Tipu Investor dan Cuci Uang, Bos AML Bitcoin Terancam Hukuman Penjara 20 Tahun

Putusan tersebut mengikuti persidangan selama lima minggu terkait penipuan terhadap investor.

oleh Natasha Khairunisa Amani Diperbarui 18 Mar 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2025, 06:00 WIB
Investor dan Cuci Uang, Bos AML Bitcoin Terancam Hukuman Penjara 20 Tahun
Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Juri federal di San Francisco, Amerika Serikat mengadili Rowland Marcus Andrade, pendiri dan CEO di balik AML Bitcoin, atas penipuan transfer kripto dan pencucian uang.

Andrade akan dijatuhi hukuman pada 22 Juli 2025, di mana ia menghadapi hukuman hingga 20 tahun penjara atas tindak pidana penipuan dan 10 tahun karena pencucian uang, beserta penyitaan aset yang terkait dengan kejahatannya.

Mengutip News.bitcoin.com, Senin (17/3/2025) putusan tersebut mengikuti persidangan selama lima minggu di hadapan Ketua Hakim Distrik AS Richard Seeborg, di mana jaksa mengatakan Andrade menyesatkan investor tentang pengembangan mata uang kripto, hingga potensi transaksi bisnis.

Menurut bukti yang diajukan di persidangan, pria asal negara bagian Texas itu mengalihkan uang tunai senilai lebih dari USD 2 juta dari penjualan AML Bitcoin untuk pengeluaran pribadi, termasuk membeli dua properti di Texas dan dua kendaraan mewah.

Jaksa juga menyebut, Andrade mencuci dana investor melalui berbagai rekening bank sebelum menggunakannya untuk membiayai pembeliannya. 

"Marcus Andrade menyesatkan investor, memanipulasi kepercayaan, dan mengeksploitasi janji inovasi untuk keuntungan pribadi," kata  Agen Khusus FBI yang Bertanggung Jawab, Sanjay Virmani.

Pengadilan juga mengungkapkan, Andrade secara keliru mengklaim AML Bitcoin hampir disetujui untuk digunakan oleh Otoritas Terusan Panama, meskipun tidak ada perjanjian semacam itu.

"Melalui pernyataan yang keliru ini, ia meraup jutaan dolar AS dari para investor," terang jaksa.

Agen Khusus Penanggung Jawab Kantor Lapangan Oakland Investigasi Kriminal IRS, Linda Nguyen menuturkan, Andrade memikat dan menipu korban agar menginvestasikan uang hasil jerih payah mereka ke dalam kripto dengan fitur-fitur yang dibuat-buat.

Nguyen lebih lanjut mengkritik pelanggaran yang dilakukan Andrade.

"Namun, tidak ada yang lebih maju dari skema ini. Rowland Marcus Andrade mencuri uang dari orang-orang yang tidak bersalah dan menggunakannya untuk menambah kekayaan pribadinya," ujarnya. 

"Penipu sering kali menggembar-gemborkan teknologi baru dan inovatif untuk mengumpulkan uang dari para investor. Namun, mengumpulkan uang melalui kebohongan dan pernyataan yang keliru bukanlah hal baru atau inovatif. Itu melanggar hukum, sesederhana itu," imbuh Penjabat Jaksa AS, Patrick D. Robbins.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Promosi 1

Sindikat Kriminal ASEAN Gunakan Kripto untuk Pencucian Uang dan Penipuan

Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) merilis laporan terbaru yang mengungkap bagaimana sindikat kriminal di Asia Tenggara semakin mengandalkan mata uang kripto dan kecerdasan buatan (AI) generatif untuk menjalankan kejahatan yang lebih canggih.

Perwakilan Regional UNODC untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Masood Karimipour, menjelaskan bahwa sindikat kriminal di wilayah ini menggunakan kripto untuk menyamarkan aktivitas ilegal mereka.

Strategi ini membuat pendeteksian kejahatan seperti penipuan, pencucian uang, perbankan gelap, dan penipuan daring menjadi semakin sulit.

Menurut laporan UNODC, pada tahun lalu, kelompok-kelompok kriminal terorganisasi ini menyebabkan kerugian finansial hingga USD 37 miliar atau setara Rp 578,3 triliun (kurs Rp 15.631 per USD).

 

Peran Kripto dan Platform Tidak Teratur

Ilustrasi crypto, kripto atau perdagangan kripto. Foto: Freepik
Ilustrasi crypto, kripto atau perdagangan kripto. Foto: Freepik... Selengkapnya

UNODC mengungkap bahwa ekosistem keuangan gelap di kawasan Asia Tenggara, seperti kasino tidak teregulasi, platform perjudian daring ilegal, dan mata uang kripto, menjadi bagian dari infrastruktur yang dimanfaatkan sindikat kriminal.

"Munculnya penyedia layanan aset virtual (VASP) berisiko tinggi tanpa pengawasan menjadi kendaraan baru yang mendukung aktivitas kriminal ini," ungkap laporan tersebut.

VASP ini melayani industri kriminal tanpa akuntabilitas yang memadai.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya