Intip Kinerja Kripto BNB Coin yang Menguat Hari Ini 2 September 2022

Begini kinerja BNB Coin pada perdagangan Jumat (2/9/2022).

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Sep 2022, 13:59 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2022, 13:59 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Binance Coin adalah mata uang kripto yang dikeluarkan oleh pertukaran kripto Binance dan diperdagangkan dengan simbol BNB. Pada kuartal II 2022, Binance Exchange adalah pertukaran mata uang kripto terbesar di dunia, dengan volume USD 7,6 miliar atau sekitar Rp 113,6 triliun. 

Tak hanya menjadi exchange terbesar, koin kripto Binance yaitu BNB Coin juga berhasil menempati deretan kripto 5 terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Di tengah kondisi pasar kripto yang alami penurunan, BNB Coin masih terlihat alami pergerakan hijau dalam 24 jam terakhir. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (2/9/2022) BNB Coin berhasil menguat 0,92 persen dalam 24 jam terakhir,tetapi masih melemah 6,72 persen dalam sepekan. Harga BNB Coin saat ini berada di level USD 279,65 Rp 4,1 juta dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 14 triliun.

Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 5. BNB Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 672,4 triliun.  Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 161,3 juta BNB Coin dari maksimal suplai sebanyak 200 juta BNB Coin.

Diluncurkan pada Juli 2017, Binance adalah pertukaran cryptocurrency terbesar secara global berdasarkan volume perdagangan harian. Binance bertujuan untuk membawa pertukaran cryptocurrency ke garis depan aktivitas keuangan secara global. Ide di balik nama Binance adalah untuk menunjukkan paradigma baru ini dalam keuangan global.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pendiri Binance

CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance
CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance

Dilansir dari Coinmarketcap, Changpeng Zhao adalah pendiri dan CEO Binance. Pada 2001, Zhao bergabung dengan Bloomberg sebagai kepala pengembangan perdagangan berjangka. Dia menghabiskan empat tahun dengan perusahaan dan kemudian bergabung dengan Fusion Systems sebagai mitra.

Sejak 2013, Changpeng Zhao telah aktif terlibat dengan teknologi blockchain dan cryptocurrency. Dia menjadi kepala pengembangan di Blockchain, dan pada 2015 dia mendirikan BijieTech. Pada 2017, Zhao secara resmi meluncurkan Binance, dan dia telah menjadi CEO perusahaan sejak saat itu.

He Yi adalah salah satu pendiri dan kepala pemasaran di Binance. Dia memulai karier  sebagai pembawa acara TV dan presenter di China Travel TV pada 2012. 

Kemudian, pada 2014, Yi mendirikan OKCoin, yang merupakan pertukaran fiat-ke-crypto terbesar di China pada saat itu. Pada 2017, ia bergabung dengan Changpeng Zhao, dan bersama-sama mereka menciptakan pertukaran kripto terbesar secara global, Binance.

Pengguna Pertukaran Kripto Binance Melonjak di Tengah Inflasi

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, salah satu pertukaran cryptocurrency terbesar di dunia, Binance melihat lonjakan klien karena meningkatnya inflasi dan dolar yang kuat secara historis yang telah menekan mata uang pasar berkembang.

Hal itu diungkapkan oleh seorang eksekutif Binance, Maximiliano Hinz kepada Reuters pada Rabu, 10 Agustus 2022 tanpa mengungkapkan angka. 

"Sekarang kami melihat inflasi meningkat di seluruh dunia, kami melihat semakin banyak orang mencari cryptocurrency, seperti bitcoin, sebagai cara untuk melindungi diri mereka dari inflasi,” kata Hinz, dikutip dari Channel News Asia, Senin (15/8/2022). 

Hinz menunjuk contoh Argentina, di mana inflasi tahunan mencapai 90 persen. Negara itu telah tumbuh menjadi salah satu pasar utama perusahaan, katanya, bersama dengan Brasil dan Meksiko.

Argentina melihat warga menuangkan tabungan ke dalam bitcoin tahun ini meskipun ada jatuhnya harga kripto.

Sementara El Salvador telah menjadi berita utama untuk mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, Hinz mengatakan negara-negara Amerika Latin lainnya belum meloloskan undang-undang cryptocurrency yang berarti, meskipun ia tidak selalu menganggap itu sebagai hal yang buruk bagi perusahaan.

"Regulasi adalah kerangka kerja, tetapi tidak selalu negatif ada sesuatu yang tidak diatur. Jika sesuatu tidak dilarang, maka itu legal,” ujar Hinz.

Di bawah Presiden Nayib Bukele, El Salvador telah membuat taruhan besar pada bitcoin, menjadikannya alat pembayaran yang sah dan membeli cryptocurrency senilai lebih dari USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun, yang telah kehilangan sekitar 50 persen nilainya di tengah aksi jual cryptocurrency yang lebih luas tahun ini.

Mantan Pejabat AS: Kripto Lebih Mirip Saham Internet Ketimbang Mata Uang

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, mantan Pejabat Pengawas Mata Uang AS selama Pemerintahan Trump, Brian Brooks mengungkapkan pandangannya tentang cryptocurrency. Ia menilai, kripto harus dilihat lebih seperti saham internet daripada mata uang. 

Kesalahpahaman terbesar seputar cryptocurrency adalah jika mereka tidak melakukan pekerjaan yang baik untuk menggantikan dolar AS,kripto gagal dalam misinya,” kata Brooks, dikutip dari CNBC, Senin, 8 Agustus 2022.

Sekarang Brooks adalah CEO penambangan bitcoin dan perusahaan teknologi kripto Bitfury Group. 

“Sebagian besar kripto adalah tentang mengganti sistem perbankan terpusat dengan jaringan yang memungkinkan kontrol pengguna versus kontrol bank. Namun, aset kripto yang memiliki harga lebih seperti saham internet,” ujar Brooks. 

Brooks memaparkan, investasi kripto lebih seperti bertaruh di saham Google. Eethereum atau Ripple atau apa pun yang mencoba menggantikan dolar AS, itu sama saja mencoba mengganti sistem transmisi nilai.

Seperti diketahui, seluruh pasar kripto telah merosot pada 2022, yang menyebabkan kekhawatiran akan “musim dingin kripto” lainnya. 

Beberapa perusahaan kripto dan teknologi dengan cepat membalikkan rencana perekrutan, sementara banyak, termasuk pertukaran terkemuka Coinbase, telah memberhentikan pekerja di tengah penurunan harga dan perdagangan kripto.

Hal Ini juga membuat banyak orang di industri memperkirakan akan ada ribuan token digital berpotensi runtuh, kekhawatiran yang hanya tumbuh setelah keruntuhan baru-baru ini dari apa yang disebut terra USD algoritmik stablecoin dan token digital Luna. 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya