Sukses

Rusia Rancang Stablecoin Sendiri Usai Dompet USDT Diblokir

Stablecoin seperti USDT yang dipatok ke dolar AS telah banyak digunakan untuk memudahkan pertukaran antara kripto dan uang tunai, terutama di tengah sanksi Barat yang membuat perusahaan Rusia kesulitan melakukan transaksi internasional.

Diterbitkan 19 April 2025, 13:31 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Jakarta - Rusia sedang mempertimbangkan untuk membuat stablecoin versinya sendiri yaitu mata uang kripto yang nilainya stabil karena didukung oleh mata uang nyata setelah beberapa dompet stablecoin USDT yang terkait dengan Rusia diblokir.

Melansir Bitcoin.com, Sabtu (19/4/2025), langkah ini diusulkan oleh, Wakil Kepala Departemen Kebijakan Keuangan di Kementerian Keuangan Rusia, Osman Kabaloev. Menurutnya, Stablecoin seperti USDT yang dipatok ke dolar AS telah banyak digunakan untuk memudahkan pertukaran antara kripto dan uang tunai, terutama di tengah sanksi Barat yang membuat perusahaan Rusia kesulitan melakukan transaksi internasional.

Osman Kabaloev menekankan perlunya alat internal yang mirip dengan USDT. Pemblokiran terbaru ini berdampak besar. Garantex, salah satu bursa kripto yang berbasis di Rusia, melaporkan bahwa perusahaan stablecoin Tether telah memblokir dompet-dompet di platform mereka dengan total saldo lebih dari USD 30,12 juta.

Akibatnya, operasi Garantex harus dihentikan setelah Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan itu. Meski ada larangan dari Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina, terkait penggunaan mata uang kripto untuk pembayaran di dalam negeri, ia tetap mengakui bahwa sejumlah perusahaan Rusia kini aktif mencoba transaksi internasional menggunakan aset kripto.

Langkah membuat stablecoin nasional ini dianggap sebagai solusi jangka panjang agar Rusia tidak terus bergantung pada sistem keuangan luar negeri yang rawan sanksi dan pembatasan. Dengan stablecoin lokal, Rusia berharap tetap bisa menjaga kelancaran transaksi internasional meski dalam tekanan geopolitik yang tinggi.

Langkah Kripto Rusia

Layanan Pajak Federal Rusia (FNS) mengumumkan pada 3 Februari individu dan bisnis yang terlibat dalam penambangan aset digital kini dapat melaporkan penghasilan mereka melalui akun pribadi.

Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (7/2/2025), kebijakan ini sesuai dengan Undang-Undang Federal No. 259-FZ, yang mengatur legalitas penambangan kripto serta sistem perpajakannya di Rusia.Penambang kripto diwajibkan melaporkan jumlah mata uang digital yang mereka tambang paling lambat tanggal 20 setiap bulan setelah aset tersebut dihasilkan.

Pajak yang dikenakan pun bersifat progresif, di mana pendapatan hingga USD 23.976 dikenakan tarif 13%, sementara jumlah di atas itu dikenakan pajak 15%. Pemerintah menegaskan sistem ini akan meningkatkan transparansi dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.

 

2 dari 3 halaman

The Fed Isyaratkan Regulasi Kripto yang Lebih Ramah, Fokus pada Stablecoin

Sebelumnya, pada 16 April, dalam sebuah pertemuan di Chicago Economic Club, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan kemungkinan adanya pelonggaran aturan terhadap aset kripto, khususnya yang terkait dengan sektor perbankan.

Melansir Coinmarketcap, Jumat (18/4/2025), dalam pidatonya, Powell menyoroti pentingnya menciptakan kerangka hukum untuk stablecoin, sambil tetap menjaga keseimbangan antara inovasi dan keamanan sistem keuangan.

Relaksasi aturan kripto ini diyakini dapat meningkatkan partisipasi pasar serta memberikan kejelasan regulasi bagi pelaku industri. Penekanan pada stablecoin menunjukkan bahwa regulator kini mulai melihat aset ini sebagai bagian penting dari sistem keuangan digital masa depan.

“Relaksasi aturan kripto dapat meningkatkan keterlibatan pasar dan kejelasan regulasi. Penekanan pada stablecoin mengindikasikan meningkatnya minat terhadap kerangka hukum yang melindungi konsumen dan memastikan transparansi,” kata Powell.

3 dari 3 halaman

Stablecoin Jadi Pusat Perhatian

Powell menjelaskan pengaturan stablecoin membutuhkan perhatian khusus dari legislator karena potensi penggunaannya yang semakin luas. Ia juga menyampaikan bahwa kejelasan hukum dibutuhkan agar inovasi bisa terus berkembang tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi atau keamanan konsumen.

Penyesuaian regulasi mata uang kripto yang diusulkan Powell bertujuan untuk mendorong inovasi tanpa mengorbankan stabilitas atau mengekspos konsumen pada risiko.

Komentar Powell ini memicu reaksi dari berbagai pihak. Sebagian besar komunitas kripto menyambut positif arah regulasi yang lebih jelas, tetapi ada pula kekhawatiran terhadap kemungkinan regulasi yang berlebihan. Meski begitu, Powell menegaskan dukungannya terhadap upaya legislatif yang sedang berlangsung.

Powell memuji upaya legislatif pada stablecoin, menggarisbawahi potensi daya tarik produk yang luas di bawah struktur yang memastikan perlindungan konsumen.

Produksi Liputan6.com