Citizen6, Semarang: Olahraga memang menjadi kegiatan yang dibutuhkan oleh manusia untuk menjaga kesehatan dan bentuk tubuh. Beberapa olahraga yang sering kita lakukan adalah jogging, basket, bulutangkis, dan banyak lagi. Namun, seringkali kita malas berolahraga lantaran bosan dengan olahraga yang itu-itu saja. Nah, saat ini ada olahraga baru yang menyenangkan tetapi sangat menantang yaitu cheerleading.
Mungkin bagi sebagian orang memandang cheerleading adalah kegiatan para gadis-gadis belia yang menyemangati tim basket atau sepakbola sekolah mereka dengan tarian ataupun yel-yel.Tapi tahukah Anda pada awalnya, kegiatan cheerleading dilakukan oleh sekumpulan pria? Ya,cheerleading pertama kali dilakukan oleh Johnny Campbell pada 1898 untuk mendukung tim American footbabll kampus mereka di University of Minnesota, Amerika Serikat.
Pada awalnya cheerleading dilakukan oleh beberapa anak laki-laki yang bertugas memimpin penonton untuk memberi yel-yel dan teriakan-teriakan penyemangat. Namun,seiring berjalannya waktu, cheerleading juga dilakukan oleh wanita, bahkan saat ini keberadaan kaum adam di dalam dunia cheerleading mulai menipis meskipun tidak hilang sama sekali.
Saat ini cheerleading sudah tidak begitu dikaitkan dengan pemandu sorak yang berteriak-teriak saja, namun juga membuat sebuah pyramid atau stunt. Dalam membuat pyramid itu tentu diperlukan kekuatan fisik dan nyali yang besar karena bila Anda kurang waspada, kemungkinan untuk jatuh dan cidera akan besar.Tetapi kemungkinan itu dapat diminimalisir dengan latian yang rutin.
Dalam cheerleading diperlukan base, back base, dan side back untuk mengangkat, melempar, dan menangkap flyer (orang yang berada diatas pyramid atau stunt). Karena hal inilah,saat ini cheerleading mempunyai tempat sendiri dalam dunia olahraga, bahkan sering diadakan kompetisi-kompetisi cheerleading.
Bila Anda dirasa sudah tidak memungkinkan untuk berolahraga cheerleading, Anda dapat mengenalkannya kepada anak Anda. Apalagi saat ini sudah banyak sekali sekolah-sekolah yang memasukkan cheerleading sebagai ekstrakurikuler di sekolah. Bagaimana, siapkah diri Anda ber-cheerleading? (Rhenita Christanti/mar)
Penulis
Rhenita Christanti, Semarang, rhenitaXXX@ymail.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Mungkin bagi sebagian orang memandang cheerleading adalah kegiatan para gadis-gadis belia yang menyemangati tim basket atau sepakbola sekolah mereka dengan tarian ataupun yel-yel.Tapi tahukah Anda pada awalnya, kegiatan cheerleading dilakukan oleh sekumpulan pria? Ya,cheerleading pertama kali dilakukan oleh Johnny Campbell pada 1898 untuk mendukung tim American footbabll kampus mereka di University of Minnesota, Amerika Serikat.
Pada awalnya cheerleading dilakukan oleh beberapa anak laki-laki yang bertugas memimpin penonton untuk memberi yel-yel dan teriakan-teriakan penyemangat. Namun,seiring berjalannya waktu, cheerleading juga dilakukan oleh wanita, bahkan saat ini keberadaan kaum adam di dalam dunia cheerleading mulai menipis meskipun tidak hilang sama sekali.
Saat ini cheerleading sudah tidak begitu dikaitkan dengan pemandu sorak yang berteriak-teriak saja, namun juga membuat sebuah pyramid atau stunt. Dalam membuat pyramid itu tentu diperlukan kekuatan fisik dan nyali yang besar karena bila Anda kurang waspada, kemungkinan untuk jatuh dan cidera akan besar.Tetapi kemungkinan itu dapat diminimalisir dengan latian yang rutin.
Dalam cheerleading diperlukan base, back base, dan side back untuk mengangkat, melempar, dan menangkap flyer (orang yang berada diatas pyramid atau stunt). Karena hal inilah,saat ini cheerleading mempunyai tempat sendiri dalam dunia olahraga, bahkan sering diadakan kompetisi-kompetisi cheerleading.
Bila Anda dirasa sudah tidak memungkinkan untuk berolahraga cheerleading, Anda dapat mengenalkannya kepada anak Anda. Apalagi saat ini sudah banyak sekali sekolah-sekolah yang memasukkan cheerleading sebagai ekstrakurikuler di sekolah. Bagaimana, siapkah diri Anda ber-cheerleading? (Rhenita Christanti/mar)
Penulis
Rhenita Christanti, Semarang, rhenitaXXX@ymail.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.