Liputan6.com, Jakarta - Reku sebagai platform investasi dan jual-beli aset kripto mencatat peningkatan 60% kenaikan rata-rata volume transaksi perdagangan per pengguna.
Mengomentari hal ini, CO-CEO Reku, Jesse Choi mengatakan pencapaian ini menunjukkan Reku mampu tumbuh dengan signifikan bahkan di tengah tantangan seperti crypto dan tech winter.
Baca Juga
"Sejak didirikan pada 2018, Reku terus memperkuat posisi sebagai platform exchange crypto terdepan di Tanah Air. Reku juga aktif berinovasi dalam menumbuhkan industri kripto di Indonesia dan meningkatkan minat masyarakat,” kata Choi dalam siaran pers, dikutip Sabtu (27/1/2024).
Advertisement
Jesse memaparkan 60% pengguna Reku berasal dari luar kota besar. Selain itu, 50% pengguna Reku berusia di bawah 30 tahun. Ini mencerminkan mayoritas pengguna merupakan usia produktif.
“Sehingga, kami searah dalam momentum bonus demografi dan menuju Indonesia Emas 2045, dengan meningkatkan kompetensi generasi muda. Dalam hal ini melalui edukasi finansial dan investasi, serta adopsi investasi aset digital," ujar Jesse.
Rencana Ekspansi Reku
Jesse optimistis dengan hadirnya sentimen positif di industri kripto, seperti persetujuan ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat oleh SEC, akan membawa angin segar bagi industri kripto secara global dan nasional.
“Kami optimis minat dan kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto dapat semakin meningkat,” tambahnya.
Untuk rencana ke depannya, Jesse menegaskan Reku telah mempersiapkan peta jalan (road map) untuk mengembangkan inovasi dalam layanan dan fitur baru. Fokus Reku tetap sama, yaitu mengakomodasi kebutuhan investasi pengguna untuk berinvestasi dan mendiversifikasikan asetnya.
Rencana jangka panjang Reku adalah antara lain menumbuhkan industri fintech investasi di Indonesia. Reku juga akan mempererat sinergi bersama mitra strategis termasuk regulator dan asosiasi untuk mewujudkan rencana ini.
“Kami bertekad untuk meningkatkan cakupan masyarakat di Indonesia untuk dapat memanfaatkan layanan Reku,” pungkasnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Reku Optimistis Antusiasme Investor Kripto Masih Tinggi
Sebelumnya diberitakan, Chief Compliance Officer (CCO) Reku sekaligus Ketua Umum ASPAKRINDO-ABI, Robby mengungkapkan optimismenya terkait antusiasme investor terhadap kripto masih tinggi, walaupun Bitcoin sedang terkoreksi.
Robby menjelaskan, saat ini investor cenderung masih wait and see terhadap perkembangan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Dari sisi makroekonomi, inflasi di Amerika Serikat mengalami kenaikan pada level 3,4 persen, atau lebih tinggi 0,3% dari inflasi Desember 2023 lalu.
“Kenaikan ini di atas ekspektasi ekonom di angka 3,1%. Perkembangan yang di luar dugaan tersebut turut meningkatkan kewaspadaan para investor di instrumen berisiko tinggi seperti aset kripto,” kata Robby dalam Webinar: Bitcoin Spot ETF Disetujui, Bitcoin Maximalist Siap Pesta, Rabu malam, 17 Januari 2024.
Walau demikian, Robby menuturkan potensi pasar untuk kembali menghijau masih terbuka. Sehingga baiknya investor memantau kondisi pasar selagi melanjutkan berinvestasi.
ETF Bitcoin Spot Sebagai Game Changer
Terkait ETF Bitcoin Spot, Robby menuturkan merupakan game-changer dalam mendorong antusiasme investor. Menurutnya, ETF Bitcoin Spot membuka potensi masuknya investor tradisional ke pasar kripto melalui Bitcoin.
“Ini dapat mendorong aliran dana yang semakin besar, bukan hanya dari investor ritel, namun juga investor institusi,” jelas Robby.
Robby juga mengatakan dengan hadirnya ETF Bitcoin Spot dalam transaksi global, berharap pada 2024 akan ada peningkatan jumlah pengguna yang mungkin akan cukup signifikan.
Advertisement
SEC Setujui ETF Bitcoin Spot, Reku Optimistis Industri Kripto Makin Positif
Sebelumnya diberitakan, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) resmi menyetujui pengajuan ETF Bitcoin Spot dari 11 perusahaan. ETF Bitcoin Spot mulai diperdagangkan sejak 11 Januari 2024 waktu AS.
Terkait ini, CO-CEO Reku, Jesse Choi mengatakan momentum ini menandai tonggak sejarah baru di pasar keuangan global karena adopsi aset kripto telah terlegitimasi dalam sistem keuangan tradisional.
Jesse menambahkan, persetujuan ETF Bitcoin Spot juga membawa dampak positif bagi industri kripto, khususnya di Amerika Serikat. Ini semakin memudahkan akses berinvestasi bagi investor institusional dan ritel melalui ETF Bitcoin.
Antusiasme dan permintaan pasar dapat semakin mendorong aliran dana ke Bitcoin. Melansir Alliance Bernstein, diperkirakan jumlah investasi yang masuk ke pasar mencapai USD 10 miliar atau setara Rp 155,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.556 per dolar AS).
Keputusan SEC ini juga dapat berpotensi menarik perhatian lebih bagi industri keuangan tradisional di Indonesia terhadap Bitcoin.
"ETF Bitcoin Spot mencerminkan integrasi aset kripto di layanan keuangan tradisional. Ini dapat menjadi momentum untuk mengkaji potensi permintaan masyarakat serta relevansi Bitcoin sebagai instrumen investasi yang bisa diakses investor konvensional di Indonesia,” ujar Jesse.
Antusiasme di Indonesia
Terkait investor kripto di Indonesia, secara umum persetujuan ETF Bitcoin Spot mendapatkan antusiasme yang cukup besar. Berdasarkan diskusi Reku dengan para pengguna, mereka sangat antusias terhadap ETF Bitcoin. Fenomena ini juga diharapkan bisa semakin meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi kripto. Untuk menangkap peluang dan respon positif tersebut, Reku sebagai platform investasi dan jual-beli aset kripto juga terus mengembangkan berbagai fitur dan ruang lingkup baru untuk menggugah minat masyarakat. Selain itu, Reku terus berupaya menjaga kepercayaan pengguna dan masyarakat.
“Industri kripto di Indonesia masih memiliki tugas besar untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto. Dalam hal ini, Reku terus memperkuat posisi sebagai exchange yang transparan terhadap operasional kami,” tutur Jesse.
Ke depannya, Jesse mengatakan Reku akan terus optimis terhadap perkembangan industri kripto di Indonesia.
“Persetujuan ETF Bitcoin merupakan langkah awal dan kami optimis akan terdapat perkembangan industri lain yang akan semakin meningkatkan daya tarik aset kripto,” pungkas Jesse.
Advertisement