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan usus, yang dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi kanker.

4. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker saluran pencernaan lebih berisiko mengalami kondisi serupa. Mutasi genetik tertentu yang diwariskan dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker usus besar, lambung, atau pankreas. Oleh karena itu, mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker sebaiknya menjalani pemeriksaan rutin untuk deteksi dini.

5. Obesitas dan Kurangnya Aktivitas Fisik

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh yang berkontribusi terhadap perkembangan kanker, terutama kanker usus besar, pankreas, dan hati. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dapat memperlambat proses pencernaan dan meningkatkan risiko kanker usus besar.

6. Gangguan Pencernaan Kronis

Beberapa kondisi pencernaan kronis seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), penyakit radang usus (IBD), dan kolitis ulseratif dapat meningkatkan risiko kanker saluran pencernaan. Peradangan berkepanjangan yang terjadi akibat kondisi ini dapat menyebabkan perubahan sel yang berpotensi berkembang menjadi kanker jika tidak ditangani dengan baik.

7. Paparan Zat Beracun dan Polusi Lingkungan

Paparan zat kimia berbahaya, seperti pestisida, logam berat, atau bahan kimia industri, dapat meningkatkan risiko kanker pencernaan. Selain itu, pencemaran udara dan air yang mengandung bahan berbahaya juga bisa berkontribusi terhadap berkembangnya sel kanker dalam tubuh.

8. Penggunaan Obat Tertentu dalam Jangka Panjang

Beberapa jenis obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan secara berlebihan, dapat meningkatkan risiko iritasi dan peradangan pada lapisan lambung. Jika dibiarkan dalam waktu lama, kondisi ini bisa berkembang menjadi kanker lambung atau usus.

Jenis-Jenis Kanker Saluran Pencernaan dan Gejalanya

Cancer
Ilustrasi kanker (Sumber: Pixabay)... Selengkapnya

Kanker saluran pencernaan dapat menyerang berbagai organ dalam sistem pencernaan, mulai dari kerongkongan hingga usus besar. Setiap jenis kanker memiliki penyebab dan gejala yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis kanker saluran pencernaan yang paling umum beserta gejalanya:

1. Kanker Kerongkongan (Esophageal Cancer)

Kanker ini terjadi di saluran yang menghubungkan mulut ke lambung. Faktor risiko utamanya adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, serta refluks asam yang tidak terkontrol (GERD).

Gejala:

  • Kesulitan menelan makanan (disfagia)
  • Rasa nyeri atau terbakar di dada
  • Penurunan berat badan drastis tanpa sebab yang jelas
  • Batuk kronis atau suara serak
  • Makanan terasa tersangkut di tenggorokan

2. Kanker Lambung (Gastric Cancer)

Kanker ini sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas pada tahap awal. Penyebabnya bisa berasal dari infeksi Helicobacter pylori, pola makan tidak sehat, atau faktor genetik.

Gejala:

  • Sering merasa kembung atau begah setelah makan
  • Nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas
  • Hilang nafsu makan dan penurunan berat badan
  • Mual, muntah, atau muntah darah pada kasus lanjut
  • Feses berwarna hitam akibat perdarahan dalam lambung

3. Kanker Hati (Hepatocellular Carcinoma - HCC)

Kanker hati sering dikaitkan dengan infeksi virus Hepatitis B atau C, konsumsi alkohol berlebihan, serta penyakit hati kronis seperti sirosis.

Gejala:

  • Nyeri atau bengkak di perut bagian kanan atas
  • Kulit dan mata menguning (jaundice)
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
  • Rasa lelah yang berkepanjangan
  • Kehilangan nafsu makan dan pembengkakan perut akibat penumpukan cairan (asites)

4. Kanker Pankreas (Pancreatic Cancer)

Jenis kanker ini sering kali tidak terdeteksi hingga mencapai tahap lanjut. Faktor risiko termasuk obesitas, diabetes, serta riwayat keluarga dengan kanker pankreas.

Gejala:

  • Nyeri di perut bagian atas yang menjalar ke punggung
  • Penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan
  • Perubahan warna kulit menjadi kuning (jaundice)
  • Feses berwarna pucat dan urin berwarna gelap
  • Mual dan gangguan pencernaan yang terus-menerus

5. Kanker Usus Besar (Colorectal Cancer)

Kanker ini berkembang di bagian usus besar atau rektum dan sering kali diawali dengan pertumbuhan polip yang berubah menjadi ganas. Pola makan rendah serat dan tinggi lemak, serta faktor genetik, dapat meningkatkan risikonya.

Gejala:

  • Perubahan pola buang air besar (sembelit atau diare berkepanjangan)
  • Tinja berdarah atau berwarna gelap
  • Perut terasa penuh atau kram yang sering terjadi
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Rasa lelah yang terus-menerus akibat anemia

6. Kanker Kandung Empedu (Gallbladder Cancer)

Kanker ini tergolong langka, tetapi dapat berkembang tanpa gejala pada tahap awal. Faktor risikonya meliputi batu empedu kronis dan peradangan di kantung empedu.

Gejala:

  • Nyeri di perut bagian kanan atas
  • Kulit dan mata menguning (jaundice)
  • Mual dan muntah yang sering terjadi
  • Demam dan perut terasa bengkak
  • Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan

7. Kanker Anus (Anal Cancer)

Kanker ini terjadi di saluran anus dan sering dikaitkan dengan infeksi HPV (Human Papillomavirus).

Gejala:

  • Perdarahan dari anus tanpa sebab yang jelas
  • Gatal atau nyeri di area anus
  • Benjolan atau pembengkakan di sekitar anus
  • Kesulitan buang air besar atau perubahan bentuk tinja
  • Rasa tidak nyaman saat duduk dalam waktu lama

Kanker saluran pencernaan memiliki berbagai jenis dengan gejala yang beragam tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala awal mungkin tampak ringan atau menyerupai gangguan pencernaan biasa, sehingga sering kali diabaikan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika memiliki faktor risiko tertentu. Deteksi dini dapat meningkatkan peluang pengobatan yang lebih efektif dan memperbesar kemungkinan kesembuhan.

Cara Mengatasi Kanker Saluran Pencernaan

Ilustrasi sel kanker | Klikdokter
Ilustrasi sel kanker | Klikdokter... Selengkapnya

Pengobatan kanker saluran pencernaan bergantung pada jenis kanker, tingkat keparahan, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan meliputi pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, hingga imunoterapi. Berikut adalah berbagai cara mengatasi kanker saluran pencernaan:

1. Pembedahan (Operasi)

Pembedahan sering menjadi pilihan utama untuk mengangkat tumor kanker, terutama jika kanker masih dalam tahap awal. Beberapa jenis operasi yang umum dilakukan meliputi:

Gastrektomi (pengangkatan sebagian atau seluruh lambung) untuk kanker lambung.

Colectomy (pengangkatan sebagian usus besar) untuk kanker usus besar.

Hepatektomi (pengangkatan sebagian hati) untuk kanker hati.

Whipple procedure untuk kanker pankreas, yang melibatkan pengangkatan sebagian pankreas, usus halus, dan kantung empedu.

Pembedahan bertujuan untuk mengangkat sel kanker sebanyak mungkin agar tidak menyebar ke organ lain.

2. Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Metode ini sering digunakan untuk kanker stadium lanjut atau sebagai terapi tambahan setelah operasi untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tersisa. Kemoterapi bisa diberikan dalam bentuk infus atau obat oral dan sering kali memiliki efek samping seperti mual, rambut rontok, dan kelelahan.

3. Terapi Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Metode ini sering digunakan untuk kanker yang sulit dioperasi atau sebagai terapi tambahan setelah pembedahan. Terapi radiasi dapat membantu mengecilkan tumor sebelum operasi agar lebih mudah diangkat.

4. Imunoterapi

Imunoterapi adalah metode pengobatan yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan sel kanker. Pengobatan ini biasanya digunakan untuk jenis kanker tertentu yang sulit ditangani dengan metode lain, seperti kanker lambung dan kanker usus besar yang sudah menyebar.

5. Terapi Target

Terapi target bekerja dengan menyerang komponen tertentu dalam sel kanker yang berperan dalam pertumbuhannya. Berbeda dengan kemoterapi yang menyerang semua sel yang berkembang cepat, terapi target lebih spesifik dan sering kali memiliki efek samping yang lebih ringan.

6. Perubahan Pola Makan dan Gaya Hidup

Selain pengobatan medis, menjaga pola makan sehat dan gaya hidup aktif dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh serta mendukung efektivitas pengobatan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan meliputi:

  • Mengonsumsi makanan bergizi tinggi seperti sayuran, buah-buahan, ikan, dan biji-bijian.
  • Menghindari makanan olahan, makanan tinggi lemak jenuh, dan gula berlebihan.
  • Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan sistem imun dan metabolisme tubuh.
  • Menghindari rokok dan alkohol yang dapat memperburuk kondisi kanker.

7. Perawatan Paliatif

Bagi pasien dengan kanker stadium lanjut, perawatan paliatif dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Perawatan ini melibatkan manajemen nyeri, terapi nutrisi, serta dukungan psikologis bagi pasien dan keluarganya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya