Citizen6, Yogyakarta: Sekatenan atau pasar malam merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY) dalam rangka memperingati ulang tahun nabi Muhammad SAW. Acara ini di gelar di alun-alun keranton Yogyakarta dan Surakarta.
Upacara ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang
masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam, yang diawali dengan Grebeg Mauludan dan Tumplak Wajik. Kemudian baru acara hiburan rakyat berupa pasar malam atau night market di alun-alun Yogyakarta yang biasa disebut dengan 'sekatenan'.
Lokasinya yang strategis, dekat dengan 0 kilometer Yogyakarta dan pusat wisata Malioboro membuat suasana
Sekatenan di alun-alun Utara Yogyakarta, pada Sabtu 30 November 2013 kemarin sangat ramai dipadati oleh
pengunjung yang di dominasi oleh anak-anak, remaja, mahasiswa maupun kalangan dewasa. Acara ini secara resmi akan berlangsung selama 40 hari ke depan dan dibuka 6 Desember 2013.
Di dalam pasar malam ini di dominasi oleh pedagang kuliner dan barang kebutuhan sehari-hari yang dijual dengan
harga terjangkau. Berbagai kuliner yang disajikan seperti masakan padang,kerak telor, nasi gudeg dan manisan carica. Ada juga berbagai makanan unik seperti es goreng, sosis jumbo, dan lainya. Selain itu barang-barang keperluan rumah tangga, seperti alat dapur, pakaian, dan mainan anak juga tak ketinggalan.
Di sekaten ini banyak pula wahana permainan seperti kuda putar, biang lala, kereta mini, tong stand, dan rumah hantu bagi Anda yang suka tantagan. Fasilitas yang ada membuat tempat ini banyak dikunjungi.
Tidak ada biaya masuk untuk berkunjung ke sini, hanya cukup membayar retribusi parkir. Semakin malam tempat ini semakin ramai dan padat oleh pengunjung. Acara ini selain untuk melestarikan budaya, ajang hiburan rakyat ini juga dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi mikro masyarakat .
"Pendapatanya lumayan dari berjualan disini. Apalagi kalo akhir pekan, semakin banyak pengunjung yang datang dan bisa buat tambah-tambah," tutur Eni, salah satu pedagang di acara Sekatenan tersebut. (Haninda Rafi Windiastuti/mar)
Haninda Rafi Windiastuti, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro- Semarang yang bisa dihubungi lewat Twitter: @hanindarafi_
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Upacara ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang
masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam, yang diawali dengan Grebeg Mauludan dan Tumplak Wajik. Kemudian baru acara hiburan rakyat berupa pasar malam atau night market di alun-alun Yogyakarta yang biasa disebut dengan 'sekatenan'.
Lokasinya yang strategis, dekat dengan 0 kilometer Yogyakarta dan pusat wisata Malioboro membuat suasana
Sekatenan di alun-alun Utara Yogyakarta, pada Sabtu 30 November 2013 kemarin sangat ramai dipadati oleh
pengunjung yang di dominasi oleh anak-anak, remaja, mahasiswa maupun kalangan dewasa. Acara ini secara resmi akan berlangsung selama 40 hari ke depan dan dibuka 6 Desember 2013.
Di dalam pasar malam ini di dominasi oleh pedagang kuliner dan barang kebutuhan sehari-hari yang dijual dengan
harga terjangkau. Berbagai kuliner yang disajikan seperti masakan padang,kerak telor, nasi gudeg dan manisan carica. Ada juga berbagai makanan unik seperti es goreng, sosis jumbo, dan lainya. Selain itu barang-barang keperluan rumah tangga, seperti alat dapur, pakaian, dan mainan anak juga tak ketinggalan.
Di sekaten ini banyak pula wahana permainan seperti kuda putar, biang lala, kereta mini, tong stand, dan rumah hantu bagi Anda yang suka tantagan. Fasilitas yang ada membuat tempat ini banyak dikunjungi.
Tidak ada biaya masuk untuk berkunjung ke sini, hanya cukup membayar retribusi parkir. Semakin malam tempat ini semakin ramai dan padat oleh pengunjung. Acara ini selain untuk melestarikan budaya, ajang hiburan rakyat ini juga dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi mikro masyarakat .
"Pendapatanya lumayan dari berjualan disini. Apalagi kalo akhir pekan, semakin banyak pengunjung yang datang dan bisa buat tambah-tambah," tutur Eni, salah satu pedagang di acara Sekatenan tersebut. (Haninda Rafi Windiastuti/mar)
Haninda Rafi Windiastuti, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro- Semarang yang bisa dihubungi lewat Twitter: @hanindarafi_
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.