Sukses

Tanda-tanda Fisik Overdosis Gula yang Harus Kamu Kenali Sejak Dini

Sering merasa lelah, lapar terus, atau kulit bermasalah? Waspada, itu bisa jadi tanda tubuhmu kelebihan gula! Kenali 15 tanda fisik kelebihan gula dan segera konsultasi ke dokter.

Liputan6.com, Jakarta Mengonsumsi makanan manis secara berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dalam tubuh, yang seringkali diiringi dengan munculnya berbagai gejala yang mengkhawatirkan. Secara normal, kadar gula darah seseorang berada pada kisaran 70-100 mg/dL sebelum makan, dan tidak seharusnya melebihi angka 180 mg/dL setelah makan. Jika kadar gula darah terus-menerus berada di atas batas normal ini, maka kondisi tersebut dikenal dengan istilah hiperglikemia.

Hiperglikemia menjadi salah satu faktor utama yang dapat memicu terjadinya penyakit diabetes, terutama jika kondisi ini tidak segera ditangani dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala-gejala yang mengindikasikan kadar gula darah yang tinggi agar kita bisa mengambil langkah pencegahan lebih awal. Dengan mengetahui tanda-tanda tersebut sejak dini, seseorang dapat menyesuaikan pola makan dan gaya hidup untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah, sehingga mengurangi risiko terkena komplikasi kesehatan yang berbahaya.

Berikut ini adalah informasi lebih lanjut yang dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/4/2025).

2 dari 4 halaman

Gejala Tubuh Ketika Mengalami Kelebihan Gula: Waspadai Tanda-Tanda Ini

Kelebihan kadar gula dalam tubuh sering kali memunculkan sejumlah gejala fisik yang tak boleh diabaikan. Kondisi ini bisa menjadi pertanda awal dari gangguan metabolisme, termasuk risiko terkena diabetes. Untuk itu, mengenali ciri-ciri umum akibat lonjakan kadar gula dalam darah sangat penting agar kita dapat mengambil tindakan preventif yang tepat. Berikut ini beberapa gejala yang kerap muncul ketika tubuh mengalami kelebihan gula:

1. Mulut Terasa Sangat Kering

Salah satu tanda yang cukup umum saat kadar gula dalam darah meningkat adalah munculnya rasa kering di dalam mulut. Gejala ini biasanya terjadi akibat berkurangnya produksi air liur oleh kelenjar ludah. Ketika kadar air liur menurun, rongga mulut menjadi kering dan terasa tidak nyaman. Kekeringan ini bukan sekadar membuat sulit berbicara atau menelan, tetapi juga meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, seperti infeksi jamur (kandidiasis) atau infeksi bakteri. Lingkungan mulut yang kering dapat menjadi tempat yang ideal bagi mikroorganisme untuk berkembang biak.

2. Sering Merasa Haus dan Intensitas Buang Air Kecil Meningkat

Rasa haus yang terus-menerus disertai frekuensi buang air kecil yang meningkat bisa menjadi sinyal tubuh sedang mengalami kelebihan gula. Ketika kadar glukosa dalam darah melonjak, ginjal akan bekerja lebih keras untuk menyaring dan membuang kelebihan gula tersebut melalui urin. Namun, jika glukosa dalam darah terlalu tinggi dan melebihi kemampuan ginjal untuk menyerap kembali, tubuh akan membuang lebih banyak cairan bersama glukosa lewat urin. Akibatnya, tubuh mengalami dehidrasi, yang kemudian memicu rasa haus berlebih meski asupan air sudah mencukupi.

3. Rasa Lapar yang Tidak Terkendali

Perasaan lapar yang tidak kunjung reda, bahkan setelah makan, juga bisa menandakan adanya ketidakseimbangan kadar gula darah. Pada penderita diabetes atau mereka yang memiliki resistensi insulin, glukosa dari makanan tidak dapat dimanfaatkan secara efektif oleh sel-sel tubuh sebagai sumber energi. Akibatnya, tubuh mengirimkan sinyal lapar secara terus-menerus untuk mencari sumber energi tambahan. Hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat drastis dan berisiko memicu kenaikan berat badan.

 

3 dari 4 halaman

Tanda-Tanda Lain yang Perlu Diwaspadai

4. Mood yang Tidak Stabil dan Mudah Marah

Kadar gula darah yang tidak stabil dapat memengaruhi keseimbangan hormon di otak. Fluktuasi gula dalam darah bisa menyebabkan gangguan suasana hati, seperti mudah tersinggung, gelisah, bahkan depresi. Pada beberapa orang, mereka menjadi lebih mudah marah atau merasa letih secara emosional meskipun tidak ada pemicu eksternal yang jelas.

Hal ini terjadi karena otak membutuhkan pasokan glukosa yang stabil untuk bekerja secara optimal. Ketika kadar gula tidak terkontrol, fungsi neurotransmitter di otak terganggu, sehingga emosi pun menjadi lebih labil.

5. Infeksi Berulang

Seseorang dengan kadar gula darah yang tinggi cenderung lebih mudah mengalami infeksi, terutama infeksi jamur, saluran kemih, dan kulit. Hal ini karena kadar gula yang tinggi dapat menurunkan efektivitas sistem imun, membuat tubuh kurang mampu melawan bakteri dan jamur penyebab penyakit.

Selain itu, tingginya kadar gula dalam darah dan jaringan tubuh juga menjadi tempat yang subur bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Wanita, misalnya, lebih rentan mengalami infeksi jamur pada organ intim jika kadar gula mereka tidak terkontrol.

6. Gangguan Penglihatan dan Pandangan Kabur

Kadar gula darah yang terlalu tinggi juga dapat memengaruhi organ penglihatan, terutama lensa mata. Perubahan kadar cairan dalam tubuh akibat glukosa tinggi bisa menyebabkan lensa membengkak dan fleksibilitasnya terganggu. Akibatnya, pandangan menjadi kabur atau tidak fokus. Bila dibiarkan terus menerus, kondisi ini bisa memicu komplikasi serius, seperti kerusakan pada pembuluh darah di retina (retinopati diabetik), bahkan berisiko menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.

7. Perubahan Warna Kulit pada Lipatan Tubuh

Gejala fisik lain yang sering kali luput dari perhatian adalah perubahan warna kulit yang menjadi lebih gelap, terutama di bagian lipatan seperti leher, ketiak, atau buku-buku jari. Kondisi ini dikenal dengan istilah acanthosis nigricans dan umumnya berkaitan dengan resistensi insulin. Hal ini sering menjadi pertanda awal dari gangguan metabolik seperti prediabetes atau diabetes tipe 2, yang berkaitan langsung dengan tingginya kadar gula dalam darah.

 

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Kelebihan Gula Darah

1. Menyusun Kembali Pola Makan yang Lebih Bijak

Segala perubahan besar sering kali dimulai dari hal-hal kecil, dan dalam hal ini, kebiasaan makan menjadi pondasi utama. Mulailah dengan memerhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh setiap hari. Gantilah makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana seperti roti putih, soda, atau camilan manis dengan makanan yang lebih alami dan kaya serat. Sayuran hijau, buah-buahan dengan indeks glikemik rendah, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh adalah pilihan yang tidak hanya menyehatkan, tapi juga membantu menstabilkan kadar gula darah.

2. Menggerakkan Tubuh Secara Rutin dan Penuh Kesadaran

Aktivitas fisik bukan sekadar rutinitas untuk menjaga bentuk tubuh, melainkan juga alat terapi alami bagi mereka yang mengalami kelebihan gula darah. Berjalan kaki selama 30 menit setiap hari bisa menjadi awal yang baik. Tak perlu memaksakan diri langsung melakukan olahraga berat, yang penting adalah konsistensi dan kesungguhan dalam melakukannya.

Olahraga membantu meningkatkan sensitivitas insulin, yaitu kemampuan tubuh untuk memanfaatkan gula darah secara optimal. Baik itu bersepeda, berenang, yoga, atau bahkan berkebun, semua gerakan yang dilakukan dengan sepenuh hati akan memberikan dampak positif bagi metabolisme tubuh.

3. Tidur yang Cukup untuk Pemulihan yang Optimal

Dalam dunia yang serba cepat, tidur sering dianggap sepele. Padahal, tidur malam yang cukup dan berkualitas memiliki dampak besar terhadap keseimbangan gula darah. Saat tidur terganggu atau kurang, tubuh cenderung melepaskan hormon stres yang dapat meningkatkan kadar gula.

Oleh karena itu, pastikan tubuh mendapatkan istirahat yang layak setiap malam. Ciptakan suasana tidur yang nyaman, hindari kafein dan layar gadget menjelang tidur, serta jaga jam tidur yang teratur. Tidur bukan sekadar istirahat, tetapi juga proses penyembuhan alami yang membantu tubuh menjaga keseimbangan hormon dan metabolisme.

4. Mengelola Stres: Kesehatan Emosional Sama Pentingnya

Tak banyak yang menyadari bahwa stres dapat menjadi pemicu lonjakan gula darah. Ketika tubuh berada dalam tekanan emosional, hormon kortisol meningkat dan memengaruhi sistem metabolisme. Maka, mengelola stres adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan menuju kesehatan. Caranya pun bisa sederhana mulai dari menarik napas dalam-dalam, bermeditasi sejenak, menulis jurnal untuk mencurahkan isi hati, atau sekadar menikmati secangkir teh hangat sambil mendengarkan musik favorit. Hal-hal kecil seperti ini dapat menjadi pelipur lara yang memperkuat daya tahan tubuh dari dalam.

5. Rutin Memantau Kesehatan untuk Tindakan yang Lebih Cepat

Langkah penting lainnya adalah menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kadar gula darah, baik secara harian menggunakan alat glukometer maupun melalui tes laboratorium seperti HbA1c, memberikan gambaran tentang bagaimana tubuh mengelola gula dalam jangka panjang. Dengan data yang akurat, kita bisa melakukan evaluasi terhadap gaya hidup dan melakukan perubahan yang dibutuhkan. Pemeriksaan rutin juga membantu mendeteksi masalah sejak dini, sebelum berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius.