Liputan6.com, Jakarta Arbitrum adalah solusi penskalaan Lapisan 2 untuk blockchain Ethereum yang mendukung transaksi kontrak pintar yang cepat sekaligus mengurangi biaya transaksi. ARB Coin adalah kripto asli dari platform Arbitrum.
Dilansir dari Coinmarketcap, solusi Lapisan 2 dapat menskalakan blockchain dasar Lapisan 1 dengan mendelegasikan tugas komputasi yang kompleks, seperti pemrosesan transaksi dan penyimpanan data ke rantai kedua.
Singkatnya, blockchain Layer 2 mengeksekusi kontrak pintar, dan blockchain Layer 1 menyimpan datanya, jika pengguna ingin tahu lebih banyak tentang cara kerja mainnet. Misalnya, proyek DeFi seperti Sushiswap dan Aave menggunakan Arbitrum untuk menawarkan pertukaran yang efisien dengan biaya bahan bakar yang lebih rendah.
Advertisement
Cara Kerja Arbitrum
Solusi Lapisan 2 Abritrum menggunakan rollup blockchain untuk mencapai pemrosesan transaksi yang efisien. Rollup menggunakan arsitektur 2 lapis untuk memproses transaksi secara off-chain sebelum menyelesaikannya secara on-chain.
Keuntungannya adalah blockchain tidak perlu lagi memvalidasi transaksi terpisah blockchain dapat secara langsung mengonfirmasi kumpulan transaksi. Solusi penskalaan ini berbeda dari Layer 2 lainnya, seperti sidechains, karena rollup biasanya memperoleh keamanannya dari blockchain utama.
Apa Itu ARB Coin
Token Arbitrum, $ARB, adalah token kripto tata kelola asli yang kompatibel dengan ERC-20 untuk blockchain Arbitrum. Anda dapat menggunakan $ARB untuk mentransfer nilai, sebagai investasi, atau memberikan suara pada keputusan tata kelola.
Utilitas ARB Coin
Selain digunakan untuk mentransfer nilai pada blockchain Arbitrum, token $ARB memberi tempat di tabel tata kelola Arbitrum DAO. DAO mengambil keputusan penting mengenai cara kerja protokol, seperti bagaimana mereka harus mengalokasikan dana, investasi dalam ekosistem, dan bahkan perubahan teknis.
Jaringan mengambil keputusan ini melalui proposal di forum terbuka seperti Snapshot.org di mana pengguna dapat menghubungkan dompet mereka dan memberikan suara mereka.
Misalnya, proposal perbendaharaan menguraikan dengan tepat kapan dan mengapa tim membutuhkan dana dan keseluruhan rencana mereka. Kemudian, jika proposal tersebut lolos, kontrak pintar on-chain secara otomatis mengeksekusi transaksi yang diperlukan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.