Citizen6, Surabaya: 50 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di bawah jembatan tol Tambak Asri, Surabaya, Sabtu (3/8/2013) mendapatkan parsel Lebaran dari siswa Playgroup (PG) dan Taman Kanak-kanak "Citra Kusuma" yang berlokasi di Asemrowo Sekolahan 15. Parsel Lebaran senilai Rp 25 ribu tersebut berisikan mie instan, minyak goreng, kue kering, teh, sampo, kondisioner, sabun, dan pasta gigi.
Para siswa yang rata-rata masih berusia di bawah lima tahun (Balita) dengan di dampingi para orangtua masing-masing dan juga guru-gurunya mendatangi satu persatu rumah petak yang menghuni jembatan tol yang menghubungkan antara Dupak-Perak. Kebanyakan dari mereka mencukupi kebutuhan hidup dengan berprofesi sebagai pemulung, pengamen, pengemis, dan kuli bangunan.
Ironisnya, tempat hunian 50 KK yang lebih dikenal dengan nama "Kampung 1001 Malam" ini jauh dari kata layak. Hanya berdinding triplek kayu, beralaskan tanah dan beratapkan beton jembatan tol, mereka mencoba bertahan hidup di pinggiran Utara Surabaya. Bahkan sehari-hari, mereka juga terpaksa harus menghirup bau yang tidak sedap dikarenakan bersebelahan dengan sungai yang bermuara di Bozem Morokrembangan.
"Untuk itu, kami juga membagi-bagikan masker pada mereka untuk mengurangi bau yang tidak sedap," kata Widyani Kusumayanti, selaku Kepala Sekolah PG dan TK "Citra Kusuma".
Pendidik yang akrab dipanggil Bunda Widya juga menjelaskan tujuan dari bakti sosial di bulan Ramadan 1434 Hijriah ini, yakni menumbuhkan jiwa sosial pada diri siswa terhadap kondisi kehidupan masyarakat di sekitarnya.
"Ke depan, para siswa diharapkan tidak hanya mampu memahami berbagai ilmu yang diajarkan di sekolah, tetapi juga mampu mengimplementasikan dan menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, seperti melalui kegiatan sosial ini," jelasnya.
"Jika Lebaran sebelumnya kami mengajak anak didik kami untuk berbagi kasih dengan anak-anak panti asuhan dan tukang becak, kali ini kami ingin berbagi kasih dengan mereka yang bermukim dibawah jembatan tol ini," tambahnya.
Daniel Lukas Rorong perwakilan dari orangtua siswa yang turut mendampingi kedua buah hatinya merasa bahagia dan antusias dengan baksos ini.
"Jadi, sedari dini, buah hati kami sudah ditanamkan jiwa sosial dan bisa berempati pada sesama," ungkap ayah dari Aura Diva Angela Lovely Rorong (5) siswi TK B dan Divo Aprilio Lucky Rorong (2) siswa PG A ini.
"Semoga saja, pemberian kami yang tidak seberapa ini dapat bermanfaat buat mereka dan bisa digunakan di hari fitri yang tinggal beberapa hari ini," pungkas Daniel yang juga aktivis sosial ini.
Rasa bahagia juga dirasakan Tukiyem (65), salah satu warga yang menghuni kolong jembatan Tol. Ia mengungkapkan rasa harunya dengan adanya parsel Lebaran ini.
"Terima kasih ya, nak. Alhamdullilah," ucapnya usai menerima bingkisan tersebut.
Hal senada juga diungkapkan Tarno (67). Kakek sebatang kara yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini sampai meneteskan air mata. "Semoga kelak kalau sudah besar, menjadi Presiden ya, nak," katanya pada Gerald Raditya Narraya Aldoko (3) yang masih duduk di PG B ini. (Daniel Lukas Rorong/Mar)
Daniel Lukas Rorong adalah orangtua siswa dan pewarta warga yang bisa dihubungi lewat Twitter @danielrorong, FB: Daniel Lukas Rorong, dan Web: www.daniellukasrorong.com
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com
Para siswa yang rata-rata masih berusia di bawah lima tahun (Balita) dengan di dampingi para orangtua masing-masing dan juga guru-gurunya mendatangi satu persatu rumah petak yang menghuni jembatan tol yang menghubungkan antara Dupak-Perak. Kebanyakan dari mereka mencukupi kebutuhan hidup dengan berprofesi sebagai pemulung, pengamen, pengemis, dan kuli bangunan.
Ironisnya, tempat hunian 50 KK yang lebih dikenal dengan nama "Kampung 1001 Malam" ini jauh dari kata layak. Hanya berdinding triplek kayu, beralaskan tanah dan beratapkan beton jembatan tol, mereka mencoba bertahan hidup di pinggiran Utara Surabaya. Bahkan sehari-hari, mereka juga terpaksa harus menghirup bau yang tidak sedap dikarenakan bersebelahan dengan sungai yang bermuara di Bozem Morokrembangan.
"Untuk itu, kami juga membagi-bagikan masker pada mereka untuk mengurangi bau yang tidak sedap," kata Widyani Kusumayanti, selaku Kepala Sekolah PG dan TK "Citra Kusuma".
Pendidik yang akrab dipanggil Bunda Widya juga menjelaskan tujuan dari bakti sosial di bulan Ramadan 1434 Hijriah ini, yakni menumbuhkan jiwa sosial pada diri siswa terhadap kondisi kehidupan masyarakat di sekitarnya.
"Ke depan, para siswa diharapkan tidak hanya mampu memahami berbagai ilmu yang diajarkan di sekolah, tetapi juga mampu mengimplementasikan dan menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, seperti melalui kegiatan sosial ini," jelasnya.
"Jika Lebaran sebelumnya kami mengajak anak didik kami untuk berbagi kasih dengan anak-anak panti asuhan dan tukang becak, kali ini kami ingin berbagi kasih dengan mereka yang bermukim dibawah jembatan tol ini," tambahnya.
Daniel Lukas Rorong perwakilan dari orangtua siswa yang turut mendampingi kedua buah hatinya merasa bahagia dan antusias dengan baksos ini.
"Jadi, sedari dini, buah hati kami sudah ditanamkan jiwa sosial dan bisa berempati pada sesama," ungkap ayah dari Aura Diva Angela Lovely Rorong (5) siswi TK B dan Divo Aprilio Lucky Rorong (2) siswa PG A ini.
"Semoga saja, pemberian kami yang tidak seberapa ini dapat bermanfaat buat mereka dan bisa digunakan di hari fitri yang tinggal beberapa hari ini," pungkas Daniel yang juga aktivis sosial ini.
Rasa bahagia juga dirasakan Tukiyem (65), salah satu warga yang menghuni kolong jembatan Tol. Ia mengungkapkan rasa harunya dengan adanya parsel Lebaran ini.
"Terima kasih ya, nak. Alhamdullilah," ucapnya usai menerima bingkisan tersebut.
Hal senada juga diungkapkan Tarno (67). Kakek sebatang kara yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini sampai meneteskan air mata. "Semoga kelak kalau sudah besar, menjadi Presiden ya, nak," katanya pada Gerald Raditya Narraya Aldoko (3) yang masih duduk di PG B ini. (Daniel Lukas Rorong/Mar)
Daniel Lukas Rorong adalah orangtua siswa dan pewarta warga yang bisa dihubungi lewat Twitter @danielrorong, FB: Daniel Lukas Rorong, dan Web: www.daniellukasrorong.com
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com