Investor Kripto Indonesia Tembus 17,25 Juta pada April 2023

Secara tahunan, terjadi kenaikan sekitar 3,52 juta orang atau 25,64 persen dari April 2022

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 17 Jun 2023, 17:33 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2023, 17:33 WIB
Investor Kripto Indonesia Tembus 17,25 Juta pada April 2023
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Data terbaru mengungkapkan jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 17,25 juta orang pada April 2023. Menurut laporan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), angka ini mengalami peningkatan sebesar 11.000 orang atau naik 0,64 persen dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 17,14 juta orang. 

Jika dilihat secara tahunan, terjadi kenaikan sekitar 3,52 juta orang atau 25,64 persen dari April 2022 yang mencatat 13,73 juta orang. Meskipun terjadi peningkatan yang signifikan, pertumbuhan jumlah investor kripto cenderung melambat. 

Pada April 2023, pertumbuhannya mencapai 7,52 persen, yang merupakan yang tertinggi dalam setahun terakhir. Namun, persentase penambahan investor bulanan terus menurun sejak Oktober 2022 hingga April 2023, bahkan tidak pernah mencapai angka di atas 1 persen. 

Hal ini juga sejalan dengan penurunan nilai transaksi kripto di Indonesia. Pada April 2023, nilai transaksi kripto mencapai Rp 10,77 triliun, mengalami penurunan sebesar 14,15 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai Rp 12,54 triliun. 

Jika dibandingkan dengan April 2022 yang mencapai Rp 36,91 triliun, terjadi penurunan sebesar 70,82 persen. 

Optimisme Industri Kripto di Indonesia

Meskipun tren penurunan nilai transaksi, Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko mengungkapkan, optimisme pada perkembangan aset kripto di 2023. Didid memproyeksikan meski secara perlahan, aset kripto akan bangkit. 

"Walaupun nilai transaksinya itu turun, tetapi pelanggannya jumlahnya meningkat. Ini menunjukkan bahwa peminat aset kripto ini memang mengalami peningkatan yang sangat luar biasa," kata Didid, dalam keterangan tertulis.

Saat kripto mengalami pasang surut, Bappebti terus bekerja keras dalam mengatur dan memperbaiki aturan terkait kripto. Menurut Didid, upaya ini akan menjadi modal ketika kripto kembali bangkit.

 

Minat Kripto Makin Tinggi

llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik
llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik

VP Corporate Communication Tokocrypto, Rieka Handayani, juga mengungkapkan optimisme terhadap perkembangan investasi aset kripto di Indonesia. Dia menekankan, pertumbuhan jumlah investor ini didorong oleh minat yang semakin tinggi dari masyarakat Indonesia terhadap aset kripto, serta adopsi yang lebih luas dari berbagai platform perdagangan kripto. 

"Kami optimis dengan perkembangan investasi aset kripto di Indonesia masih terus menunjukan angka yang positif. Target kami ingin terus meningkatkan jumlah transaksi atau volume trading dan jumlah investor dengan pemahaman yang cukup tentang dunia investasi kripto. Kami ingin menciptakan industri aset kripto dengan investor yang berkualitas di dalamnya," jelas Rieka. 

Dengan tren yang terus menunjukkan angka yang positif, prospek investasi aset kripto di Indonesia terus menjanjikan di masa depan. 

Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait semakin berupaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan pasar kripto, baik itu Bappebti dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nantinya. 

Ini termasuk dengan mengatur kebijakan yang mendukung dan melindungi para investor. Semua faktor ini memberikan keyakinan aset kripto memiliki potensi yang cerah di Indonesia sebagai salah satu pasar kripto yang berkembang pesat.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Volume Perdagangan Kripto Global Merosot pada Kuartal II 2023

Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik
Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik

Sebelumnya, volume perdagangan kripto telah mencapai posisi terendah tahunan di kuartal kedua 2023, karena banyak perusahaan mengurangi perdagangan, menurut data dari Kaiko.

Dilansir dari CoinDesk, Jumat (16/6/2023), volume harian rata-rata untuk kuartal kedua 2023 adalah USD 10 miliar atau setara Rp 149 triliun (asumsi kurs Rp 14.908 per dolar AS) untuk 10 token teratas tidak termasuk stablecoin, dibandingkan dengan volume harian rata-rata USD 18 miliar atau setara Rp 268,3 triliun pada kuartal pertama tahun ini.

Ini terjadi karena tindakan keras regulasi meningkat pada bulan lalu, mungkin mendorong pedagang dan pembuat pasar untuk mundur. Pekan lalu, Binance dan Coinbase, dua bursa cryptocurrency terbesar, menerima tuntutan hukum terhadap mereka dari Securities and Exchange Commission (SEC) AS.

Dalam hal pangsa pasar token individu dari volume perdagangan di kuartal dua, bitcoin telah kehilangan sekitar 20 poin persentase sejak puncaknya pada akhir Maret. 

Ether mengungguli bitcoin, mengambil peningkatan 5 poin persentase dalam pangsa volume. BNB Binance naik dari 2 persen volume menjadi lebih dari 7 persen dalam beberapa hari terakhir di tengah ketakutan regulasi Binance.

Tak hanya volume perdagangan yang menurun akibat ketatnya aturan dari regulator AS. Pasokan Bitcoin di bursa kripto telah merosot ke level terendah sejak Februari 2018, data dari perusahaan analitik on-chain Santiment menunjukkan.

Penurunan besar terjadi baru-baru ini setelah Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) menuduh bursa utama Binance dan Coinbase menawarkan sekuritas yang tidak terdaftar kepada pelanggan AS. Ada sebanyak 6,4 persen meninggalkan bursa dalam seminggu terakhir.

Pasokan terus turun sejak 2020 ketika mencapai puncaknya di kedalaman pasar beruang saat itu. Hal ini menunjukkan pedagang dan investor terus mengambil bitcoin mereka dari bursa demi hak asuh sendiri.

Bitcoin Rp 17,8 Miliar Berpindah Dompet Setelah 13 Tahun Tak Aktif

Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar
Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar

Sebelumnya, lebih dari USD 1,2 juta atau setara Rp 17,8 miliar (asumsi kurs Rp 14.908 per dolar AS) Bitcoin yang tidak bergerak selama lebih dari 13 tahun baru saja berpindah.

Dilansir dari Decrypt, Jumat (16/6/2023), pemilik Bitcoin dengan jumlah besar atau yang sering disebut paus baru saja mentransfer simpanan Bitcoinnya sebanyak 50 koin  ke dompet lain pada Kamis,15 Juni 2023 menurut data blockchain.

Koin-koin itu ditambang pada Juni 2010 dan tidak berpindah sejak saat itu. Banyak Bitcoin yang sebelumnya tidak tersentuh telah bergerak belakangan ini. Pada April, seorang pedagang yang tidak menyentuh koin mereka selama satu dekade memindahkan Bitcoin senilai USD 7,8 juta atau setara Rp 116,2 miliar ke dompet baru.

Hanya beberapa hari kemudian, investor jangka panjang lainnya memindahkan USD 11 juta atau setara Rp 163,9 miliar Bitcoin  setelah 11 tahun tidak aktif.

Bitcoin paus adalah investor yang menimbun cryptocurrency dalam jumlah besar, banyak di antaranya tidak menyentuhnya selama bertahun-tahun. Tidak jelas dari data blockchain apakah mereka individu, perusahaan, atau entitas lain.

Banyak investor yang melakukan ini karena dalam jangka panjang, Bitcoin terlepas dari volatilitasnya telah meningkat nilainya secara signifikan. Satu dekade yang lalu, aset tersebut dihargai di bawah USD 100 atau setara Rp 1,4 juta per koin.

Bitcoin sejauh ini masih naik hampir 25.000 persen dalam 10 tahun, menjadikan strategi penahanan jangka panjang sebagai pemenang bagi investor.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya