Berikut Faktor Pendorong Harga Bitcoin Tembus Tertinggi Rp 447 Juta Sejak Juni 2022

Ada beberapa sentimen positif mendorong harga Bitcoin mencapai tertingginya pada 2023

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Apr 2023, 18:02 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2023, 18:02 WIB
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Bitcoin menembus level psikologis USD 30.000 atau setara Rp 447,4 juta (asumsi kurs Rp 14.915 per dolar AS) untuk pertama kalinya sejak 10 Juni 2022, melanjutkan reli sejak awal 2023 dan telah mengalami kenaikan lebih dari 80 persen. 

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengungkapkan ada beberapa sentimen positif mendorong harga tertingginya pada 2023 seperti tindakan beberapa negara yang telah mempertimbangkan alternatif penggunaan mata uang Dolar AS serta menjelang data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS bulan Maret yang akan dirilis pada Rabu waktu AS .

“Pasar aset kripto mulai bergerak naik pada Januari 2023 setelah melihat data tingkat inflasi Amerika Serikat yang mulai turun sejak akhir 2022. Melandainya inflasi ini memberikan harapan adanya kebijakan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve di 2023,” kata Panji dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (12/4/2023).

Panji menambahkan, Bitcoin kembali mendapatkan momentum pada akhir Maret menyusul krisis kesulitan likuiditas yang menerpa Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat, membuat investor mengalihkan aset mereka ke jenis aset lain seperti Bitcoin. 

Di sisi lain, baru-baru ini, beberapa negara yang tergabung dalam BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) juga tengah mempertimbangkan alternatif pengganti mata uang Dolar AS sebagai alat transaksi. 

Rencana lebih lanjut tentang pembentukan mata uang ini akan dibicarakan lebih detail pada KTT BRICS Agustus 2023 mendatang.

Dengan langkah aliansi BRICS yang akan meninggalkan Dolar AS akan mempengaruhi posisi Dolar AS di pasar internasional seperti penurunan permintaan dalam perdagangan internasional. 

Saat ini kelima negara BRICS menyumbang 31,5 persen PDB dunia, atau hampir sepertiga dari total GDP. Angka tersebut juga lebih tinggi negara G7 yang menyumbang 30,7 persen dari total PDB dunia.

“Penurunan nilai US dollar akan berdampak pada harga aset kripto, terutama Bitcoin yang memiliki korelasi yang cukup kuat. Ketika US Dollar menguat, maka harga Bitcoin relatif turun dan ketika nilai mata uang US Dollar menurun, maka harga Bitcoin cenderung menguat,” pungkas Panji.

Analisis Teknikal

Menurut analisis Panji, setelah tembus USS 30.000 atau setara Rp 447,4 juta maka harga terdekat resistance Bitcoin di target harga USD 30.700 atau setara Rp 457,9 juta untuk satu hari ke depan. 

Sementara dalam satu minggu ke depan hingga Minggu, 16 April 2023, Bitcoin diprediksi akan menguji harga di kisaran USD 32.500 atau setara Rp 484,8 juta untuk melanjutkan momentum bullish. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya