Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah mengumumkan pembentukan Unit Siber dan Teknologi Baru (CETU) untuk memerangi pelanggaran terkait siber dan melindungi investor ritel dalam lanskap digital yang terus berkembang.
Unit baru tersebut, yang dipimpin oleh Laura D'Allaird, menggantikan Unit Aset Kripto dan Siber dan terdiri dari sekitar 30 spesialis penipuan dan pengacara dari beberapa kantor SEC.
Advertisement
Baca Juga
Pejabat Ketua SEC Mark T. Uyeda menyoroti pentingnya peran CETU dalam memperkuat penegakan hukum sekaligus memungkinkan inovasi untuk berkembang.
Advertisement
Di bawah kepemimpinan Laura, unit baru ini akan melengkapi pekerjaan Satgas Kripto yang dipimpin oleh Komisaris Hester Peirce. Yang terpenting, unit baru ini juga akan memungkinkan SEC untuk mengerahkan sumber daya penegakan hukum secara bijaksana.
"Unit ini tidak hanya akan melindungi investor tetapi juga akan memfasilitasi pembentukan modal dan efisiensi pasar dengan membuka jalan bagi inovasi untuk tumbuh," kata Uyeda dikutip dari laman Bitcoin.com.
Kata Uyeda, unit ini akan membasmi mereka yang berusaha menyalahgunakan inovasi untuk merugikan investor dan mengurangi kepercayaan pada teknologi baru.
Fokus Kejahatan Siber Termasuk di Industri Kripto
CETU akan fokus pada berbagai area prioritas, termasuk penipuan yang melibatkan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, serangan siber yang bertujuan untuk memperoleh informasi nonpublik, dan penipuan yang dilakukan melalui media sosial, web gelap, atau situs web palsu.
Unit ini juga akan menargetkan skema blockchain dan aset kripto yang curang, pengambilalihan akun pialang ritel yang tidak sah, dan kegagalan kepatuhan terkait dengan peraturan keamanan siber. Selain itu, CETU akan memantau penerbit publik untuk pengungkapan yang menyesatkan tentang risiko keamanan siber.
Pendekatan SEC terhadap regulasi mata uang kripto telah bergeser sejak kepergian Gary Gensler, dengan sikap yang lebih ramah terhadap kripto muncul di bawah kepemimpinan Uyeda.
Satgas Khusus
Ketua Sementara telah mengambil langkah-langkah untuk mendorong inovasi dalam industri kripto, termasuk pembentukan Satgas Kripto khusus yang dipimpin oleh Komisaris Peirce.
Satgas tersebut baru-baru ini menguraikan 10 prioritas yang ditujukan untuk memberikan panduan regulasi yang lebih jelas dan mempromosikan pertumbuhan kripto yang bertanggung jawab.
Pendekatan ini sejalan dengan visi Trump yang lebih luas untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai pemimpin global dalam mata uang kripto, yang sangat kontras dengan kebijakan restriktif di bawah jabatan Gensler.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penipuan Kripto Naik 24 Persen Setiap Tahun Sejak 2020
Meningkatnya penipuan "pig butchering" dan pemakaian kecerdasan buatan generatif atau artificial intelligence (AI) kemungkinan besar mengangkat pendapatan penipuan kripto ke rekor tertinggi pada 2024.
Hal itu berdasarkan perusahaan analisis blockchain Chainalysis, dikutip dari Channel News Asia, ditulis Senin (17/2/2025).
Pendapatan dari penipuan pig butchering di mana pelaku menjalin hubungan dengan individu dan meyakinkannya untuk berpartisipasi dalam skema penipuan, naik hampir 40 persen pada 2024 dari tahun sebelumnya, demikian prediksi Perseroan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Kamis pekan lalu.
Pendapatan dari penipuan kripto pada 2024 sekitar USD 9,9 miliar atau sekitar Rp 160,66 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.228), meski angka itu dapat naik ke rekor tertinggi USD 12,4 miliar atau sekitar Rp 201,28 triliun setelah lebih banyak data tersedia.
"Penipuan dan penipuan kripto terus meningkat seiring kecanggihan (teknologi-red)," ujar peneliti Chainalysis.
Perusahaan menunjuk ke pasar yang mendukung operasi pig butchering dan pemakaian GenAI sebagai faktor yang membuatnya lebih mudah dan murah bagi penipu untuk memperluas operasi. "Memang teknologi GenAI berpotensi meningkatkan skala penipuan kripto secara eksponensial,” ujar Chainalysis.
Perusahaan yang melacak data transaksi yang tersedia untuk umum di blockchain untuk identifikasi pendapatan penipuan itu menuturkan, aktivitas penipuan kripto rata-rata tumbuh 24 persen setiap tahun sejak 2020.
Kripto termasuk bitcoin telah melonjak dalam harga dan popularitas selama beberapa tahun terakhir. Hal ini seiring investor mengejar keuntungan besar dan minat terhadap teknologi blockchain melonjak.
Advertisement
ATM Kripto Titik Rawan Penipuan
Sektor kripto telah melonjak signifikan sejak kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pemilihan umum pada November. Kenaikan sektor kripto itu seiring harapan lingkungan regulasi yang lebih longgar.
Selain itu, menurut Chainalysis, penipuan lain yang sangat menguntungkan termasuk penguras kripto. Hal ini di mana penipu menyamar sebagai proyek blockchain dan mengambil alih dompet korban kripto, dan penipuan investasi hasil tinggi yang menjanjikan keuntungan besar.
Pada Januari 2024, seorang penguras kripto menyamar sebagai the US Securities and Exchange Commission atau Komisi Sekuritas dan Bursa AS setelah akun X regulator dibobol.
Menurut Chainalysis, ATM kripto juga menjadi titik rawan utama penipuan dengan pelaku sering kali menyamar sebagai pejabat pemerintah atau agen layanan pelanggan untuk meyakinkan korban agar menyetor uang tunai ke ATM.
