Pertukaran Kripto di AS CoinZoom, Hentikan Sementara Pengguna Baru Rusia

CoinZoom adalah pertukaran kripto yang kurang dikenal, ini merupakan salah satu yang pertama menghentikan operasi bisnis baru di Rusia.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 15 Mar 2022, 21:53 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 21:53 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran cryptocurrency yang berbasis di Utah, CoinZoom, menghentikan sementara aplikasi untuk akun baru di Rusia setelah konflik yang meningkat di negara itu di Ukraina, kata CEO perusahaan itu. 

CoinZoom adalah pertukaran kripto yang kurang dikenal, ini merupakan salah satu yang pertama menghentikan operasi bisnis baru di Rusia, di tengah sebagian besar pertukaran menolak permintaan untuk memblokir pengguna Rusia. 

Coinbase, Kraken, dan Binance telah mengatakan, meskipun mereka akan mematuhi sanksi Barat, mereka tidak akan memblokir pengguna Rusia tanpa persyaratan hukum untuk melakukannya.

Kepala Eksekutif CoinZoom Todd Crosland mengatakan perusahaan memutuskan untuk menangguhkan akun baru karena tidak jelas bagaimana pelanggan akan mendanai mereka mengingat perusahaan pembayaran besar menarik diri dari Rusia.

“Ini adalah situasi yang sangat cair di Rusia sekarang dan sangat cair dengan regulator, sehingga dapat mendanai akun Anda dengan kawat atau kartu debit, Mastercard, Visa semua mekanisme pendanaan itu pada dasarnya dihilangkan untuk pelanggan Rusia sekarang,” kata Crosland dalam sebuah wawancara, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (15/3/2022). 

CoinZoom tidak memblokir pemegang akun Rusia yang ada tetapi menyaring mereka dari daftar sanksi, kata Crosland.

Pada Sabtu minggu lalu, perusahaan pembayaran AS Visa Inc dan Mastercard Inc mengatakan mereka menangguhkan operasi di Rusia karena invasi ke Ukraina.

Di sisi lain, beberapa pertukaran kripto telah menuai kritik karena menolak untuk memblokir pengguna Rusia, terutama setelah Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov bulan lalu meminta pertukaran kripto untuk memblokir alamat dompet digital pengguna Rusia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Asosiasi Kripto di Jepang Bakal Hentikan Pengguna Rusia yang Masuk Daftar Hitam

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, Badan Layanan Keuangan Jepang (FSA) dan Asosiasi Pertukaran Aset Virtual dan Kripto Jepang dilaporkan akan mencoba menemukan cara untuk menghentikan entitas Rusia yang masuk daftar hitam menghindari sanksi melalui penggunaan kripto.

Sebuah laporan lain menunjukkan kedua pihak tidak membahas atau mempertimbangkan rencana untuk memblokir semua pengguna Rusia. 

Sebaliknya, laporan itu mengatakan regulator fokus pada menemukan cara untuk menghentikan siapa pun yang menggunakan cryptocurrency  untuk menghindari sanksi.

Sementara itu, menurut laporan Bloomberg mengutip Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki yang menjelaskan kepada parlemen negara itu bagaimana Tokyo bekerja untuk menutup celah yang dapat dimanfaatkan oleh orang-orang Rusia yang terkena sanksi. 

“Kami mengamati dengan cermat situasi penyelesaian seperti aset kripto dan SPFS untuk mengamankan efektivitas sanksi terhadap Rusia,” kata Suzuki dikutip dari Bitcoin.com, Jumat, 11 Maret 2022.

Pengungkapan Jepang berencana untuk memblokir entitas Rusia yang terkena sanksi datang setelah sejumlah pertukaran kripto Korea Selatan mengkonfirmasi mereka sekarang memblokir pengguna dari negara-negara yang berisiko tinggi melakukan pencucian uang.

Meskipun Jepang mulai menindak pengguna Rusia yang masuk daftar hitam, tetapi berapa pertukaran kripto global telah menolak untuk memblokir semua pengguna Rusia seperti yang telah diminta oleh banyak orang termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya