Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu, harga Bitcoin (BTC) sempat turun di bawah USD 59.000 atau setara Rp 966,4 miliar (asumsi kurs Rp 16.379 per dolar AS), menandai penurunan mingguan terburuk kedua di pasar kripto tahun ini.
Namun, pada akhirnya BTC berhasil rebound dengan naik lebih dari 6,00% dalam periode 28 Juni hingga 1 Juli, dari angka USD 60.000 menjadi USD 63.800 untuk pertama kalinya dalam sepekan terakhir.
Baca Juga
Penurunan sebelumnya sebagian besar disebabkan oleh ketakutan yang ditimbulkan oleh transaksi penjualan BTC pemerintah Jerman dan kekhawatiran tentang kreditor Mt. Gox yang menjual Bitcoin dalam jumlah besar selama proses pengembalian aset dari Mt. Gox yang akan dimulai pada bulan ini.
Advertisement
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan perdagangan ETF Bitcoin spot pekan lalu, terjadi arus keluar sebesar USD 174,5 juta pada 24 Juli. Namun, dalam empat hari perdagangan berikutnya, dari 25 Juni hingga 28 Juni, terjadi inflow sebesar USD 137,2 juta.
"Selain itu, meningkatnya ketidakstabilan di pasar tradisional telah menarik masuknya pemain baru yang signifikan ke dalam ekosistem Bitcoin, sehingga memperkuat kepercayaan investor,” kata Panji dalam analisis yang diterima Liputan6.com, Rabu (3/7/2024).
Dari sisi yang lebih positif, Panji menuturkan, manajer investasi VanEck sangat yakin situasi untuk kripto di AS pasti akan membaik dengan disetujuinya ETF Bitcoin dan Ethereum dalam 6 bulan terakhir sehingga mereka telah mengizinkan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Solana pada 27 Juni 2024.
Sentimen Pekan Ini
Panji menuturkan, pasar sedang antisipasi terhadap dimulainya perdagangan produk exchange-traded fund (ETF) Ethereum spot di Amerika Serikat yang awalnya diprediksi dimulai 4 Juli mengalami kendala. Informasi terbaru menunjukkan peluncuran ini mungkin akan tertunda hingga pekan kedua bulan Juli, setelah 8 Juli.
"Perdagangan ETF spot Ethereum yang akan datang di Amerika Serikat diperkirakan akan memicu gelombang sentimen bullish. Dengan miliaran dolar yang siap memasuki ekosistem Ethereum dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Panji.
Sementara dari sisi makroekonomi, Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan memberikan komentar pada konferensi Bank Sentral Eropa diikuti dengan rilis risalah pertemuan The Fed bulan Juni. Hal ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana para bankir sentral memandang inflasi, suku bunga, dan perekonomian.
“Selain itu, data akan dirilis pada hari Jumat, dan laporan ini akan dirilis secara ketat oleh The Fed untuk mengukur kesehatan perekonomian secara keseluruhan," tutur dia.
Para pengambil kebijakan bank sentral mengatakan dengan membaiknya inflasi, penting untuk terus memperhatikan lapangan kerja.
Peningkatan pertambangan yang tidak terduga dapat mendorong The Federal Reserve (the Fed) untuk bertindak lebih agresif dalam menurunkan suku bunga, yang pertama diperkirakan akan dilakukan pada September.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Analis Ungkap Penyebab Harga Bitcoin Anjlok dari Kisaran Rp 984,6 Juta
Sebelumnya, analis onchain Bitcoin (BTC) terkemuka, Willy Woo mengungkapkan penurunan harga mata uang kripto teratas itu ke kisaran USD 58.000 (Rp 951,8 juta) didorong oleh spekulan yang terus membuka posisi pembelian baru.
Dikutip dari News.bitcoin.com, Kamis (27/6/2024) Willy Woo berpendapat para spekulan ini berkontribusi pada lebih banyak bahan bakar untuk lebih banyak likuidasi dalam tekanan jangka panjang, yang pada akhirnya menyebabkan BTC turun di bawah kisaran USD 60.000 (Rp 984,6 juta).
Dalam sebuah postingan di platform media sosial X, Willy Woo juga mengaitkan sebagian tekanan tersebut dengan para penambang bitcoin yang menyesuaikan diri dengan kenyataan pasca-halving.
"Penambang melakukan penjualan BTC untuk membayar peningkatan perangkat keras karena perangkat keras lama tidak lagi menguntungkan. Penambang terlemah menutup tokonya dan dilikuidasi,” beber Willy Woo.
Untuk menutupi kekurangan pendapatan, para penambang telah menjual lebih banyak BTC ke pasar dibandingkan sebelum halving, ungkapnya.
Namun, dalam postingannya pada 24 Juni 2024, Willy Woo menggambarkan hal ini sebagai pemusnahan penambang yang lemah, yang menurutnya akan diikuti oleh kenaikan harga.
Untuk mendukung prediksinya tentang rebound BTC, Willy Woo membagikan grafik yang menurut dia menunjukkan pembalikan.
Namun, analis onchain tersebut juga memperingatkan bahwa meskipun prediksi ini berhasil, BTC masih perlu menghilangkan open interest berjangka dalam sistem sebelum harga dapat naik lagi.
Bagaimana Harga Bitcoin Hari Ini 3 Juli 2024?
Sebelumnya, harga Bitcoin dan sejumlah kripto teratas terpantau alami pergerakan yang seragam pada Rabu (3/7/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 1,29 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 0,53 persen sepekan.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 61.547 atau setara Rp 1,01 miliar (asumsi kurs Rp 16.389 per dolar AS).
Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 0,57 persen sehari terakhir, tetapi masih menguat 0,84 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 56 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,40 persen dan 0,35 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,48 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona hijau. ADA naik 3,76 persen dalam 24 jam terakhir dan 6,71 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 6.848 per koin.
Advertisement
Harga Solana
Adapun Solana (SOL) kembali pulih. SOL naik 5,16 persen dalam sehari dan 12,85 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,52 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona hijau. XRP naik 1,56 persen dalam 24 jam dan 1,88 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 7.934 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali perkasa. Dalam satu hari terakhir DOGE terbang 1,23 persen, tetapi masih melemah 0,75 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.046 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,3 triliun atau setara Rp 37.690 triliun, turun sekitar 0,52 persen dalam sehari terakhir.