Pecinan, Komunitas Tionghoa di Perkotaan

Jakarta memiliki banyak kesenian dan kebudayaan. Etnis Tionghoa salah satunya, dapat ditemui di kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Okt 2013, 16:51 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2013, 16:51 WIB
pecinan-131023.jpg
Citizen6, Jakarta: Jakarta memiliki banyak kesenian dan kebudayaan. Di dalamnya ada yang berasal dari suku betawi, Arab, Tionghoa, India, dan lain-lain. Etnis Tionghoa salah satunya, dapat ditemui di kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat.

Pecinan Glodok tidak pernah sepi dari aktivitas ekonomi. Di belakang kawasan Glodok ini juga terdapat sebuah gereja katolik St De Fatima. Perbedaan yang dimiliki gereja ini dengan gereja lainnya karena artitektur dan desainnya yang mencerminkn budaya etnis thionghoa. Gereja St De Fatima sendiri telah berdiri sejak 1950.

Dahulu gedung nan megah ini merupakan rumah dari seorang bangsawan. Di dalam gereja terdapat patung bunda maria dan Tuhan Yesus dengan dekor khas thionghoa. Aksen thionghoa semakin kental pada tabernakel (sebuah lemari atau kotak penyimpanan, khusus untuk menyimpan Sakramen yang telah disucikan) altar gereja. Pilar-pilar dan peralatan gereja juga masih dengan etnis thionghoa.

Tidak jauh dari gereja, terdapat sebuah Vihara Toasebio. Vihara yang tidak pernah sepi ini selalu dikunjungi oleh warga yang tinggal di kawasan Glodok Jakarta Barat.

"Vihara  telah berdiri sejak 1741. Pada jaman penjajahan VOC, Toasebio sempat dibakar sebagai bentuk penolakan terhadap warga Thionghoa," tutur Hartanto selaku Adminstrasi Vihara Toasebio.

Arsitektur gedung viharanya pun masih sama seperti saat pertama kali gedung ini dibangun. Sejak 1982 telah diadakan pelestarian peralatan. Kini patung yang dipajang merupakan duplikat. Terdapat juga barang bersejarah sebuah peralatan sembayang yang diberikan oleh Dinasti Cing sejak 1600 kepada Cheng Goan Cheng Kun.

Kehidupan yang selalu dinamis ini diwarnai oleh kerukunan warga Thionghoa dan pribumi. Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk bisa membangun Kota Jakarta untuk menjadi lebih baik. Kunci dari semua itu adalah saling menghargai dan membantu. Banyak yang bisa di pelajari dari kehidupan Jakarta yang kaya akan kebudayaan ini. (kelompok15)

Kelompok 15 adalah pewarta warga.

Mulai 16 Oktober-1 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "6 Alasan Aku Cinta Indonesia". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya