Investor Kevin O'Leary Ungkap 20 Persen Portofolionya di Kripto

Dia mengatakan seperlima dari kepemilikan investasinya terikat dalam industri kripto.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 28 Mar 2022, 12:54 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2022, 12:54 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Investor selebritas Kevin O'Leary mengatakan kepada CNBC, seperlima dari kepemilikan investasinya terikat dalam cryptocurrency dan perusahaan yang beroperasi di industri aset digital tersebut. 

“Saya memiliki jutaan dolar, 20 persen dari portofolio saya sekarang dalam cryptocurrency dan blockchain,” kata O'Leary dalam sebuah wawancara bersama CNBC, dikutip Senin (28/3/2022). 

Cryptocurrency telah menarik banyak perhatian dan investasi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dari institusi besar dan tokoh terkenal seperti manajer hedge fund Paul Tudor Jones dan manajer dana Bill Miller.

Selain itu, banyak pihak yang memuji bitcoin, cryptocurrency terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar, sebagai penyimpan nilai jangka panjang. Ada banyak token digital lain yang lebih kecil juga.

Melihat fenomena yang menunjukkan beberapa kripto tidak bisa bertahan atau hilang sebelum satu dekade, O'Leary mengatakan dirinya telah memperhatikan risiko tersebut. 

“Harus beragam. Saya memiliki 32 posisi berbeda, termasuk ekuitas FTX itu sendiri," ujar O'Leary saat mengungkapkan, dia adalah juru bicara berbayar untuk pertukaran kripto FTX, yang didirikan oleh miliarder berusia 30 tahun Sam Bankman-Fried.

“Intinya adalah, Anda tidak tahu siapa yang akan menang. Apakah Ethereum akan menang? Apakah solana akan menang? Apakah itu Helium atau Avalanche? Saya memiliki semuanya," lanjut O’Leary. 

O’Leary juga memberikan komentar mengenai langkah yang diambil Joe Biden untuk menandatangani perintah eksekutif soal aset digital tersebut. 

"Itu bukan larangan habis-habisan, jadi itu kabar baik," kata O'Leary. 

Namun, dia menyatakan keprihatinan tentang cara arahan Biden mencakup penekanan pada risiko iklim yang terkait dengan kripto.

Tindakan menambang Bitcoin yang dalam praktiknya berarti menjalankan komputer untuk memverifikasi transaksi di seluruh jaringan blockchain membutuhkan banyak daya. Akibatnya, para kritikus menyesali jejak karbon penambangan Bitcoin.

O'Leary mengatakan dia berinvestasi di setidaknya satu fasilitas penambangan Bitcoin pribadi. Namun, dia mengatakan dia menjual posisinya di perusahaan pertambangan Bitcoin yang diperdagangkan secara publik setelah perintah eksekutif Biden.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga Bitcoin Sentuh Level Tertinggi

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin melesat melewati USD 46.800 atau sekitar Rp 671,1 juta pada satu titik, naik lebih dari 4 persen selama satu periode dua jam untuk mencapai level tertinggi selama tiga bulan. 

Bahkan pada saat artikel ini tayang, Senin (28/3/2022) pagi, harga Bitcoin sudah berada di harga USD 47.186,31. Bitcoin telah naik lebih dari 12 persen sejak minggu lalu setelah naik enam hari berturut-turut, meskipun tetap turun dari titik awal USD 47.200 pada awal 2022. 

Ethereum dan sebagian besar kripto utama lainnya juga berkembang. kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar mengikuti pola yang mirip dengan Bitcoin pada Senin dan diperdagangkan lebih dari USD 3.270, level tertinggi sejak awal Februari. 

Solana, Cardano, dan Avalanche, di antara Altcoin lainnya, sangat bagus. Koin meme populer untuk Dogecoin dan Shiba Inu, masing-masing naik sekitar 6 persen dan 3,4 persen.

CEO manajer dana BitBull Capital, Joe DiPasquale mengatakan perdagangan semakin cepat setelah berminggu-minggu volume rendah.

“Volume perdagangan naik karena pembeli mencoba mengubah garis resistensi ini menjadi dukungan dan mengambil langkah lebih lanjut dalam penetapan harga,” ujar DiPasquale, dikutip dari CoinDesk, Senin, 28 Maret 2022.

DiPasquale mengatakan, Bitcoin memiliki minggu yang kuat, terutama mengingat opsi triwulanan berakhir. Pada Jumat dia mencatat Bitcoin telah menunjukkan ketahanan menyusul keputusan Federal Reserve minggu lalu untuk menaikkan suku bunga dan eskalasi lanjutan dari invasi Rusia ke Ukraina dengan kejatuhan ekonominya.

Namun, DiPasquale  juga masih berhati-hati dalam menilai kripto pada hari-hari selanjutnya, karena seperti diketahui, kripto sangat sulit diprediksi. 

“Sementara pelaku pasar mulai mendapatkan bullish dan Fear and Greed Index berada di netral, bull BTC ingin melihat harga berkonsolidasi di atas USD 46.000 untuk kelanjutan lebih lanjut," ungkap DiPasquale.

"Minggu mendatang juga penting karena menandai akhir kuartal dan kita bisa melihat peningkatan volatilitas setelah itu,” pungkas dia. 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya