Liputan6.com, Jakarta - Jessica Ruiz, merias wajah kliennya dengan cara tak biasa. Karena dirinya merupakan seorang penyandang disabilitas yang tangannya tak sempurna, Ruiz mendadani klien dengan menggunakan mulutnya.
Ya, kondisi disabilitas Ruiz tak menyurutkan langkahnya untuk menjadi seorang make up artist. Lipstik, eye shadow, dan eye liner, Ruiz aplikasikan dengan kuas yang terjepit di antara kedua bibirnya. Sebab, dia tidak dapat menggerakkan kedua tangan dengan leluasa.
Ruiz memang memiliki tangan lengkap, namun dia menyandang arthrogryposis, sebuah kondisi yang menyebabkan seseorang tidak dapat memfungsikan kedua lengannya secara normal.
Advertisement
Dilansir Yahoo! Beauty, Ruiz melakukan hampir segala sesuatu dengan mulutnya, mulai dari menulis, memasak, hingga mengambil benda-benda. Hal ini sempat membuatnya merasa tidak percaya diri.
Saat remaja, Ruiz mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari teman-teman sekolahnya. Dia kerap diejek karena kondisi tangannya yang lumpuh itu.
Namun, make up telah mengubah kehidupan Ruiz. Dia mencoba-coba memakai make up untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Ketika Ruiz muncul dengan make up, beberapa orang yang sering mengejeknya memberikan komentar positif.
"Wow, kamu terlihat cantik," kata mereka. Ejekan yang diterima Ruiz tak lantas berhenti di situ. Namun, Ruiz telah menemukan sumber kepercayaan dirinya di tengah kondisinya sebagai seorang disabilitas.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sempat Ditolak Sekolah Make Up
Saat duduk di kelas 10, salah satu teman Ruiz meminta dirias untuk pesta dansa sekolah. Ruiz pun setuju untuk mendandani temannya itu.
Rupanya hasil riasan Ruiz sangat memuaskan hingga ibu temannya mengucapkan terima kasih. Dari sana niat Ruiz untuk menjadi seorang make up artist timbul.
Sayangnya cita-cita Ruiz harus mengalami hambatan. Setiap sekolah makeup yang dia tuju menolak mentah-mentah. Menurut mereka cara Ruiz memegang peralatan make up tidak higienis. Selain itu, klien pasti keberatan jika Ruiz berdiri terlalu dekat dengan klien.
"Ini membuat saya merasakan depresi terdalam dalam hidup. Di usia 18 tahun Anda masih mencoba untuk menemukan diri. Memiliki mimpi dan gairah lalu seseorang menghancurkannya seperti itu benar-benar menyayat hati," cerita Ruiz.
Lalu, Ruiz pun beralih ke YouTube. Dia belajar seluruh keterampilan merias lewat video-video tutorial yang ditemukannya.
"Saya menyebutnya YouTube University," kata Ruiz.
Setelah cukup mahir, Ruiz mulai menerima permintaan merias. Awalnya dia tak memungut bayaran. Tetapi setelah namanya mulai dikenal, Ruiz pun mulai mendapatkan penghasilan. Lambat laun, Ruiz bahkan bisa bekerja untuk sebuah peragaan busana.
Walaupun begitu tak berarti karir Ruiz kini mulus tanpa kerikil tajam. Masih ada saja orang yang mengkritik caranya merias wajah. Namun kini ada banyak orang yang mengakui kemampuannya.
Â
Reporter : Tantri Setyorini
Sumber : Merdeka
Advertisement