Cryptocurrency Seperti Bitcoin Masih Bukan Pilihan Pembayaran yang Efektif

Cryptocurrency termasuk bitcoin menggunakan teknologi blockchain yang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi tanpa memerlukan perantara keuangan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 25 Jan 2022, 08:59 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2022, 08:59 WIB
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Cryptocurrency telah meledak dan mengubah cara transaksi yang dilakukan di dunia nyata. Dalam periode beberapa tahun, cryptocurrency telah berkembang dari sekadar hal baru menjadi sebuah industri hingga triliunan dolar. Di antara itu semua ada tujuan bagaimana membuat pembayaran yang lebih efektif daripada sekarang ini.

Cryptocurrency menggunakan teknologi blockchain. Blockchain adalah buku besar digital, terdistribusi, dan terdesentralisasi yang mendasari token virtual, dan bertanggung jawab untuk mencatat transaksi tanpa memerlukan perantara keuangan, seperti bank.

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (25/1/2022), Blockchain banyak dianggap sebagai perubahan besar karena kemampuan yang dimilikinya. Pada kenyataannya, meskipun banyak perusahaan yang menerima cryptocurrency seperti Bitcoin sebagai metode pembayaran. Namun, masih banyak keterbatasan yang yang dilakukan. 

Transaksi yang dilakukan di bank tradisional memiliki kerangka waktu. Mentransfer uang dapat memakan waktu beberapa menit untuk sampai ke penerima, tetapi terkadang bisa lebih lama. Teknologi Blockchain dimaksudkan untuk membuat transaksi semacam itu lebih mudah dan lebih cepat. 

Waktu transaksi memengaruhi kecepatan menerima cryptocurrency. Pada 2017, dibutuhkan waktu rata-rata 78 menit untuk mengonfirmasi transaksi Bitcoin. Namun, di jaringan bitcoin hari ini, waktu konfirmasi rata-rata untuk pembayaran BTC adalah sekitar 10 menit. 

Meskipun demikian, waktu transaksi dapat sangat bervariasi karena berbagai faktor, seperti total aktivitas jaringan, tingkat hash, waktu dan ukuran blok, dan biaya transaksi.

Jika jaringan Bitcoin macet, akan ada backlog transaksi di mempool, yang merupakan catatan semua transaksi Bitcoin yang belum divalidasi oleh penambang dan ditambahkan ke blok berikutnya di blockchain.

Agar transaksi berjalan lebih cepat, pengguna harus membayar lebih banyak biaya transaksi. Ini terjadi pada April 2021, di mana rata-rata biaya transaksi Bitcoin mencapai USD 59, menurut CoinMarket. 

Pandangan lain tentang ketidakefektifan pembayaran cryptocurrency adalah kenyataan bahwa pembayaran yang dilakukan secara tidak sengaja tidak dapat dibatalkan seperti sistem pembayaran perbankan tradisional. 

Demikian juga, semua transaksi yang diselesaikan melalui Bitcoin tidak dapat diubah, sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan jika jumlah yang salah dikirim atau jika dikirim ke penerima yang salah.

Pada akhirnya, orang percaya Bitcoin memiliki nilai sebagai penyimpanan kekayaan, mirip dengan emas digital dibandingkan sebagai alat pembayaran. 

Namun, banyak yang masih memegang gagasan cryptocurrency akan menjadi sistem keuangan baru. Meskipun itu mungkin, tetapi masih banyak yang perlu disiapkan untuk mengurangi biaya di pihak pengirim dan penerima.

Sementara itu, orang mungkin berharap pada titik tertentu, dalam peningkatan teknologi blockchain, mungkin ada biaya penarikan nol yang akan memastikan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi bagian dari ekosistem keuangan ini dan sepenuhnya menikmati pembelian di dunia nyata.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harga Kripto pada 24 Januari 2022

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, harga Bitcoin, Ethereum dan jajaran kripto teratas beranjak naik sedikit demi sedikit pada Senin pagi, 24 Januari 2022. Kripto yang pada sesi perdagangan hari sebelumnya melemah, hingga saat ini terlihat menguat meskipun sedikit.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat dalam satu hari terakhir sebesar 0,94 persen. Meskipun begitu, dalam sepekan, BTC masih meradang cukup besar yaitu 18,04 persen.

Saat ini, harga BTC masih berada di level USD 35.392,35 per koin atau setara Rp 507,1 juta (asumsi kurs Rp 14.329 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) sebagai kripto terbesar kedua juga sedikit menguat sebesar 1,75 persen dalam satu hari terakhir, tetapi masih melemah dalam sepekan sebesar 27,29 persen. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.435,20 per koin. 

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), meskipun sedikit turun, tetapi masing-masing harganya masih stabil. USDT masih berada di level USD 1,00, sedangkan USDC sedikit menurun ke level USD 0,9997 per koin.

Selanjutnya, Binance coin (BNB) yang juga ikut menguat dalam 24 jam terakhir sebesar 3,22 persen. Namun, masih melemah dalam sepekan sebesar 26,28 persen. Hal itu membuat BNB berada di level USD 368,29 per koin. 

Sedangkan, Cardano (ADA) mulai menguat juga sebesar 0,50 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, dalam sepekan masih menunjukkan grafik merah yaitu 23,84 persen. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,07 per koin.

Terakhir, Solana (SOL) hari ini sedikit menguat sebesar 1,02 persen dalam satu hari terakhir dan dalam sepekan meradang sebesar 35,59 persen. Saat ini harga SOL berada di level USD 95,18 per koin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya