Sebelum Bangkrut, Celsius Berhasil Gaet 1,7 Juta Pengguna Baru

Beberapa hari sebelum bangkrut, Celsius masih beriklan dalam teks tebal besar di situs webnya.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 18 Jul 2022, 18:44 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2022, 18:44 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta - Pengajuan kebangkrutan Celsius minggu ini hampir tidak mengejutkan siapa pun. Karena berdasarkan pola, setelah membekukan aset pelanggan, biasanya semuanya berakhir dengan kebangkrutan. Meskipun begitu, sebelum bangkrut Celsius berhasil menggaet sekitar 1,7 juta pengguna baru.

Tiga minggu setelah Celsius menghentikan semua penarikan karena kondisi pasar yang ekstrem dan beberapa hari sebelum bangkrut, Celsius masih beriklan dalam teks tebal besar di situs webnya. Dalam iklannya, Celsius masih menjanjikan pengembalian tahunan hampir 19 persen. 

Janji seperti ini membantu memikat pengguna baru dengan cepat. Celsius mengatakan memiliki 1,7 juta pelanggan, pada Juni.

“Transfer kripto Anda ke Celsius dan Anda bisa menghasilkan hingga 18,63 persen APY dalam hitungan menit,” isi iklan pada situs Celsius sebelum bangkrut, dikutip dari CNBC, Senin (18/7/2022).

Jatuhnya Celsius menandai kebangkrutan besar ketiga dalam ekosistem kripto dalam dua minggu, dan itu disebut sebagai momen Lehman Brothers crypto. 

Efek penularan dari pemberi pinjaman kripto yang gagal, mirip dengan jatuhnya bank besar Wall Street yang pada akhirnya meramalkan Hutang hipotek 2008 dan krisis keuangan.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kreditur

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Celsius Memiliki 100.000 Kreditur

Pengajuan kebangkrutan perusahaan menunjukkan Celsius juga memiliki lebih dari 100.000 kreditur, beberapa di antaranya meminjamkan uang tunai platform tanpa jaminan apa pun untuk mendukung pengaturan. 

Daftar 50 kreditur tanpa jaminan teratasnya, termasuk perusahaan perdagangan Sam Bankman-Fried, Alameda Research, serta perusahaan investasi yang berbasis di Kepulauan Cayman.

Aset Perusahaan Turun dan Berutang

Pada Oktober 2021, CEO Celsius, Alex Mashinsky mengatakan pemberi pinjaman kripto itu memiliki aset yang dikelola senilai USD 25 miliar atau sekitar Rp 374,8 triliun. 

Bahkan baru-baru ini pada Mei meskipun harga cryptocurrency jatuh , Celsius masih mengelola sekitar USD 11,8 miliar aset, menurut situs webnya. Perusahaan juga memiliki USD 8 miliar lagi dalam pinjaman klien, menjadikannya salah satu nama terbesar di dunia dalam pinjaman kripto.

Sekarang, Celcius turun menjadi USD 167 juta "dalam bentuk tunai," yang katanya akan memberikan "likuiditas yang cukup" untuk mendukung operasi selama proses restrukturisasi.

Sementara itu, Celsius berutang kepada penggunanya sekitar USD 4,7 miliar, menurut pengajuan kebangkrutannya dan ada sekitar USD 1,2 miliar lubang di neracanya.

Pasar Kripto Masih Kuat, Waspadai Tiga Sentimen Negatif

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, menjelang akhir pekan, situasi pasar kripto membuat hati investor semringah. Lantaran secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap melaju optimis ke zona hijau pada perdagangan Jumat, 15 Juli 2022 pukul 12.00 WIB.

Melansir CoinMarketCap, nilai Bitcoin berada di harga USD 20.526 atau melonjak 1,31 persen dalam sehari terakhir. Nilai Ethereum (ETH) ikut naik 7,31 persen ke USD 1.195 pada waktu yang sama.

Sementara altcoin lainnya juga tidak meroket, seperti XRP, Solana (SOL), Dogecoin (DOGE) dan Cardano (ADA) harga melonjak masing-masing 6,59 persen, 6,89 persen, 1,23 persen dan 1,30 persen dalam 24 jam terakhir.

Lalu apa yang menyebabkan pasar kripto bergejolak positif?

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menuturkan, reli singkat yang terjadi pada perdagangan pasar kripto disebabkan oleh sentimen positif dari komentar terbaru pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed).

Sejumlah pejabat The Fed menyebutkan lembaga otoritas moneter tersebut kemungkinan besar tidak akan mengerek suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin gara-gara inflasi AS menyentuh level tertingginya dalam 41 tahun terakhir.

"Kemarin sejumlah pejabat The Fed menyangkal akan menaikan suku bunga acuan hingga 100 bps, tetapi condong ke 75 bps pada pertemuan mendatang. Kabar ini tampak disambut positif oleh investor sehingga nilai aset kripto masih sukses mempertahankan kinerjanya,” kata Afid dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 15 Juli 2022.

Penguatan Hanya Sementara

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Banyak investor yang menjadi bergairah untuk kembali melakukan transaksi di market kripto, walaupun situasi di pasar saham saat ini lesu. Meski demikian, reli singkat ini hanya bertahan sementara lantaran belum didukung aksi akumulasi yang kuat dari pelaku pasar.

Berdasarkan data CoinMarketCap, nilai market cap aset kripto belum tembus USD 1 triliun dan volume trading harian di bursa kripto turun 5,14 persen dalam sehari terakhir. Tampaknya investor masih khawatir inflasi tinggi dan ancaman resesi dalam jangka waktu pendek.

Sementara itu, pergerakan Bitcoin sekarang mengharapkan The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi akhir bulan ini, yang selanjutnya dapat berdampak pada harga.

Pergerakan harga Bitcoin akan berada di kisaran harga USD 20.317 dan masih berpotensi naik hingga ke level harga US$ 21.127. Namun, apabila harga Bitcoin kembali koreksi, kemungkinan turun dan retest support pada harga USD 19.772.

Tiga Sentimen Negatif Bisa Tekan Pasar Kripto

Aset Kripto
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Ada setidaknya tiga faktor yang bisa membuat pergerakan market kripto kembali tertekan. Lantaran telah terjadi anomali di mana, nilai aset kripto ternyata masih bertahan meski data inflasi AS menyentuh level tertingginya dalam 41 tahun terakhir pada Juni.

Melihat data historisnya, nilai aset kripto biasanya langsung rontok setelah perilisan data tersebut. Sebab, pelaku pasar selalu mengaitkan hasil data inflasi dengan rencana moneter yang akan ditempuh bank sentral AS, The Fed.

Maka dari itu, faktor pertama adalah jika The Fed merespons inflasi dengan kenaikan suku bunga acuan ekstra kencang, maka selera investor perlahan bakal pudar. Dampaknya akan memberikan tekanan negatif pada harga untuk aset berisiko, dari saham ke Bitcoin.

Selanjutnya, datang dari kabar platform pinjam meminjam kripto, Celsius yang tengah menyiapkan dokumen kebangkrutan. Menurut dokumen yang diajukan ke pengadilan tata usaha New York, Celsius ternyata memiliki aset USD 4,3 miliar dan kewajiban USD 5,5 miliar, sehingga perseroan punya defisit neraca sebesar USD 1,2 miliar.

Selain itu, faktor lainnya adalah berkembangan dari kasus Mt Gox yang saat ini memiliki 142.000 Bitcoin siap untuk dijual dalam rangka ganti rugi korban. Walau terdengar seperti kabar positif, ganti rugi ini dapat membuat tekanan jual yang besar di pasar kripto, terutama untuk Bitcoin.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya