Menginap di Hotel Mewah Maladewa Kini Dapat Bayar Pakai Kripto

Soneva, menjadi pemimpin dalam industri perhotelan mewah, sekarang menerima Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) di propertinya di Thailand dan Maladewa.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 27 Agu 2022, 08:31 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Adopsi global cryptocurrency semakin tumbuh pesat. Hal ini ditandai dengan banyak merek dan bisnis konsumen, termasuk industri hotel serta resort, mulai menerima aset digital sebagai pembayaran.

Salah satunya, belum lama ini Bitcoin masuk ke perangkat keras pemrosesan pembayaran resor mewah di negara kepulauan yang terletak di Asia Selatan yaitu Maladewa. 

Soneva, menjadi pemimpin dalam industri perhotelan mewah, sekarang menerima Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) di propertinya di Thailand dan Maladewa. 

Tamu di Soneva Fushi, Soneva Jani, dan Soneva di Aqua di Maladewa, serta Soneva Kiri di Thailand, kini dapat melakukan pembayaran internasional yang aman menggunakan sistem pembayaran, yang dirancang untuk menyederhanakan proses pembayaran dan memberikan tingkat kenyamanan tertinggi.

Bitcoin Meningkatkan Opsi Pembayaran

Soneva telah bekerja sama dengan TripleA, penyedia solusi pembayaran cryptocurrency, dan layanan platform pembayaran Pomelo Pay, untuk meningkatkan alternatif pembayaran dan meningkatkan akses ke perjalanan mewah. 

Kepala keuangan dan wakil CEO Soneva, Bruce Bromley, menyatakan di Soneva, selalu berusaha untuk menjadi pionir dalam bisnis perhotelan. 

"Menerima cryptocurrency sebagai metode pembayaran adalah contoh lain bagaimana memudahkan pengunjung internasional untuk melakukan pembayaran dari mana saja di dunia,” ujar Bromley dikutip dari situs Binance, Kamis, 25 Agustus 2022.

Sebagai penyedia solusi pembayaran cryptocurrency berlisensi, TripleA memungkinkan tamu Soneva membayar menggunakan kripto bebas risiko, dengan konfirmasi instan dan konversi waktu nyata, tanpa tagihan balik.

 

Adopsi Kripto di Industri Perhotelan

Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay
Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay

Hotel terkemuka di dunia yang berafiliasi The Chedi Andermatt di Swiss baru-baru ini bergabung dengan daftar hotel yang menerima Bitcoin dan Ethereum. Bulan lalu, Five Hotels and Resorts, sebuah perusahaan perhotelan yang berbasis di Dubai, mengungkapkan mereka akan menerima Bitcoin dan Ethereum sebagai pembayaran untuk layanannya.

Sementara itu, The Pavilions Hotels & Resorts, yang berkantor pusat di Hong Kong, adalah jaringan hotel pertama yang mulai menerima cryptocurrency untuk menginap di lokasi hotel dan resortnya di seluruh dunia.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Pasar Kripto Menguat Tipis, Investor Masih Menanti Sinyal The Fed

Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)

Sebelumnya, pergerakan aset kripto pada Kamis pagi, 25 Agustus 2022 tampak naik tipis di zona hijau. Sejak awal pekan ini, gerak kripto tergolong sideways dengan rentang naik-turun yang tipis. Hal ini seakan membuktikan market belum menarik bagi investor.

Melansir situs Coinmarketcap, Kamis, 25 Agustus 2022, dari 7 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap kompak kumpul ke zona hijau dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC), misalnya naik tipis 0,29 persen ke USD 21.682 atau sekitar Rp 321,6 juta per keping dan turun 11,35 persen selama seminggu terakhir.

Sementara, ethereum (ETH) juga mulus naik 0,66 persen ke USD 1.622 di waktu yang sama dan anjlok 14,60 persen sepekan terakhir. Solana (SOL), Cardano (ADA) dan Dogecoin (DOGE) juga alami kenaikan harga masing-masing 1,44 persen , 0,12 persen dan 1,25 persen. Sejatinya, kenaikan tipis ini kemungkinan besar akan berlangsung semu.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat pola pergerakan kripto yang sempat naik dan turun dengan cepat membuktikan market belum stabil. Investor tampak tidak percaya diri melakukan akumulasi di tengah sentimen ekonomi yang masih negatif.

"Market aset kripto ternyata tak mampu mempertahankan posisinya di zona hijau lebih lama. Pergerakan market yang cenderung membosankan ini sebenarnya sudah diprediksi. Hal ini karena penguatan harga aset-aset kripto hanyalah technical rebound,” kata Afid dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (25/8/2022).

Menurut Afid, situasi makroekonomi masih kurang kondusif. Terlebih, data-data ekonomi AS yang baru dirilis kemarin tidak satu pun menunjukkan sinyal-sinyal pemulihan.

Menanti Sinyal Kebijakan The Fed

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Pada Selasa, 23 Agustus 2022, sajian data aktivitas manufaktur AS mencetak pelemahan pada Agustus. Selain itu, data penjualan rumah di AS mengalami penurunan signifikan 12,6 persen secara bulanan pada Juli lalu. 

Aktivitas bisnis di sektor swasta AS turun pada Agustus 2022. Bahkan, penurunan bisnis ini tercepat sejak 15 bulan terakhir atau Mei 2020 lalu.

"Data-data tersebut semakin mempertebal ketakutan investor akan perlambatan ekonomi AS. Investor tentu akan menjauhi pasar aset berisiko, termasuk saham dan kripto ketika prospek ekonomi diramal mendung," ujar Afid.

Menanti Sinyal Kebijakan The Fed

Investor kripto menanti data ekonomi baru tersebut, bisa saja menuntun bank sentral AS, The Fed untuk berpikir ulang mengerek suku bunga acuannya dengan agresif. Oleh karenanya, mereka wait and see tidak melakukan aksi akumulasi.

Investor juga mengantisipasi pertemuan akbar The Fed di Jackson Hole pada akhir pekan ini. Mereka mempertahankan kewaspadaan menjelang pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dijadwalkan pada Jumat, 26 Agustus 2022 waktu setempat tentang arah bank sentral pada kebijakan moneter pada September mendatang.

Ada Harapan Bitcoin Menguat

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

"Mengingat hal tersebut, pekan ini akan menyulitkan gerak kripto untuk reli. Volatilitas dapat dengan mudah naik, baik sebelum, selama atau setelah simposium selesai. Maka, simposium Jackson Hole adalah kunci utama yang harus diperhatikan dalam beberapa hari mendatang," tutur Afid.

Sementara itu, perdebatan berlanjut tentang The Merge Ethereum yang akan mengubah protokol platform blockchain dari proof-of-work menjadi proof-of-stake yang lebih cepat dan lebih ramah lingkungan. 

Beberapa pengamat percaya perubahan itu akan berdampak kecil pada harga kripto, meskipun Ethereum mengalami kenaikan dramatis awal bulan ini.

“Level support Bitcoin kini pada level USD 20.701 masih menjadi tahanan terdekat dan penting apabila kembali koreksi, kemungkinan penurunan harga Bitcoin akan berlanjut dan kembali bergerak dibawah USD 20.000,” tutur Afid.

Namun, masih ada harapan untuk harga Bitcoin kembali naik, level resistance-nya pada level USD 22.370 menjadi target utama.

“Sementara, penurunan harga Ethereum (ETH) tertahan support pada level USD 1.607. Jika support pada level tersebut tertembus, kemungkinan harga ETH akan kembali turun hingga menuju level USD 1.489,” pungkas Afid.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya