Analis:Perizinan ETF Ethereum Bakal Tertunda hingga Tahun Depan

Ketua SEC Gary Gensler menahan diri untuk tidak mengklarifikasi apakah ETH adalah suatu sekuritas.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Mei 2024, 17:10 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2024, 17:10 WIB
Analis:Perizinan ETF Ethereum Bakal Tertunda hingga Tahun Depan
Pemilu AS yang akan datang pada November juga menjadi faktor yang menentukan izin ETF ethereum. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Analis senior Bloomberg yang berspesialisasi dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), Eric Balchunas, memperkirakan dana yang diperdagangkan di bursa spot Ethereum (ETF) di Amerika Serikat kemungkinan tidak akan muncul 2024.

Mengutip news.bitcoin.com, Senin (13/5/2024) Balchunas mengungkapkan ia skeptis terhadap prospek persetujuan ETF spot ether pada batas waktu 23 Mei 2024, karena terbatasnya keterlibatan antara SEC dan penerbit potensial.

Selain itu, status peraturan ETH yang tidak pasti dan penyelidikan SEC terhadap Ethereum Foundation memperumit situasi. Dokumen pengadilan baru-baru ini mengungkapkan bahwa SEC sedang menyelidiki Ethereum sebagai potensi sekuritas.

Ketua SEC Gary Gensler menahan diri untuk tidak mengklarifikasi apakah ETH adalah suatu sekuritas, bahkan ketika 48 anggota parlemen menanyakannya.

Setelah secara konsisten menolak permohonan ETF bitcoin spot, SEC menghadapi tantangan hukum dari Grayscale pada tahun 2022. Badan tersebut kemudian menyetujui 11 ETF bitcoin spot pada bulan Januari.

Namun, Balchunas meragukan strategi ini akan berhasil untuk ETF ethereum, mengingat bahwa Grayscale kemungkinan tidak akan menuntut SEC atas Ethereum, dan emiten potensial lainnya enggan untuk terlibat dalam perselisihan hukum dengan regulator.

"Tak satu pun dari perusahaan-perusahaan lain ini yang ingin membuat marah SEC. Grayscale unik karena mereka bukanlah penerbit ETF yang besar. Perusahaan-perusahaan lainnya sedang menghadapi masalah lain, dan mereka lebih takut. Tidak ada orang lain yang akan mengambil tindakan," kata Balchghunas.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Pemilu AS 2024 Bakal jadi Faktor Penentu

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Pemilu AS yang akan datang pada November juga menjadi faktor yang menentukan hal ini.

Jika mantan Presiden Donald Trump mendapatkan masa jabatan kedua Presiden AS, ada kemungkinan besar terjadi perubahan kepemimpinan di SEC, yang berpotensi menghasilkan ketua yang lebih ramah terhadap kripto menggantikan Gary Gensler.

Hasil pemilu ini dapat secara signifikan mempengaruhi keputusan peraturan mengenai mata uang kripto. Dengan asumsi Presiden baru mulai menjabat pada bulan April atau Mei, dan pengajuan segera diserahkan setelahnya, batas waktu persetujuan atau penolakan bisa jadi sekitar bulan Desember 2025.

"Kalau ada presiden baru, ajukan lagi… Mungkin disetujui. Atau Anda menuntut. Apa pun yang terjadi, hal itu akan memakan waktu satu tahun lagi untuk diselesaikan," kata Balchunas.

Menakar Peluang Investor Kripto di Tengah Prediksi Harga Bitcoin Setelah Halving

Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)

Sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan sudah halving pada 20 April 2024 lalu. Sementara itu, biaya untuk menambang Bitcoin justru mengalami kenaikan signifikan.

Data macromicro.me mencatat biaya rata-rata untuk menambang satu Bitcoin dalam beberapa hari pasca halving 20 April berada di kisaran angka USD 90 ribu atau sekitar Rp 1,5 miliar. Selanjutnya melansir data Asic Miner Value menunjukkan tren yang sama meskipun dengan tingkat biaya operasional yang lebih rendah.

“Biaya menambang yang lebih tinggi dari harga pasar Bitcoin tersebut menunjukkan tingginya optimisme para miner yang terus menambang Bitcoin terlepas dari berkurangnya reward pasca halving," ujar Crypto Researcher Reku, Fahmi Almuttaqin, dalam keterangannya, Minggu (12/5/2024).

Sementara itu, data Asic Miner Value menunjukkan bahwa alat hardware untuk menambang Bitcoin keluaran terbaru, dengan biaya listrik USD 0,12/KWh- kompak menunjukkan profitabilitas yang negatif. Fahmi menilai, masih relatif terjaganya hash rate atau kekuatan komputer yang menambang Bitcoin di situasi yang seperti ini turut menggambarkan resiliensi para miner. Ini disebut dapat berimbas pada optimisme pasar terhadap kekuatan keamanan blockchain Bitcoin.

 

Tren Positif

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

“Dengan harga Bitcoin yang secara historis selalu mengikuti pola pergerakan average mining cost dalam jangka waktu yang sedikit lebih lama, maka data-data ini tentu dapat memberikan optimisme terhadap arah harga Bitcoin ke depan," tuturnya.

Dia mengatakan, apabila tren yang ada berlanjut dan average mining cost akan bertahan di level USDZ 100 ribu pada hari-hari setelah ini, artinya terbuka kemungkinan harga pasar Bitcoin untuk melampaui angka tersebut dalam beberapa bulan ke depan.

Situasi tersebut tentu menjadi sebuah momentum menarik khususnya bagi investor pemula yang baru ingin mulai mengeksplorasi aset kripto.

“Tren positif yang ditunjukkan oleh Bitcoin dalam jangka menengah ke panjang dengan optimisme para miner tersebut dapat turut mendukung rally pasar kripto secara umum, mengingat saat ini Bitcoin adalah aset kripto terbesar yang pergerakan harganya seringkali dijadikan acuan para investor untuk menilai aset kripto lain,” ujarnya.Manfaatkan Momentum

Momentum Bitcoin

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Fahmi melanjutkan, investor dapat memanfaatkan momentum Bitcoin yang ada saat ini di mana optimisme para penambang terhadap nilai Bitcoin ke depan relatif cukup tinggi.

“Investor dapat memahami perkembangan dan nature dari data tersebut untuk memetakan momentum, bukan hanya dari narasi atau review positif. Misalnya seperti situasi saat ini dengan mining cost yang lebih tinggi dari harga Bitcoin di pasar, mengindikasikan tren bullish.

Meskipun harga Bitcoin baru akan berpotensi terapresiasi signifikan dalam 6 bulan ke depan, setidaknya mempersiapkan investasi di periode tersebut akan jauh lebih mudah dibandingkan ketika periode pasar bearish,” ujar Fahmi.

Selanjutnya, investor perlu melakukan evaluasi strategi investasi secara berkala dengan memantau efektivitas dan akurasi dari strategi yang dijalankan. Investor juga bisa memanfaatkan fitur Investment Insight di Reku untuk memudahkan dalam memonitor performa tersebut.

“Investment Insight Reku menjadi fitur yang dapat memudahkan investor dalam memantau rangkuman performa portofolio investasi. Fitur tersebut menyajikan detail alokasi di setiap aset, holding period, harga rata-rata pembelian, hingga kalender untung dan rugi tanpa investor perlu mencatat secara manual,” ujarnya.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya